Kotabumi (Lampost.co) — Dana yang dikelola Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Kalibalangan, Kecamatan Abung Selatan hanya menyisakan Rp700 ribu dari total keseluruhan dana yang dimasukkan awal Rp120 juta.
Kondis itu menimbulkan tanda tanya, pasalnya seratusan juta yang berasal dari anggaran pemerintah desa (pemdes) itu entah kemana. Padahal Bumdes sudah menjalankan sejumlah unit usaha 2017, eperti jual-beli gas elpiji 3 kg (melon), sembako hingga simpan pinjam.
Salah satu warga yang enggan disebutkan namanya mempertanyakan keberadaan aset dan modal yang dikucurkan pemerintah desa. Sebab, sampai dengan saat ini tidak diketahui secara pasti. “Informasinya itu banyak usaha pada awalnya, tapi makin kesini itu yang tak jelas,” ujar sumber ini, Senin, 20 Maret 2023.
“Dari kades lama sampai dengan yang baru, itu tidak ada kejalasannya. Seperti kemana aset, berapa modal yang masih ada serta unit usaha yang masih berjalan. Coba kalau itu diusahakan dengan baik, minimal sudah ada pendapatan desa di sana,” kata dia.
Pihaknya berharap kepada pemerintah daerah dapat menindak lanjutinya. Sebab, anggaran itu berasal dari uang rakyat.
Informasi teranyar, unit usaha yang dibuka yaitu kolam dan telah dijalankan beberapa bulan belakangan. Meski itu telah diserah terimakan, pengelolaannya masih dilakukan oleh mantan kepala desa. Hal tersebut berdasarkan pengakuan mantan kepala desa, Ahmad Husein.
“Ya sudah diserah terimakan itu, tapi tadi khusus untuk kolam masih saya yang mengelola. Ini sudah beberapa kali, dalam satu kali memakan waktu 6-7 bulan,” kata mantan Kepala Desa, sekaligus pengelola satu unit usaha Bumdes ketika ditemui di kediamannya, Senin, 20 Maret 2023.
Dia mengatakan belakangan usaha yang tidak berjalan adalah sembako dan gas hingga dijual ke masyarakat. “Maka sisanya itu ada 9 biji, itulah yang tersisa saat ini. Dan terakhir itu uang dari sembako dan simpan pinjam kami alihkan ke usaha pembesaran ikan, yakni nila, patin dan sepat siam,” kata dia.
Namun, hasil temuan di lapangan, sebagian barang atau unit sudah dipindah dan lainnya masih dikelola pelaksana sebelumnya. Seperti satu unit kipas angin blower, 4 tabung gas elpiji dari 9 yang tersisa serta buku tabungan.
“Untuk sementara itu yang ada pada kami atau diamankan, termasuk uang Rp700 ribu diterima. Untuk kolam masih dikelola yang lama (mantan kades),” kata pengelola Bumdes, Agus.
Kepala Desa Kalibalangan, Reza Suhendra mengaku belum ada serah-terima pengelolaan Bumdes. Sampai dengan saat ini pihaknya masih menunggu laporan SPJ dari pengelola sebelumnya. Menurutnya, hal itu masih berpolemik dan ditangani oleh pihak Inspektorat.
Menuruntnya, pengelolaannya dihentikan sementara karena persoalan tersebut. “Untuk pelaksanaannya sekitar 2017, dengan unit usaha berbagai macam bidang. Seperti usaha rongsok, penyewaan blower (kipas angin) dan teranyar ialah kolam ikan (pembesaran),” kata dia.
Namun, tidak diketahui secara pasti pengelolaannya. Sebab, hingga saat ini pihaknya belum menerima laporan (SPJ). Sebab itu belum diketahui secara jelas. “Modalnya berapa, asetnya berapa, Itu kami tidak tahu pastinya, karena belum ada laporan tertulis. Sehingga, kami belum dapat merinci mengenai perkembangannya saat ini,” kata dia.
Deni Zulniyadi