Harga Cabai di Bandar Lampung Tembus Rp 95 Ribu per Kg

Harga beberapa komoditas pangan cenderung turun.

Bandar Lampung (Lampost.co)—Harga cabai merah keriting di Bandar Lampung mengalami kenaikan signifikan hingga mencapai Rp 95 ribu per kilogram. Kenaikan ini terjadi sejak 4 hari terakhir dan hampir mencapai 50% dari harga sebelumnya.

Awal, salah satu pedagang di Pasar SMEP Bandar Lampung, mengatakan kenaikan ini akibat pasokan sedikit dari distributor.

“Kenaikan harga cabai lumayan tinggi ya, cabai merah keriting Rp95 ribu perkilo,” kata Awal, Rabu, 20 Februari 2024.

Harga cabai rawit dan cabai caplak juga mengalami kenaikan serupa, yaitu mencapai Rp 80 ribu per kilogram.

Awal memperkirakan kenaikan ini berlanjut hingga menjelang bulan Ramadan.

“Dari sananya sedikit memang, sama mungkin mau menjelang ramadan,” jelas Awal.

Pedagang lain, Mar, juga mengeluhkan kenaikan harga bumbu pemedas ini. Ia mengatakan cabai merah saat ini mencapai Rp 85 ribu per kilogram, sedangkan rawit hijau naik dari Rp 25 ribu menjadi Rp 50 ribu per kilogram.

“Ya maunya turun, soalnya orang biasa beli satu kilo sekarang cuma setengah atau seperempat,” kata Mar.

Kenaikan harga cabai ini tentu saja memberatkan bagi masyarakat, khususnya bagi mereka yang memiliki penghasilan rendah. Diharapkan pemerintah dapat segera turun tangan untuk mengatasi permasalahan ini.

Bumbu Dapur

Harga bumbu dapur di wilayah Kabupaten Lampung Utara mengalami kenaikkan signifikan usai digelarnya pesta demokrasi pada 14 Februari 2024 lalu. Selain harga beras cukup tinggi di pasaran di wilayah Kotabumi dan sekitarnya, kini harga bahan pokok lain juga mengalami peningkatan seperti cabai rawit, cabai merah, dan cabai kriting.

Andi, salah satu pedagang di Pasar Sentral Kotabumi mengatakan, hal tersebut dinilai sebagai imbas dari antusiasme masyarakat, khususnya petani dalam meramaikan pelaksanaan Pemilu 2024. Sehingga stok di tingkat pengepul tidak ada, karena petani libur tidak melakukan panen.

“Kalau melihat kondisi, itu memang dari petani tidak ada. Sebab, mereka ikut menyukseskan pemilu sehingga tidak ada petani yang memetik di kebun. Kemungkinannya dalam 1 – 2 hari ini akan normal kembali,” ujar Andi, Jumat, 16 Februari 2024.