Category: Kesehatan

  • Peningkatan Angka Kematian Akibat DBD Harus Disikapi dengan Langkah yang Tepat dan Segera

    Peningkatan Angka Kematian Akibat DBD Harus Disikapi dengan Langkah yang Tepat dan Segera

    Bandar Lampung (Lampost.co): Tekan angka kematian dan gencarkan gerakan pencegahan demam berdarah dengue (DBD). Hal itu untuk melindungi masyarakat dari ancaman penyakit yang sudah berjangkit di Indonesia sejak 1968.

    “Di awal tahun ini DBD kembali berjangkit di sejumlah daerah di Tanah Air. Tren peningkatan kasus DBD mulai terlihat dan korban jiwa pun berjatuhan. Harus sesegera mungkin melakukan gerakan pencegahan dan penanganan kasus,” kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 26 Maret 2024.

    Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) mengabarkan sedang berkolaborasi dengan pihak swasta untuk mewujudkan target nol kematian akibat DBD di tahun 2030. Artinya, harapan tidak ada lagi kasus kematian akibat DBD mulai 2030 dan seterusnya.

    Kerja sama tersebut di antaranya bertujuan untuk meningkatkan peran dan kapasitas tenaga kesehatan, komunitas, dan masyarakat melalui kegiatan kampanye “Ayo 3M Plus” dan pelaksanaan vaksin DBD.

    Kampanye 3M Plus merupakan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang terdiri dari menguras dan menutup tempat-tempat penampungan air, serta mendaur ulang berbagai barang yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti.

    Selain itu Plus-nya antara lain berupa menanam tanaman yang dapat menangkal nyamuk, memeriksa tempat-tempat penampungan air, memelihara ikan pemakan jentik nyamuk dan penggunaan obat anti nyamuk.

    Menurut Lestari, sejumlah langkah tersebut harus benar-benar direalisasikan dengan segera dan berkesinambungan. Sehingga upaya untuk melindungi setiap warga negara dari ancaman kematian akibat DBD bisa terealisasi.

    Indonesia Posisi Ke-4 Kasus DBD

    Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa atau The European Centre for Disease Prevention and Control (ECDC) mencatat terdapat 4.110.465 kasus demam berdarah di dunia pada 2022 (Januari–Desember). Indonesia menempati posisi keempat kasus terbanyak dengan jumlah 125.888 kasus.

    Meski bukan negara dengan kasus terbanyak, ternyata tingkat kematian akibat DBD di Indonesia terbilang tinggi. Dari total kematian dunia yang mencapai 4.099, sebanyak 1.183 kematian atau
    28,9% terjadi di Indonesia.

    Catatan Kemenkes per 18 Maret 2024, tren kasus kematian per bulan akibat DBD pada 2024 di Indonesia meningkat di bulan yang sama dari tahun sebelumnya. Yakni 161 kasus pada Januari 2024. Sebelumnya 106 kasus kematian pada Januari 2023.

    Catatan di atas, ujar Rerie, sapaan akrab Lestari, harus menjadi pendorong agar upaya menekan angka kematian akibat DBD. Hal itu harus konsisten di semua tingkatkan pemerintahan di Tanah Air.

    Menurut Rerie, yang juga legislator dari Dapil II Jawa Tengah itu, gerakan pencegahan DBD melalui peningkatan kebersihan lingkungan tempat tinggal dan pemberantasan sarang nyamuk harus menjadi bagian dari keseharian masyarakat.

    Selain itu, ujar Rerie, meningkatkan pemahaman masyarakat tentang DBD. Mulai dari gejala dan langkah awal untuk mengatasinya dan menjadi pengetahuan publik. Sehingga mampu mengakselerasi proses penanganan bila terjangkit.

    Kecepatan dan Ketepatan Penanganan DBD

    Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem mengharapkan dengan adanya kecepatan dan ketepatan penanganan DBD, mampu menekan angka kematian.

    Rerie terus mendorong agar kolaborasi pemerintah pusat dan daerah, dalam mewujudkan masyarakat yang cepat tanggap terhadap gejala. Harus terus memperkuat upaya pencegahan dan data sebaran DBD yang akurat.

    Rerie berharap dengan data sebaran kasus DBD yang akurat dan pemahaman masyarakat yang baik, dapat mengakselerasi upaya menekan angka kematian akibat DBD di Tanah Air hingga mencapai nol kasus.

    Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News.

  • DBD di Lampung Barat selama Januari-Maret 2024 Capai 144 Kasus

    Liwa (Lampost.co): Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Lampung Barat sejak memasuki 2024 dari Januari sampai 25 Maret 2024 mencapai 144 kasus. Kasus DBD di Lampung Barat tersebut tersebar di semua kecamatan.

    Kepala Dinas Kesehatan Lampung Barat, dr. Widyatmoko Kurniawan mengatakan, berdasarkan data yang Dinas Kesehatan Lampung Barat himpun, ke-144 kasus DBD itu rincinya 60 kasus terjadi pada Januari 2024. Lalu 45 kasus terjadi pada Februari 2024 dan 39 kasus terjadi pada Maret 2024.

    “Kasus DBD sebanyak 144 itu tersebar di 9 kecamatan. Dengan kasus terbanyak terjadi di Kecamatan Sukau yaitu sebanyak 41 kasus,” kata Widyatmoko, Selasa, 26 Maret 2024.

    Kemudian kasus terbanyak kedua terjadi di wilayah Puskesmas Lombok Seminung, sebanyak 30 kasus. Lalu di wilayah Puskesmas Kebuntebu 29 kasus, Puskesmas Pajar Bulan 18 kasus, dan Puskesmas Liwa 12 kasus.

    Selanjutnya, Puskesmas Sumberaya 6 kasus, Puskesmas Pagardewa 4 kasus, Puskesmas Sekincau 3 kasus, dan Puskesmas Kenali 1 kasus.

    Dia menambahkan, kendati jumlah kasus DBD memasuki 2024 ini terjadi peningkatan, tetapi jumlahnya terus menurun dan tidak ada korban yang sampai meninggal.

    Peningkatan kasus DBD di awal tahun ini penyebabnya perubahan iklim. Selain itu, banyak juga kasus DBD yang terjadi di luar daerah, karena mobilisasi masyarakat.

    “Kasus DBD di Lambar ini, selain terjadi di lingkungan warga, banyak juga yang terjadi setelah melakukan perjalanan ke luar daerah,” kata dia.

    Untuk mengantisipasinya, pihaknya telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar melakukan pola hidup bersih dan sehat. Kemudian memberantas sarang nyamuk melalui kegiatan 3M+ yaitu menguras, menutup, mengubur setiap barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. Kemudian menggunakan anti nyamuk.

    “Melakukan kegiatan pencegahan itu secara berkelanjutan, mengingat saat ini cuaca tidak menentu. Yang memungkinkan nyamuk akan terus berkembang biak,” pungkasnya.

    Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News.

  • Dinkes Lamsel Siapkan 13 Pos Kesehatan untuk Pemudik

    Kalianda (Lampost.co) — Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan rencananya akan menyiapkan 13 pos kesehatan pada arus mudik Lebaran 2024.
    .
    “Tapi, pos kesehatan lebaran ini masih rencana. Sebab, pihaknya belum melakukan rapat dengan Dinas Perhubungan dan Polres Lampung Selatan,”ujar Kabid Bina Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Lampung Selatan, Sumantri, Selasa, 26 Maret 2024.
    .
    Menurutnya, pos kesehatan lebaran tersebut akan mulai beroperasi pada 3 April –  18 April 2024 mendatang. Setiap pos akan stanby 4 – 5 tenaga kesehatan (Nakes) dan 1 unit mobil ambulans dari  2 puskesmas.
    .
    “Untuk pembagian tugasnya selama 24 jam 1 puskesmas. Artinya, 2 puskesmas bergantian. Selain, pada pos kesehatan, para nakes pun standby pada puskesmas. Hal ini untuk memberikan pelayanan kepada pemudik yang telah berada pada kampung halamanya,” katanya.
    .
    Ia menjelaskan, jika terjadi peristiwa misalnya kecelakaaan. Maka, Dinkes Lampung Selatan akan melakukan koordinasi dengan jajaran Polres dan Dishub Lamsel. “Apabila, pemudik kondisi parah akan segera kita bawa puskesmas terdekat. Jika, tidak mampu akan segera kita rujuk menuju rumah sakit,” jelasnya.
    .
    Kemudian ia menambahkan, untuk persiapan pos kesehatan, pihaknya akan menggelar rapat bersama jajaran Puskesmas se – Lampung Selatan pada Kamis, 28 Maret 2024.
    .
    ” Hal ini berkaitan dengan penempatan  nakes, obat – obatan dan kendaraan pada dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan bagi para pemudik,” tambahnya.
  • Kasus DBD di Pesawaran pada Maret 2024 Melonjak Jadi 41 Kasus

    Kasus DBD di Pesawaran pada Maret 2024 Melonjak Jadi 41 Kasus

    Pesawaran (Lampost.co): Dinas Kesehatan Kabupaten Pesawaran, mencatat kasus DBD di Pesawaran pada Maret 2024 mengalami lonjakan. Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantas Penyakit (P2P), Chris Manurung mengatakan, sampai dengan minggu ketiga Maret 2024, pihaknya mencatat terdapat 41 kasus demam berdarah dengue (DBD).

    “Dari awal bulan sampai dengan data per tanggal 24 Maret 2024 itu, terdapat 41 kasus DBD yang tercatat di kami,” ujarnya, Senin, 25 Maret 2024.

    Dia mengatakan jumlah tersebut lebih banyak dibandingkan dengan kasus DBD yang tercatat pada Februari 2024 lalu.

    “Pada bulan Februari lalu, dalam satu bulan itu terdapat 30 kasus DBD. Tersebar di 11 kecamatan yang ada di Pesawaran. Sedangkan pada Maret ini belum habis satu bulan, jumlah kasusnya sudah melebihi jumlah kasus pada bulan sebelumnya,” ujar dia.

    Dia mengatakan dari jumlah kasus DBD yang terjadi, rata-rata pihaknya tangani ataupun melakukan perawatan pada fasilitas kesehatan (Faskes) yang ada di kecamatan. Terdapat pula pasien DBD yang mendapat perawatan di RSUD Pesawaran.

    “Kalau untuk korban jiwa tidak ada. Mudah-mudahan tidak ada. Kalau terjadi lonjakan kasus DBD pada bulan Maret ini, penyebabnya ada beberapa faktor. Seperti cuaca yang saat ini memasuki musim hujan. Selain itu juga kebersihan lingkungan di masyarakat,” kata dia.

    Menurutnya, faktor lingkungan yang kotor yang bersamaan dengan musim hujan, sehingga banyak barang bekas atau sampah yang menampung air hujan. Hal itu dapat menjadi tempat berkembang biak nyamuk. Selain itu, faktor perilaku yaitu kesadaran masyarakat untuk PSN juga masih rendah.

    “Makanya, setiap ada kasus DBD di beberapa kecamatan. Kita langsung lalukan penyelidikan epidemioligi kepada keluarga dan lingkungan pasien. Kemudian memberikan edukasi Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus dan fogging di lingkungan pasien yang positif kasus DBD,” katanya.

    Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News.

  • Antisipasi DBD Melalui Pola Hidup Bersih dan Cinta Lingkungan  

    Bandar Lampung (Lampost.co) — Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan wabah penyakit yang lazim saat musim penghujan tiba. Sebaran penyakit karena gigitan nyamuk jenis aedes aegypti ini sejatinya dapat terhindari dengan menerapkan pola hidup sehat dan budaya cinta lingkungan.
    .
    Ketua Bidang Mitigasi Bencana Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Lampung, dr Aditya menuturkan bahwa nyamuk aedes aegypti cenderung lebih menyukai air bersih sebagai tempatnya berkembang biak. Hal ini berbanding terbalik dengan jenis malaria yang senang hidup pada genangan air kotor.
    .
    Dengan cara hidup nyamuk DBD yang demikian ini, dr Aditya meminta masyarakat untuk tak abai dengan  penerapan pola hidup sehat dan bersih, serta lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan.
    .
    Jika melihat ada air yang menggenang, ia mengimbau agar segera mengurasnya. Sumbatan-sumbatan air pada selokan atau gorong-gorong juga harus rajin terbersihkan. Hal ini guna mencegah nyamuk aedes berkembang biak dalamnya.
    .
    “Terlebih jika ada penampungan air, genangan air pada bekas ban, kaleng bekas. Serta tempat-tempat lain yang bisa menjadi perindukan nyamuk bisa jadi sumber malapetaka. Sehingga harus rajin kita buang dan kita bersihkan,” ujarnya.
    .

    Imunitas

    .
    Selain menjaga lingkungan. Tak kalah penting lainnya adalah membiasakan pola hidup sehat. Aditya mengatakan menjaga sistem imun tubuh sangat penting. Sebab jika virus menyerang, sementara tubuh dengan imunitas yang prima. Maka, kecil kemungkinan bisa tertular.
    .
    Untuk bisa membangun sistem imunitas yang baik. Mulai dengan menerapkan pola hidup sehat dengan rajin olahraga. Kemudian memperhatikan makanan dengan bergizi seimbang, istirahat yang cukup dan lain sebagainya.
    .
    “Jika merasa kesehatannya sedang kurang baik. Sebaiknya tidak keluar rumah dulu, lebih baik istirahat,” imbaunya.
    .
    Selain itu, dr Aditya juga meminta masyarakat untuk tidak lengah. Sebab pada saat musim kemarau tiba, bukan berarti penyebaran DBD ikut hilang. Pada musim kemarau, fase bertelur nyamuk aedes aegepty menurutnya justru menjadi lebih singkat. Kondisi ini sekaligus bisa menjadi ancaman bagi manusia.
    .
    Untuk pasien yang tengah terjangkit DBD, ia menyarankan agar pasien banyak mengkonsumsi air putih. Aditya menyebut, air putih memiliki khasiat dalam memperlancar peredaran darah dalam tubuh.
    .
    “Untuk mengatasi pembuluh darah yang bocor akibat virus dengue. Maka, biasanya melakukan infus. Itu untuk membuat pembuluh darah bisa tetap mengalirkan darah. Tapi kalau memang masih berada pada rumah. Dan belum dapat penanganan medis, harus dengan banyak minum,” jelasnya.
  • 62 Warga Bandar Lampung Terjangkit DBD sejak Awal 2024

    Bandar Lampung (Lampost.co): Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandar Lampung telah mencatat sebanyak 62 kasus demam berdarah dengue (DBD) hingga 25 Maret 2024. Adapun data kasus DBD di Kota Bandar Lampung sejak awal 2024 hingga 25 Maret 2024 berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Bandar Lampung yaitu Januari terdapat 13 kasus, Februari 24 kasus, dan Maret 25 kasus.

    Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung, Desti Mega Putri, menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai upaya antisipasi dan pengendalian DBD, khususnya pada musim hujan saat ini.

    “Kami terus meningkatkan sosialisasi dan promosi kesehatan. Menyelenggarakan penyuluhan serta melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M-Plus dan larvasidasi secara serentak dan selektif,” katanya, Senin, 25 Maret 2024.

    Selain itu, pihaknya juga aktif melakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE) dan fogging di daerah-daerah endemis DBD. Hal itu, menurutnya, untuk mengendalikan vektor nyamuk penyebab DBD.

    “Masyarakat pun kita dorong untuk berperan serta dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Juga menggalakkan gerakan PSN 3M Plus di sekitar rumah dan lingkungan sekitar,” ujarnya.

    Desti menyebut pentingnya kerja sama lintas sektor dan program di wilayah kerja Puskesmas dalam rangka pengendalian kejadian kasus DBD. “Kami berupaya keras untuk mengurangi angka kasus DBD dan meningkatkan kesehatan masyarakat,” tambahnya.

    Pihaknya terus berkomitmen untuk meningkatkan upaya pengendalian dan kesadaran masyarakat dalam menghadapi ancaman DBD. “Semua pihak diharapkan bersatu dalam menjaga kesehatan dan meminimalkan risiko penyebaran penyakit ini,” terangnya.

    Terakhir, Desti mengatakan total kasus DBD 62 dengan angka insidensi (IR) sebesar 5,4 per 100.000 penduduk. “Meskipun kasus DBD telah terjadi sepanjang tahun 2023, angka kematian atau Case Fatality Rate (CFR) tetap pada angka 0 persen,” pungkasnya.

    Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News.

  • Siaga Hadapi Peningkatan Kasus DBD di Tanah Air

    Jakarta (Lampost.co)–Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat mengatakan seluruh pihak baik pemerintah dan masyarakat harus siaga menghadapi peningkatan kasus DBD. Salah satunya dengan bergerak bersama meningkatkan upaya pencegahan demam berdarah dengue atau DBD.

    “Pemerintah di setiap daerah harus mampu menggerakkan masyarakat dan aparatnya untuk bersama aktif melakukan pencegahan. Yakni dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan menjaga kebersihan lingkungan,” ujarnya melalui keterangan tertulis, Jumat, 22 Maret 2024.

    Kementerian Kesehatan RI hingga pekan ke-11 di tahun 2024 mencatat 35.556 kasus DBD dengan 290 angka kematian. Jumlah itu jauh lebih tinggi dari periode yang sama pada 2023. Ketika itu kasus DBD pada minggu ke-11 tahun 2023 tercatat 15.886 kasus dengan 118 kematian.

    Menurut Lestari, tren peningkatan kasus dan kematian akibat DBD harus menjadi perhatian bersama. Mulai dari upaya pencegahan hingga kecepatan deteksi dan pertolongan dalam setiap kasus yang terjadi.

    Rerie, sapaan akrab Lestari mendorong agar para pemangku kepentingan dan masyarakat bergerak bersama secara aktif melakukan gerakan PSN dengan 3M (Menguras tempat penampungan air. Menutup tempat-tempat penampungan air hingga ulang berbagai barang yang berpotensi jadi tempat berkembang biak nyamuk Aedes Aegypti).

    “Pemerintah juga harus gencar memberi sosialisasi pemahaman masyarakat tentang gejala DBD dan penanganan daruratnya. Hal itu sebagai upaya mempercepat pertolongan sehingga mampu menekan angka kematian,” kata dia.

    Menurut Rerie, kesiapan para tenaga kesehatan dan kelengkapan kesehatan lainnya di daerah penting menjadi perhatian. Hal itu untuk menghadapi potensi ledakan kasus DBD tahun ini dan yang akan datang.

    Koordinasi pemerintah pusat dan daerah, tegas Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, harus benar-benar diwujudkan dalam menghadapi tren peningkatan kasus DBD di tanah air.

    Segenap daya dan upaya, tegas Rerie, harus dilakukan secara bersama oleh segenap anak bangsa untuk mengendalikan dan mengatasi penyakit DBD, agar kita tidak terus kehilangan generasi penerus bangsa karena penyakit yang sudah berjangkit di Indonesia sejak 1968 itu.

  • Sebelum Beli Produk Makanan, BBPOM Bandar Lampung: Yuk! Cek KLIK Dulu

    Sebelum Beli Produk Makanan, BBPOM Bandar Lampung: Yuk! Cek KLIK Dulu

    Bandar Lampung (Lampost.co): Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Bandar Lampung mengingatkan kepada masyarakat untuk selalu melakukan tindakan cek KLIK. Yaitu sebelum membeli produk makanan mengecek kemasan, label, izin edar, dan kedaluwarsanya.

    Kepala BBPOM Bandar Lampung, Ani Fatimah Isfarjanti mengatakan, cek KLIK ialah sebelum membeli pastikan mengcek kemasan produk. Apakah sudah terdapat kerusakan secara fisik atau belum.

    “Karena khawatirnya, rusaknya kemasan produk terdapat bakteri yang telah berada di dalamnya. Atau produk sudah terpapar bakteri,” kata dia, Kamis, 21 Maret 2024.

    Kemudian yang kedua adalah cek label. Di dalam label itu semuanya harus ada informasi dari produsen terkait produk. Jadi masyarakat bisa melihat hasilnya, baik itu cara penggunaannya maupun juga komposisinya. Sehingga masyarakat bisa memilih produk mana yang tepat,” ujar Ani.

    Lalu yang ketiga adalah cek izin. Izin edar suatu produk tertentu memiliki penetapan standarisasi oleh suatu lembaga atau badan. Misalnya terdapat kejelasan izin edar PIRT dari Dinas Kesehatan atau izin produk dalam negeri dan luar negeri dari Badan POM.

    “Yang terakhir adalah cek tanggal kedaluwarsanya. Ramadan ini, jangan sampai ada oknum yang memanfaatkan moment. Yaitu menjual produk-produk yang mendekati kedaluwarsa atau malah sudah kedaluwarsa. Masyarakat harus memperhatikan ini,” ujarnya.

    Ani menambahkan selama periode Ramadan ini, BPOM setempat telah rutin melakukan pengawasan terhadap peredaran makanan. Terutama makanan olahan yang dijual oleh pedagang takjil.

    “Sampai saat ini kami telah mengambil 210 sampel se-Lampung. Sudah kita lakukan pengujian, apakah produk makanan itu aman dari rhodamin B, yellow formalin, dan borax. Hasilnya dari 210 sampel itu aman untuk konsumsi masyarakat,” kata dia.

    Pengawasan Produk Makanan

    Untuk wilayah Bandar Lampung sendiri, lanjut dia, BPOM melakukan pengawasan di beberapa tempat. Pengambilan sampel pengujian antara lain di Taman UMKM dengan 30 sampel, Jalan Dokter Susilo (30 sampel), Pasar Panjang (28 sampel), dan Pasar Cimeng serta Polinela.

    “Dari hasil pengawasan dan pengujian sampel makanan. Produk makanan dari UMKM yang ada, semuanya aman dan layak untuk konsumsi,” katanya.

    Dia mengatakan, bagi konsumen sebelum membeli dan mengonsumsi makanan, BBPOM mengimbau kepada masyarakat agar selalu memperhatikan berbagai aspek yang terdapat pada suatu produki. Karena keamanan makanan yang dikonsumsi akan berdampak baik terhadap tubuh. Begitu juga sebaliknya.

    “Jadilah masyarakat itu menjadi konsumen yang cerdas. Memilih produk terutama makanan olahan pada saat Ramadan ini,” kata dia.

    Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News.

  • BBPOM Bandar Lampung Klaim 148 Sampel Takjil Nihil Bahan Kimia Berbahaya

    BBPOM Bandar Lampung Klaim 148 Sampel Takjil Nihil Bahan Kimia Berbahaya

    Bandar Lampung (Lampost.co)–Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Bandar Lampung melakukan uji sampel pada 148 takjil yang tersebar di beberapa lokasi di Bandar Lampung.

    BBPOM Bandar Lampung selama bulan Ramadan ini akan melakukan uji sampel di 10 titik di Bandar Lampung dan beberapa kabupaten lainnya di Provinsi Lampung.

    BBPOM mengawasi bahan-bahan yang digunakan oleh pedagang apakah menggunakan senyawa kimia berbahaya. Biasanya penyalahgunaan bahan kimia berbahaya pada pangan antara lain boraks, formalin, rhodamin B, dan kuning metanil.

    Baca Juga: Berburu Otak-otak Menyambut Buka Puasa

    Dari hasil pengujian yang dilakukan BBPOM, tidak ditemukan zat berbahaya dalam jajanan buka puasa tersebut.

    Kepala BPOM Bandar Lampung Ani Fatimah Isfarjanti menyampaikan pelaksanaan pengawasan takjil sudah di lima titik lokasi. Di antaranya di UMKM Bung Karno, Jalan Dokter Susilo, Pasar Panjang, Pasar Cimeng, dan Pasar Punggur.

    Baca Juga: Berkah Ramadan, Jajanan Dongkrak Ekonomi Warga Kotaagung Tanggamus

    “Alhamdulillah hasilnya negatif bahan berbahaya semua, sehingga masyarakat pun tidak perlu khawatir,” kata Ani, Selasa, 20 Maret 2024.

    Ani menyampaikan apabila ada makanan atau takjil yang mengandung senyawa berbahaya, pihaknya akan melakukan edukasi dan pembinaan.

    “Kita akan berikan pembinaan dan edukasi supaya tidak menjualnya lagi,” terangnya.

    Selain itu, pihaknya juga akan melakukan pengawasan ke tingkat pendistribusian produk pangan olahan seperti keripik dan sebagainya.

    “Pengawasan di tingkat distributor ini akan kita lakukan hingga seminggu setelah Lebaran,” pungkasnya.

    Zat kimia berbahaya adalah zat yang dapat menimbulkan efek buruk bagi kesehatan. Paparan bahan kimia dapat menyebabkan efek kesehatan yang merugikan akut atau jangka panjang

  • Kenali 5 Gejala Kanker Payudara yang Sering Terabaikan

    Kenali 5 Gejala Kanker Payudara yang Sering Terabaikan

    Bandar Lampung (Lampost.co) — Kanker payudara menjadi jenis kanker lain selain kanker serviks yang berbahaya bagi wanita.

     

    Sel kanker akan bertumbuh dan menyerang jaringan pada payudara, seperti saluran air susu, lobulus yang bertugas sebagai penghasil air susu, hingga jaringan penunjang seperti jaringan lemak.

     

    Kanker payudara terjadi akibat adanya perubahan atau mutasi pada sel-sel payudara yang berubah menjadi sel abnormal dan tidak terkendali.

     

    Baca juga : Obat Kanker Trastuzumab Bakal Ditanggung JKN

     

    Perubahan ini karena beberapa faktor pemicu, seperti gaya hidup tak sehat, paparan radiasi, kelebihan berat badan, masalah hormonal, menopause terlambat, menstruasi pertama berusia 12 tahun, hingga faktor genetik.

     

    Lalu, apa saja gejala kanker payudara yang mudah dikenali? Berikut pembahasannya!

     

    1. Benjolan pada Payudara

    Benjolan yang muncul adalah gejala yang paling mudah terdeteksi. Selain area payudara, benjolan juga mungkin muncul di sekitar dada atas atau ketiak.

     

    2. Perubahan pada kulit payudara

    Perubahan pada kulit dada juga menjadi gejala penyakit ini. Sel biasanya juga menyerang sel kulit yang sehat dan menyebabkan peradangan sehingga tekstur aslinya berubah.

     

    3. Keluarnya cairan berwarna dari puting

    Penyakit ini juga terjadi bisa dengan munculnya cairan berwarna dari puting. Kondisi ini bersamaan dengan munculnya luka pada puting yang tidak membaik.

     

    4. Payudara besar sebelah

    Payudara wanita memang tidak memiliki ukuran dan bentuk yang sama antara kiri dan kanannya. Namun, kamu harus waspada jika payudara besar sebelah tidak seperti biasanya, karena bisa jadi itu tanda kanker.

     

    5. Puting melesak atau tertarik ke dalam

    Sel kanker dapat menyerang dan mengubah sel pada belakang puting. Hal ini bisa menyebabkan puting susu terbalik atau seperti melesak masuk ke dalam.

     

    Segera periksakan kondisi payudara ke dokter jika memiliki tanda-tanda seperti 5 ciri tersebut.