Bandar Lampung (Lampost.co) — Pemerintah Provinsi Lampung melalui Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura (KPTPH) terus mencari solusi dalam mengatasi kekeringan sawah di sejumlah wilayah. Hal tersebut guna mengantisipasi gagal panen pada tanaman padi yang ditanam petani.
“Untuk kekeringan tahun ini masih terpantau bisa diatasi dan memang belum meluas karena hanya di beberapa titik saja. Sehingga langkah antisipasi dengan koordinasi dengan Dinas Perairan kabupaten/kota dan provinsi untuk maksimalkan aliran air,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura (KPTPH) Lampung Kusnardi, Jumat, 20 Januari 2023.
Menurut dia, karena saat ini masih belum masuk ke dalam cuaca kemarau ekstrem sehingga masih bisa diatasi dengan alternatif lain. “Di Bandar Lampung saja beberapa hari ini masih hujan, jadi memang kita bisa alihkan aliran sungai yang bisa mengarah ke sawah agar bisa teraliri,” katanya.
Sebab, menurut dia, untuk daerah sawah yang terkena kering, belum tentu gagal panen. “Jadi ada dua jenis kekeringan yang jika terkena sawah belum tentu gagal panen (puso). Meski kering, ada beberapa waktu tumbuh dan jika segera dialiri air, padi tetap hidup dan bisa dipanen,” katanya.
Hal tersebut terlihat pada 2022 lalu, di mana tercatat hanya ada 34 hektare lahan yang terkena kekeringan yakni pada April 2022 di Lampung Timur seluas tujuh hektare dan di lokasi yang sama seluas 24 hektare pada Desember 2022 lalu.
“Ini kondisinya hanya terkena kekeringan seluar 34 hektare dan masih bisa diminimalisasi ancaman gagal panen dengan kami lakukan aliran air baru dari sungai. Sehingga padi kembali tumbuh hingga masa panen,” ujarnya.
Menurut dia, hingga saat ini berdasarkan koordinasi bersama BMKG belum terpantau akan mendekati musim kemarau ekstrem. Namun, pihaknya terus lakukan sosialisasi kepada petani untuk tetap menghemat air sehingga jika kekeringan terjadi bisa diantisipasi dengan aliran air yang telah ditampung.
“Kita masuk masa panen Maret hingga Mei. Harapannya tetap pada kondisi saat ini belum memasuki kemarau panjang. Karena memang kondisi alam saat ini tak bisa diprediksi, namun kami bisa antisipasi langkah dengan penyediaan air dan penggunaan dengan hemat,” ujarnya.
Muharram Candra Lugina