Predator Anak Harus Dihukum Berat

Predator Anak Harus Dihukum Berat

Bandar Lampung (Lampost.co)–Komisi V DPRD Provinsi Lampung meminta aparat penegak hukum menjatuhi hukuman seberat-beratnya bagi para predator anak. Hal itu untuk menimbulkan efek jera bagi pelaku dan perbaikan psikologi korbannya.

Anggota Komisi V DPRD Lampung, Deni Ribowo mengatakan salah satu contoh kasus predator anak terjadi baru-baru ini di Lampung Utara. Di sana terjadi kasus pelecehan seksual terhadap gadis di bawah umur yang dilakukan 10 remaja.

“Kami tidak bisa meberikan toleransi atas tindakan keji itu. Harapannya pelaku yang belum tertangkap segera menyerahkan diri. Kami percaya Polda Lampung bisa menangkap pelaku yang belum tertangkap,” ujarnya, Jumat, 15 Maret 2024.

Deni mengatakan pihaknya berkomitmen untuk menegakkan keadilan bagi korbannya. Ia meminta Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Lampung untuk memberikan pendampingan dan trauma healing terhadap korban.

“Selain pendampingan juga ada terapi psikologi untuk memperbaiki psikologi korban,” katanya.

Kronologi Pelecehan Seksual di Lampung Utara

Kasus pelecehan seksual tersebut menimpa salah satu siswi SMP di Lampung Utara. Berdasatkan hasil pemeriksaan kepolisian, 10 pelaku menyekap korban di dalam gubuk mirip kandang hewan.

Usai peristiwa tersebut, enam dari 10 pelaku yang masih remaja saat ini telah mendekam di sel tahanan. Pengakuan pelaku yang tertangkap, mereka sudah merencanakan kejahatan keji tersebut.

“Otak dari peristiwa pemerkosaan itu ada dua orang. Yakni pelaku D yang masih buron serta AP yang telah tertangkap,” ujar Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Umi Fadilah Astutik, Sabtu, 9 Maret 2024.

Umi mengatakan peristiwa itu terjadi pada 14 Februari 2024 sekira pukul 14.00 WIB. Saat itu pelaku D menjemput korban dengan dalih menghantarkan bermain futsal.

“Namun rupanya pelaku ini malah membawa korban ke arah gubuk di perkebunan. Di sana telah menunggu 9 pelaku lainnya,” kata dia.

Kemudian para pelaku tersebut memaksa korban minum minuman keras hingga tak sadarkan diri. Saat itu, pelaku secara bergantian melakukan pelecehan seksual terhadap korban.