Jakarta (Lampost.co)–Setiap tahunnya pada peringatan Hari Pahlawan 10 November pemerintah memberikan gelar Pahlawan Nasional bagi para pejuang kemerdekaan Indonesia. Tahun 2023 ada enam tokoh yang diberi gelar Pahlawan Nasional.
Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan (GTK) RI, Mahfud MD mengatakan upacara penganugerahan gelar pahlawan itu dipimpin Presiden RI Joko Widodo pada Hari Pahlawan, yang diperingati setiap 10 November.
“Setiap Hari Pahlawan, Pemerintah Indonesia menganugerahkan gelar pahlawan kepada para pejuang yang dulu ikut memperjuangkan kemerdekaan negara dan atau ikut mengisi kemerdekaan dengan pengabdian dan perjuangan yang luar biasa jasanya kepada negara,” kata dia seperti dikutip Medcom.id dari Antara pada Kamis, 9 November 2023.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) RI itu menjelaskan proses pengajuan calon Pahlawan Nasional dilakukan melalui Kementerian Sosial, yang menerima usulan nama-nama dari pemerintah daerah.
Adapun pahlawan yang dianugerahkan gelar tersebut harus memenuhi beberapa syarat seperti sudah wafat, sudah berjuang, tidak pernah berkhianat, itu syarat umum. Tetapi, syarat umum atau syarat khusus ditetapkan sepenuhnya oleh Presiden.
“Jadi, Presiden yang menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional itu. Nah, kami dari Kemenko Polhukam memimpin sebuah Dewan namanya Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan. Ketuanya Menkopolhukam, tetapi bahan-bahan itu dihimpun melalui Menteri Sosial,“ kata Mahfud MD.
Daftar Penerima Gelar Pahlawan Nasional 2023
Mahfud Md menjelaskan ada enam tokoh yang mendapatkan gelar Pahlawan Nasional ini terdiri dari perintis kemerdekaan hingga pejuang kemerdekaan langsung secara fisik. Penetapan itu berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 115-TK-TH-2023 tertanggal 6 November 2023.
“Berdasarkan Kepres itu, Presiden menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada enam orang pejuang mulai dari perintis kemerdekaan sampai dengan pendobrak dan pejuang kemerdekaan langsung secara fisik dan orang-orang yang berjasa dalam NKRI ketika itu,” kata Menkopolhukam RI.
1. Ida Dewa Agung Jambe
Sosok yang juga dikenal sebagai Raja Klungkung Ke-2, merupakan pejuang yang gugur saat berjuang melawan tentara Kolonial Belanda dalam Perang Puputan Klungkung pada 28 April 1908.
2. Bataha Santiago
Bataha Santiago adalah Raja Ketiga Manganitu di Sangihe, daerah yang saat ini masuk dalam Provinsi Sulawesi Utara. Bataha dikenal sebagai satu-satunya raja di Kepulauan Sangihe yang menolak meneken kerja sama dagang dengan VOC Belanda.
3. KH Ahmad Hanafiah
KH Ahmad Hanafiah yang juga tokoh NU dan putra daerah Lampung, dikenal sebagai pejuang yang memimpin perlawanan atas agresi militer Belanda di Lampung pada 1947.
Dalam buku Biografi Perjuangan KH Ahmad Hanafiah Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia di Lampung 1945–1947 yang ditulis Prof. Wan Jamaluddin dan penulis lainnya yang terbit 2022 dapat menjawab pertanyaan di atas
Dalam buku itu disebutkan Ahmad Hanafiah dikenal sebagai tokoh agama, pemimpin pergerakan, dan perlawanan fisik umat Islam di Lampung. Namun, sosok tersebut diyakini memiliki kemampuan unik, yaitu ilmu kebal dalam melawan penjajah Belanda.
Sosok kelahiran Kecamatan Sukadana, Lampung Timur, pada 1905 itu putra sulung KH. Muhammad Nur, pimpinan Pondok Pesantren Istishodiyah di Sukadana. Pesantren tersebut menjadi pondok pesantren pertama di Lampung.
4. Mohammad Tabrani Soerjowitjirto
Sosok yang juga berjuluk Bapak Bahasa Indonesia, merupakan pelopor dan Ketua Kongres Pemuda I pada 1926, yang menjadi cikal bakal Sumpah Pemuda pada 1928. Dia dikenal sebagai pencetus pertama istilah “Bahasa Indonesia” yaitu dalam tulisannya berjudul “Kasihan” yang terbit di Koran Hindia Baroe pada 10 Januari 1926.
5. Ratu Kalinyamat
Penguasa Jepara yang memiliki nama asli Retna Kencana ini satu-satunya perempuan yang menerima gelar Pahlawan Nasional tahun ini. Ratu Kalinyamat dikenal sebagai sosok pemberani dan heroik karena beberapa kali ikut terlibat dalam pertempuran menyerang Portugis.
Ratu Kalinyamat pada 1550 membantu Sultan Johor melawan tentara Portugis dengan mengirim 40 kapal perang dan 4.000 pasukan ke Selat Malaka. Tujuan dari pertempuran itu utamanya membebaskan perairan Malaka dari dominasi Portugis.
Selain itu, Ratu Kalinyamat juga membantu perjuangan masyarakat Hitu di Ambon untuk melawan Portugis pada 1565. Terakhir, Ratu Kalinyamat kembali mengirim 300 kapal berisi 15.000 pasukan untuk membantu Sultan Aceh berperang melawan penjajah Portugis di Malaka.
6. KH Abdul Chalim
KH Abdul Chalim merupakan tokoh NU yang merupakan salah satu pengurus dalam kepengurusan pertama PBNU. Dia dikenal ikut bergerilya bersama para pejuang lainnya saat perang 10 November 1945.
Putri Purnama