Bandar Lampung (Lampost.co) — Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Petelur Nasional Lampung berharap adanya peningkatan ketersediaan stok jagung lokal. Hal itu untuk pemenuhan kebutuhan pakan ternak.
Ketua Pinsar Petelur Nasional (PPN) Lampung, Jenny Soelistiani, menjelaskan kelangkaan stok jagung lokal turut berimbas pada kenaikan harga komoditas jagung.
“Pakan itu terhitung sejak Maret hingga saat ini naik tiga kali. Salah satu faktornya harga jagung yang mahal,” ujar Jenny, Minggu, 4 Juni 2023.
Masalah naiknya harga itu salah satu yang belum teratasi. Hal itu meski Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung memfasilitasi pertemuan petelur dengan penyuplai jagung.
“Itu sedikit sekali produksinya, harganya juga hampir sama Rp5.800 per kilogram. Barangnya susah, cuma kirim dua mobil, itu belum kirim lagi,” ujarnya.
Dia berharap pemerintah segera menyikapi minimnya ketersediaan stok jagung lokal. Di samping itu, naiknya harga komponen pakan impor juga memaksa peternak ayam petelur untuk menaikkan harga produk seiring naiknya biaya produksi.
“Kebutuhan jagung lokal itu sekitar 50 persen. Kalau jagungnya terpenuhi dan harganya tidak terlalu melonjak, otomatis harga telur juga akan terkoreksi,” kata dia.
Dia menilai penurunan harga telur di pasar akan sulit tercapai jika harga pakan masih tinggi. Berdasarkan pengalaman peternak, apabila terjadi peningkatan harga pakan maka penurunannya tidak akan terlalu signifikan.
“Telur ini nggak bisa seperti harga kemarin Rp25 ribu per kilogram. Kalau masyarakat menuntut Rp27 ribu per kg juga susah. Saya rasa harga Rp30 ribu per kg akan menjadi kenormalan baru,” kata dia.
Effran Kurniawan