Tag: BANJIR

  • Belasan Rumah di Gang Ainan Kedamaian Terendam Banjir

    Belasan Rumah di Gang Ainan Kedamaian Terendam Banjir

    Bandar Lampung (Lampost.co)–Belasan rumah di Jalan Antasari, Gang Ainan, Kecamatan Kedamaian, Bandar Lampung terendam banjir pada Sabtu pagi. Banjir disebabkan luapan air sungai Balau yang berada tak jauh dari permukiman.

    Pantauan Lampost.co di lokasi, ketinggian air banjir mencapai 1 meter pada Sabtu, 10 Februari 2024 pagi. Terlihat warga sedang memandangi jalanan yang sudah digennagi air.

    Salah satu warga, Pak Dul mengatakan bajir merupakan hal biasa yang terjadi di lingkungan tempat tinggalnya. Sebab peristiwa itu terjadi berulang setiap tahun saat musim penghujan tiba.

    “Memang semalam hujan turun cukup deras, banjir ini datang akibat air dari hulu (Kemiling) kalau daerah Kemiling hujan lebat dan kemungkinan di sini banjir,” kata dia.

    Pak Dul mengatakan banjir masih menjadi momok besar warga yang tinggal di sekitar sungai. Meskipun beberapa waktu lalu tanggul pembatas kali sudah diperbaiki dan ditinggikan.

    “Kalau sekarang rumah warga ada beberapa saja yang terendam, kalau sebelum tanggul itu ditinggikan, pada musim hujan seperti ini bisa semua rumah warga di sini terendam banjir,” kata dia.

    Putri

  • PLN Imbau Warga Matikan Meteran Listrik saat Rumah Terendam Banjir

    PLN Imbau Warga Matikan Meteran Listrik saat Rumah Terendam Banjir

    Menggala (Lampost.co)–Perusahaan Listrik Negara Unit Layanan Pelanggan (PLN ULP) Menggala, Kabupaten Tulangbawang mengimbau agar masyarakat mematikan secara manual meteran listrik ketika rumah terendam banjir.

    Manager PLN ULP Menggala, Irvan mengatakan hal itu perlu dilakukan untuk menghindari adanya pertemuan air dengan aliran listrik, yang dapat menyebabkan korsleting hingga tersetrum.

    “Kami imbau kepada masyarakat agar dapat waspada saat banjir masuk dan menggenangi rumah, karena dapat tersetrum aliran listrik,” kata dia kepada Lampost.co, Sabtu, 10 Februari 2024.

    Irvan mengatakan ada beberapa langkah antisipasi secara mandiri yang dapat dilakukan masyarakat, salah satunya yakni dengan mematikan atau menurunkan listrik dari Meter Circuit Breaker (MCB) di kWh meteran yang terpasang.

    Selanjutnya, masyarakat juga diimbau mencabut seluruh peralatan listrik yang masih tersambung dengan stop kontak, dan memindahkan alat elektronik ke tempat yang lebih tinggi, kering, dan aman.

    Masyarakat juga dapat memberikan laporan kepada pihak PLN melalui Contact Center PLN di nomor 123 atau melalui PLN Mobile, agar petugas bisa dapat segera melakukan pemadaman.

    “Saran untuk masyarakat kalau listrik di lokasi banjir masih menyala, agar dapat menjauh dari instalasi dan tiang listrik, serta dari kabel yang ada karena air dapat menghantarkan arus listrik,” kata Irvan.

    Putri

  • Banjir di Tulangbawang Rendam Dua Kecamatan

    Banjir di Tulangbawang Rendam Dua Kecamatan

    Menggala (Lampost.co)– Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tulangbawang mencatat terdapat ratusan rumah dan seribuan hektare sawah terendam banjir yang melanda di dua kecamatan.

    Kepala BPBD Kabupaten Tulangbawang, Kannedy mengatakan, sejauh ini terdapat tiga kampung yang tersebar di dua kecamatan dilanda bencana alam. Ketiga kampung itu yakni Kampung Sumberagung dan Panggung Mulyo di Kecamatan Rawapitu serta Kampung Sidomekar di Kecamatan Gedungaji Baru.

    Dia menerangkan di Kampung Sumberagung ada 281 rumah dan 1.253 hektare sawah terendam banjir.

    “Kalau di Panggungmulyo masih tahap pendataan. Sementara di Kampung Sidomekar ada tiga tambak ikan hanyut terbawa air,” kata Kannedy kepada Lampost.co, Jumat, 9 Februari 2024.

    Ia berharap ketinggian air dapat segera surut sehingga tidak mengakibatkan terjadinya krisis pangan, akibat petani gagal panen.

    “Kalau cepat surut enggak ada masalah. Tapi kalau seminggu enggak surut,kemungkinan bermasalah terhadap tanaman padi para petani. Ini banjir bandang, jadi kita lihat perkembangan besok untuk ketinggian airnya,”katanya.

    Sementara itu, Kepala Kampung Sidomekar, Kecamatan Gedungaji Baru, Krisbandi mengatakan, bencana banjir yang merendam 25 pemukiman warganya itu terjadi sejak, Kamis, 8 Februari 2024 sekitar pukul 21.00 WIB.

    “Mulai semalam banjirnya, karena disini hujan deras. Air sungai yang berada di tengah kampung meluap,” kata Krisbandi.

    Selain merendam rumah dan lahan pertanian, bencana alam itu turut menghanyutkan kolam ikan dan hewan ternak warga.”Warga disini berkerumun, karena ada kolam warga hanyut. Jadi mereka cari ikan,” katanya.

    Adi Sunaryo

  • Ratusan Rumah Warga di Rawapitu Terendam Banjir

    Ratusan Rumah Warga di Rawapitu Terendam Banjir

    Menggala (Lampost.co)– Sebanyak 165 rumah warga Kampung Sumberagung, Kecamatan Rawapitu, Kabupaten Tulangbawang terendam banjir setinggi 50 cm atau selutut orang dewasa.

    Pendangkalan saluran kali atau sungai yang melintasi kampung setempat menjadi faktor utama wilayah itu kerap dilanda bencana banjir saat musim hujan tiba.

    “Data sementara ada 165 rumah warga yang terendam banjir. Untuk ketinggian air bervariasi, mulai dari 30 cm sampai 50 cm,” kata Kepala Kampung Sumberagung, Kecamatan Rawapitu, Sahel, saat dihubungi Lampost.co, Jumat, 9 Februari 2024.

    Dia menjelaskan, sejak Kamis malam (8 Februari 2024) hingga Jumat pagi (9 Februari 2024) daerah setempat diguyur hujan deras, sehingga menyebabkan kanal meluap dan merendam pemukiman dan areal persawahan.

    Sejauh ini, kata dia, para korban banjir masih bertahan di rumah masing-masing. Mereka khawatir jika ditinggalkan barang berharga akan hilang.

    “Untuk saat ini masih tetap di rumah masing-masing. Kami berharap tidak kembali turun hujan, sehingga air bisa segera surut,” ujar dia.

    Adi Sunaryo

  • BPBD Lamsel Tak Mengetahui Ada Longsor dan Banjir di Jalinsum hingga Makan Korban

    BPBD Lamsel Tak Mengetahui Ada Longsor dan Banjir di Jalinsum hingga Makan Korban

    Kalianda (Lampost.co)–Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lamsel menyatakan tidak mengetahui adanya peristiwa bencana banjir dan longsor di tepi Jalan Lintas Sumatra (Jalinsum) KM 66 Desa Belambangan, Kecamatan Penengahan.

    BPBD mengeklaim tidak ada laporan baik dari desa maupun pihak kecamatan. Sehingga, BPBD setempat tidak tahu persis kejadian tersebut.

    “Nah yang seperti ini harusnya ada laporan ke BPBD Lampung Selatan. Jadi, ada tindaklanjutnya. Tapi, kalau enggak ada info itu bagaimana mau ditindaklanjuti. Kapan itu kejadian yang ada korbannya kami pun tidak tahu,” ujar Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan BPBD Lamsel, Lukman Hakim, kepada Lampost.co, Kamis, 1 Februari 2024.

    Berita terkait: Drainase Jalinsum di Lampung Selatan Tersumbat, Banjir dan Longsor Makan Korban

    Menurut Lukman Hakim, kelemahannya karena tidak ada laporan dari pihak desa dan kecamatan. Sehingga BPBD tidak mengetahui. Maka tidak ada tindakan.

    “Kalau seperti kejadian bencana yang sudah-sudah kejadian seperti ini pasti kami di tindaklanjuti,” katanya.

    Berdasarkan informasi yang dihimpun Lampost.co, masyarakat Desa Belambangan yang merupakan tenaga pengajar di Pondok Pesantren Terpadu Ushuluddin yang tempat tinggalnya sempat terendam banjir hingga kini belum mendapatkan bantuan baik dari desa, kecamatan dan Pemkab Lamsel.

    Bahkan, pada kejadian sebelumnya sekitar 12 Januari 2024, ada korban jiwa seorang wanita yang terseret arus air dari gorong-gorong dibawah Jalinsum KM 66, Desa Belambangan, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan.

    Warga sekitar, Darmawati (50), mengatakan air meluap terus terjadi dalam sebulan terakhir. Meski setiap tahun daerah tersebut menjadi langganan banjir, namun bencana saat ini menjadi yang paling parah. “Gorong-gorongnya tersumbat sehingga airnya enggak bisa mengalir. Airnya setiap hari makin besar, apalagi kalau hujan terus,” kata Wati, Rabu, 31 Januari 2024.

    Adi Sunaryo

  • Camat Way Krui Ingatkan Warganya Waspada Banjir

    Camat Way Krui Ingatkan Warganya Waspada Banjir

    Krui (lampost.co) — Camat Way Krui Suwarti, mengatakan pihaknya selalu mengingatkan warganya yang tinggal di dekat aliran sungai untuk berhati-hati dan siaga. Hal ini mengingat saat ini hujan mulai sering turun yang setiap saat bisa menyebabkan banjir.

    “Iya seperti banjir di aliran Way Krui kemarin sore (Selasa, 14 November 2023 sekitar pukul 16.00 WIB) yang menyebabkan beberapa rumah yang letaknya berada di pinggir sungai terendam banjir. Kami selalu mengingatkan masyarakat untuk selalu waspada dan hati-hati terkait volume hujan yang mulai tinggi terutama yang dekat aliran sungai. Sejak dua pekan ini curah hujan kan makin tinggi,” kata Suwarti, Rabu, 15 November 2023.

    Saat peristiwa banjir Way Krui di Kecamatan Way Krui, Kabupaten Pesisir Barat tersebut, kata dia, meskipun ada beberapa rumah warga yang terendam banjir namun tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.

    “Iya ada beberapa rumah yang terendam banjir seperti di Pekon Penggawalima Ilir ada tiga rumah yang lokasinya memang di tengah sawah terendam banjir, tidak ada korban jiwa,” kata Camat.

    Dari informasi yang dihimpun lampost.co, banjir pada aliran sungai Way Krui yang terjadi kemarin merendam rumah-rumah, sawah, dan lahan warga, khususnya yang berada di dekat aliran sungai seperti di pemukiman yang ada di Pekon Gunungkemala Timur, Pekon Gunung Kemala, dan Pekon Penggawalima Ilir, Kecamatan Way Krui.

    Way Krui yang sebelumnya saat musim kemarau sungai yang terlihat seperti parit karena airnya yang dangkal dan kecil. Namun saat musim penghujan seperti saat ini sering menyebabkan banjir besar. Masyarakat berharap tidak lagi terjadi banjir besar yang masuk ke pemukiman warga yang bisa menimbulkan kerugian materi bahkan merenggut jiwa.

    “Semoga tidak lagi terjadi banjir besar seperti kemarin masuk pemukiman warga. Bahkan tahun lalu banjir besar merusak bangunan talud dan beronjong disini,” kata Jamal, warga Pekon Gunung Kemala Timur, Rabu, 15 November 2023.

    Ricky Marly

     

  • Bencana Banjir dan Puting Beliung Ancam Wilayah Lampung Timur

    Bencana Banjir dan Puting Beliung Ancam Wilayah Lampung Timur

    Sukadana (Lampost.co)– Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lampung Timur mengimbau masyarakat untuk waspada mengahadapi potensi bencana yang akan terjadi di musim penghujan seperti banjir dan puting beliung.

    Berdasarkan data dari BPBD Lampung Timur, terdapat beberapa potensi bencana yang kerap terjadi di Lampung Timur pada saat musim penghujan, seperti angin puting beliung, dan banjir.

    Sepanjang 2023 setidaknya telah terjadi 11 kali bencana puting beliung di Kabupaten Lampung Timur masing-masing wilayahnya adalah : Kecamatan Way Jepara, Gunungpelindung, Waway Karya, Labuhan Ratu, Braja Selebah, Sukadana, Mataram Baru, Metro Kibang, Pekalongan, Batanghari Nuban, dan Raman Utara.

    Untuk bencana banjir di Lampung Timur sepanjang 2023, terdapat 9 wilayah yang pernah terendam banjir, diantaranya, Kecamatan Sukadana, Labuhan Maringgai, Braja Selebah, Pasir Sakti, Mataraman Baru, Purbolinggo, Way Bungur, Bumi Agung dan Metro Kibang.

    BPBD Lampung Timur melalui Kabid Pencegahan dan Kesiapan Siagaan, Febriyanti mengatakan pihaknya telah melakukan persiapan untuk menghadapi musim bencana pancaroba.

    “Kita BPBD juga telah melakukan persiapan untuk menghadapi musim penghujan. Kalau tahun lalu di Lampung Timur sering sekali terjadi bencana puting beliung dan banjir di berbagai wilayah kecamatan,” ujar Febriyanti saat diwawancarai Lampost.co di ruangannya, Selasa, 14 November 2023.

    Ia juga menambahkan, pihaknya telah menyiapkan logistik dan prasarana untuk menghadapi potensi bencana. “Kita telah siapkan mobil serba guna satu unit, perahu viber mesin 2 unit, perahu karet 2 unit, chinso kecil 2 unit, besar 2 unit, mesin penyedot air 1 unit, dan pelampung,” kata Febriyanti.

    Pihaknya juga telah menyiagakan personelnya bila mana terjadi bencana. “Saat ini kita juga telah menyiagakan personel Penanggulangan Bencana (PB) yang berjumlah 24 orang. Tim PB tersebut kita bagi menjadi 3 tim, ada yang beranggotakan 8 orang dan ada yang 9 orang. Lalu tim damkar berjumlah 74 orang yang siap turun bila mana terjadi bencana,” ungkapnya.

    Febriyanti mengaku, pihaknya akan segera melakukan sosialisasi ke masyarakat untuk mengantisipasi terjadinya bencana.

    “Setiap tahun BPBD selalu menyosialisasi ke masyarakat. Tahun ini akan segera dilakukan. Kita juga sedang menunggu instruksi dari BPBD Provinsi untuk membuat surat edaran,” jelasnya.

    Pihaknya mengimbau masyarakat, agar dapat melakukan persiapan dini untuk menghadapi potensi bencana di musim penghujan.

    “Seperti menebang pohon tua yang rantingnya menjulur ke dekat rumah, atau pohon pohon yang berada di sekitar jalan yang berpeluang membahayakan warga yang sedang berkendara,” katanya.

    Kemudian jika ada gorong-gorong atau drainase yang rusak dapat segera diperbaiki dan berkordinasi dengan pihak kecamatan, juga imbauan ke masyarakat. “Yang jelas dengan itu diharapkan dapat meminimalisir kerugian material yang di sebabkan bencana alam,” pungkasnya.
    Sri Agustina

     

  • BPBD Tanggamus Imbau Waspada Sembilan Kecamatan Teridentifikasi Rawan Bencana

    BPBD Tanggamus Imbau Waspada Sembilan Kecamatan Teridentifikasi Rawan Bencana

    Kotaagung (Lampost.co) — Memasuki musim penghujan, BPBD Kabupaten Tanggamus menghimbau agar masyarakat rutin gotong royong setiap hari Jum’at dengan membersihkan sampah, gorong-gorong, dan saluran drainase.

    Hal terebut dilakukan guna melakukan antisipasi bencana banjir yang mungkin saja terjadi di musim penghujan.

    Kabid Kesiapsiagaan Bencana BPBD Tanggamus, Hendarman Wahid, mengatakan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Lampung (BMKG) menganalisis prakiraan curah hujan pada bulan November 2023 sampai dengan puncaknya bulan Januari 2024.

    “Sebagai tindak lanjut informasi tersebut maka kita perlu waspada terhadap potensi bencana meteorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor dan pohon tumbang yang melanda wilayah Kabupaten Tanggamus,” kata dia, Selasa, 14 November 2023.

    Ia menghimbau dan mengkondisikan warga untuk dapat menyiapkan diri dan lingkungan dalam menghadapi musim hujan dengan selalu memantau kondisi terkini di lapangan serta menyebarluaskan informasi peringatan dini (curah hujan dan potensi risiko wilayah genangan).

    “Meningkatkan Koordinasi dengan Instansi atau lembaga terkait kesiapsiagaan terutama di daerah rentan dan rawan bencana serta melakukan penyiapan tempat evakuasi atau lokasi pengungsian,” ujarnya.

    Selain itu, pihaknya juga telah mempersiapkan personil piket setiap hari. Bahkan, langsung mensiagakan seluruh anggota dalam situasi masuk penghujan atau kondisi ekstrim. Kemudian, mensiagakan alat peralatan.

    “Kami juga melakukan pemantauan ketinggian air lawat CCTV yang masih dalam tahap pengerjaan. Kemudian, sosialisasi dengan mitra PMI Tanggamus tentang simulasi bila terjadi banjir,” jelasnya.

    Hendarman menambahkan, pihaknya telah memetakan daerah rawan bencana di Kabupaten Tanggamus yakni, Kecamatan Semaka, Kecamatan Wonosobo, Kecamatan Kotaagung, Kecamatan Kotaagung Barat, Kotaagung Timur, Kecamatan Limau, Kecamatan Cukuh Balak, Kecamatan Kelumbayan, dan Kecamatan Kelumbayan Barat.

    “Sembilan kecamatan itu diidentifikasi sebagai daerah rawan banjir bandang dan tanah longsor,” katanya.

    Atika Oktaria

     

  • Warga Gotong Royong Bersihkan Kali Belau Antisipasi Banjir

    Warga Gotong Royong Bersihkan Kali Belau Antisipasi Banjir

    Bandar Lampung (Lampost.co) — Warga Kelurahan Gedung Pakuon, Kecamatan Telukbetung Selatan, Bandar Lampung, membersihkan lingkungan Kali Belau. Gotong royong dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya banjir.

    Warga sekitar, Pete, mengatakan pembersihan itu agar sirkulasi air di sungai menjadi lancar dan tidak ada penyempitan.

    “Warga bergotong royong membersihkan sungai dengan alat seadanya,” kata Pete, Senin, 23 Januari 2023.

    Kegiatan tersebut untuk mengantisipasi datangnya bencana yang berdampak pada warga. Sebab, intensitas hujan yang cukup sering menjadi alasan utama menjaga aliran sungai tetap lancar.

    ”Waspada dan tidak membuang sampah di sungai agar tidak menumpuk dan menyumbat sehingga menimbulkan banjir,” ungkapnya.

    Effran Kurniawan

  • 430 Ha Tanaman Padi di Palas Kembali Terendam Banjir

    Kalianda (Lampost.co)– Hujan yang mengguyur sejak Selasa 1 Februari 2022 sore hingga malam mengakibatkan ratusan hektare tanaman padi di Kecamatan Palas, Lampung Selatan, kembali terendam banjir.

    Tanaman yang baru berusia berkisar 1 hingga 30 hari setelah tanam (HST) itu terancam rusak dan gagal tanam. Padahal, sebagian besar petani setempat sudah dua kali tanam padi akibat diterjang banjir sebelumnya.

    Plt. Kepala UPTD Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPH-Bun) Kecamatan Palas, Tarmijan mengatakan setidaknya seluas 430 hektare tanaman padi kembali diterjang banjir. Banjir itu disebabkan tingginya intensitas hujan dua hari lalu.

    “Berdasarkan hasil monitoring para penyuluh dan POPT Tanaman Padi ada tujuh desa yang lahan persawahan mengalami kebanjiran. Total keseluruhan ada 430 hektare yang terdampak banjir,” ujarnya, Kamis 3 Februari 2022.

    Dia merinci tanaman padi yang terdampak banjir tersebar di Desa Tanjungjaya 105 Ha, Bumiasih 60 Ha, Bumiasri 75 Ha, Baliagung 60 Ha, Bumidaya 25 Ha, Pulaujaya 50 Ha dan Bumirestu 55 Ha.

    “Sebagian besar lahan yang terdampak banjir sudah dua kali tanam. Bahkan ada yang sudah melakukan pemupukan pertama,” kata dia melalui sambungan pesan WhatsApp.

    Dia mengaku pihaknya baru melaporkan peristiwa tersebut sekaligus mengusulkan bantuan benih kepada Dinas TPH-BUN Lamsel.

    “Ini baru kami laporkan ke Dinas TPH-BUN. Tanaman yang kebanjiran ini akan kami usulkan lagi bantuan benih. Mudah-mudahan bisa terealisasi dalam waktu dekat ini,” ujarnya.

    Sementara itu, Ketua Gapoktan Tani Maju Desa Pulaujaya, Dedi Yusuf mengatakan sebagian besar tanaman padi yang terdampak banjir baru berusia 10 HST. Tanaman padi yang terendam banjir merupakan pertanaman yang jedua kalinya setelah diterjang banjir pada awal 2022.

    “Kondisi banjir mulai surut. Tapi, enggak tahu kalau kembali diguyur hujan lagi. Petani terpaksa menunggu surut dan kembali pertanama untuk yang ketiga kalinya,” kata dia.
    EDITOR
    Sri Agustina