BPBD Lampung Tengah Kekurangan Peralatan dan Anggaran Mitigasi Bencana

Gunungsugih (Lampost.co) — BPBD Lampung Tengah mengimbau masyarakat untuk melakukan mitigasi bencana mandiri. Hal itu sebagai siaga bencana hidrometeorologi. Sebab, perangkat daerah tersebut memiliki keterbatasan alat untuk melakukan mitigasi bencana.

“Mitigasi bencana secara mandiri, seperti mencari informasi perkiraan cuaca melalui medsos atau kanal BMKG. Lalu tidak membuang sampah sembarangan, membersihkan saluran air agar tidak banjir serta mengamati dan menebang pohon yang berpotensi menimpa rumah saat angin kencang,” kata Kepala BPBD Lampung Tengah, Makmuri, Selasa, 19 Maret 2024.

Dia mengaku, pihaknya saat ini belum dimiliki alat mitigasi secara lengkap. Namun, hanya mengandalkan aplikasi.

“Kami hanya memiliki alat pendeteksi gempa di kantor BPBD dan kantor Camat Rumbia. Sebenarnya di era digital ini banyak aplikasi yang bisa dipakai untuk mitigasi dan mencari informasi terkait bencana,” kata dia.

Untuk itu, pihaknya kerap menemui kendala dalam mitigasi di wilayah yang sangat luas. Apalagi, kabupaten dengan 28 kecamatan dan 3.011 kampung/kelurahan juga memerlukan anggaran. Namun, kenyataan dana di bidang tersebut sangat terbatas.

BACA JUGA: 10 Wilayah di Lampung Siaga Darurat Bencana

Padahal, lanjutnya, Lampung Tengah termasuk daerah rawan bencana, seperti puting beliung dan banjir. “Peralatan dan anggaran terbatas untuk mitigasi, sedangkan wilayah Lampung Tengah sangat luas,” ujar dia.

Dia menambahkan, pada 2024 terdapat perbaikan 23 jembatan dan gorong-gorong yang rusak akibat banjir. “Progres pekerjaannya 90 persen dan ada juga yang baru 10 persen karena beberapa lokasi curah hujannya tinggi. Sehingga pelaksanaan terhambat,” kata dia.