Bandar Lampung (lampost.co) — Pengamat Hidrologi Forensik Institut Teknologi Sumatra (Itera), Hakiem Sedo, menilai perbaikan sistem infrastruktur diperlukan sebagai upaya pencegahan banjir di Lampung.
Bangunan alternatif seperti sumur resapan, waduk, dan kolam retensi mesti diadakan untuk minimalisasi risiko.
“Pengelolaan dan pencegahan untuk minimalisasi banjir memerlukan perbaikan infrastruktur keairan, juga pengadaan bangunan alternatif,” ujar Hakiem, Selasa, 14 Maret 2023.
Permasalahan banjir perlu ditilik dari hulu hingga hilir daerah aliran sungai (DAS), mulai dari daerah tangkapan air atau catchement area sampai sistem saluran drainase. Sistem drainase yang tidak baik menyebabkan air tidak dapat mengalir ke saluran tersebut.
“Saluran drainase ini biasanya tidak berjalan karena rusak, dimensi yang tidak sesuai kapasitas, atau banyaknya material dan sedimentasi yang menghambat,” jelasnya.
Pengerukan sungai dapat menjadi alternatif solusi yang memberikan kontribusi positif untuk mencegah banjir. Namun, hal itu tidak dapat dijadikan senjata utama untuk pencegahan.
“Pengerukan berkontribusi positif, tapi bukan hal utama dalam pencegahan banjir,” kata dia.
Menurutnya, DAS perlu dipastikan kesehatan dan kelancaran fungsinya. Namun, saat ini kondisi DAS cenderung mengalami penurunan sehingga air melimpah bebas dan menyebabkan banjir.
“Menyusutnya jumlah tutupan lahan akibat pembangunan infrastruktur, pemukiman, perkotaan dan sebagainya turut menyebabkan penurunan fungsi DAS,” katanya.
Effran Kurniawan