Bandar Lampung (Lampost.co) — Pengamat Ekonomi Universitas Lampung (Unila), Asrian Hendi Cahya mengatakan penerapan konsep pembangunan berkelanjutan di Provinsi Lampung perlu ditingkatkan.
Hal tersebut menyusul bencana alam yang tak lepas dari ketidakseimbangan alam saat ini, sehingga dinilai akan semakin mempengaruhi kehidupan di masa mendatang, termasuk sektor perekonomian.
“Konsep jenis ini diterima secara sosial, melestarikan lingkungan, dan menguntungkan secara ekonomi,” ujarnya, Minggu, 12 Maret 2023.
Meskipun biaya produksi dinilai kurang bersaing dengan penerapan konsep ini. Asrian menyebut perkembangan teknologi dapat menjadi solusinya. Oleh karena itu, perekonomian berwawasan lingkungan harus diutamakan untuk meminimalkan biaya sosial dan lingkungan.
“Teknologi makin berkembang sehingga pilihan manusia semakin banyak, walau biaya produksi mungkin belum bisa bersaing,” kata dia.
Persoalan lingkungan perlu menjadi titik fokus yang mestinya diseriusi oleh pemerintah daerah. Sektor pertanian yang menjadi penyokong terbesar PDRB Lampung memiliki kaitan erat dengan lingkungan. Bila tidak ada sustainability maka akan menggangu sektor perekonomian secara umum.
“Pertanian memanfaatkan lahan dan air. Industri lain juga banyak yang memanfaatkan energi dan air sebagai bahan baku, maka harus dijaga ketersediannya,” kata dia.
Lebih lanjut, ia menuturkan upaya pembangunan berkelanjutan ini perlu dukungan masyarakat. Menurutnya, kegiatan industri harus berjalan sesuai dengan ketentuan.
“Tindakan masyarakat perlu dibenahi. Industri kerap kali tak mengindahkan lingkungan, polusi dan limbah merusak udara, air dan tanah,” kata dia.
Keberadaan ruang terbuka hijau menjadi penyokong stabilitas lingkungan. Saat ini luasannya semakin berkurang, terlebih di daerah kota.
“Secara tata ruang sudah diatur minimal tutupan lahan hijau itu 30 persen. Tapi saat ini cenderung kurang,” kata dia.
Deni Zulniyadi