Bandar Lampung (Lampost.co)— Untuk menurunkan prevalensi stunting di Bandar Lampung, Pemerintah Kota (Pemkot) membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS).
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Bandar Lampung, Santi Sundari, mengatakan pembentuk TPPS ini bertujuan untuk menurunkan prevalensi stunting di Bandar Lampung menjadi 0%.
Ia menyebut angka prevalensi stunting di Bandar Lampung pada 2022 11,1%. Jumlah tersebut turun dari tahun sebelumnya yang mencapai 19,6%, yang mana sudah mencapai target nasional yakni 14%.
“Tujuannya untuk memastikan terjadinya integrasi pelaksanaan serta intervensi penurunan stunting secara bersama-sama, antara OPD dengan sektor lembaga non pemerintah dan masyarakat,” katanya saat acara Rembuk Stunting di Aula Semergou Bandar Lampung, Jumat, 16 Juni 2023.
Santi menyebut penurunan stunting selain mengatasi penyebab langsung dan tidak langsung, diperlukan prasyarat pendukung yang mencakup komitmen politik dan kebijakan untuk pelaksanaan, keterlibatan pemerintah dan lintas sektor, serta kapasitas untuk melaksanakan.
“Sebagai bentuk komitmen tinggi penurunan stunting ditetapkan sebagai program prioritas nasional yang pelaksanaannya dilakukan dengan pendekatan multi-sektor melalui sinkronisasi program-program nasional, lokal, dan masyarakat di tingkat pusat maupun daerah,” jelasnya.
Sementara itu, Wali Kota Bandar Lampung Eva Dwiana menargetkan zero stunting di tahun 2023, hal itu berkaca pada penurunan stunting sampai 11% dari target pemerintah pusat 14%.
Karena ke depan pihaknya akan memberikan balita asupan gizi di Bandar Lampung.
“Harapan kita ke depan zero stunting di Bandar Lampung,” katanya.
Dalam acara Rembuk Stunting ini, ia meminta remaja dan anak muda dapat menyosialisasikan pernikahan dini di Bandar Lampung.
“Terus juga menyosialisasikan ke masyarakat untuk membawa anaknya ke Puskesmas, ke Rumah Sakit dan juga jangan lupa pemberian asupan gizi yang cukup untuk anak,” terangnya.
Nurjanah