Bandar Lampung (Lampost.co)–Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung mengatakan, mitigasi bencana di sekolah menjadi prioritas utama dalam menghadapi musim pancaroba atau pergantian musim.
“Sekolah jadi lokasi yang harus diperhatikan jika terjadi bencana. Maka dari itu, para anak-anak harus tahu sejak dini seperti apa penyelamatan pertama saat terjadinya bencana alam,” ujar Kepala BPBD Provinsi Lampung Rudy Syawal saat dihubungi Minggu, 26 Februari 2023.
Rudy mengatakan, mitigasi bencana di sekolah bertujuan untuk memberikan edukasi kepada guru dan murid mengenai cara bertahan ketika berada dalam kondisi kebencanaan.
“Kami sudah mulai melakukan mitigasi di semua jenjang sekolah dan daerah yang menjadi prioritas adalah ketujuh daerah yang rawan bencana seperti gempa, banjir, dan tanah longsor,” kata Rudy.
Berdasarkan data BPBD Lampung, ada tujuh daerah yang masuk dalam daftar wilayah rawan bencana alam, diantaranya Lampung Barat, Pesisir Barat, Pesawaran, Lampung Selatan, Lampung Timur, Tulangbawang dan Kota Bandar Lampung.
“Seluruh wilayah yang ada di Lampung berpotensi terjadi bencana mulai dari banjir dan tanah longsor. Namun ketujuh daerah di atas masuk kedalam kategori yang rawan,” ujar Rudy.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui website resminya mengeluarkan langkah-langkah mitigasi bencana gempa bumi. Mitigasi dibagi menjadi tiga, yaitu :
Mitigasi Sebelum Terjadi Gempa Bumi:
– Pastikan struktur dan letak rumah dapat terhindar dari bahaya gempa bumi.
– Mengevaluasi dan merenovasi ulang struktur bangunan agar terhindar dari bahaya gempa bumi.
– Perhatikan letak pintu, lift, tangga darurat, dan tempat paling aman untuk berlindung saat di dalam gedung atau kantor.
– Catat nomor telepon penting untuk dihubungi ketika terjadi gempa bumi.
Mitigasi Saat Terjadi Gempa Bumi:
Jika berada di dalam bangunan:
– Lindungi badan dan kepala dari reruntuhan bangunan dengan berlindung di bawah meja
– Cari tempat yang paling aman dari reruntuhan dan goncangan
– Lari ke luar bangunan apabila masih dapat dilakukan.
Jika berada di luar bangunan atau area terbuka:
– Menghindari bangunan yang ada di sekitar seperti gedung, tiang listrik, pohon, dll.
– Perhatikan tempat berpijak, hindari apabila terjadi rekahan tanah.
Jika sedang mengendarai mobil:
– Keluar, turun dan menjauh dari mobil hindari jika terjadi pergeseran atau kebakaran
– Lakukan langkah mitigasi ketika berada di area terbuka.
Jika tinggal atau berada di pantai:
– Jauhi pantai untuk menghindari bahaya tsunami.
Jika Anda tinggal di daerah pegunungan:
– Hindari daerah yang mungkin terjadi longsoran.
Mitigasi Setelah Terjadi Gempa Bumi:
Jika berada di dalam bangunan:
– Keluar dari bangunan tersebut dengan tertib
– Jangan menggunakan tangga berjalan atau lift, gunakan tangga biasa
– Periksa apa ada yang terluka, lakukan P3K
– Telepon atau mintalah pertolongan apabila terjadi luka parah.
Periksa lingkungan sekitar:
– Periksa apabila terjadi kebakaran
– Periksa apabila terjadi kebocoran gas
– Periksa apabila terjadi hubungan arus pendek listrik
– Periksa aliran dan pipa air
– Periksa apabila ada hal-hal yang membahayakan (mematikan listrik, tidak menyalakan api, dll.)
Jangan memasuki bangunan yang sudah terkena gempa karena kemungkinan masih terdapat reruntuhan.
Jangan berjalan di daerah sekitar gempa karena kemungkinan terjadi bahaya susulan masih ada.
Mengikuti informasi mengenai gempa bumi dan jangan mudah terpancing oleh isu atau berita yang tidak jelas sumbernya.
Mengisi angket yang diberikan oleh instansi terkait untuk mengetahui seberapa besar kerusakan yang terjadi.
Jangan panik dan jangan lupa selalu berdoa untuk keamanan dan keselamatan.
Sri Agustina