Tag: BBM

  • Disperindag Pesisir Barat Sebut Belum Ada Keluhan Warga Soal SPBU Curang

    Krui (Lampost.co) — Kepala Dinas Koperindag Pesisir Barat Siswandi mengatakan belum ada laporan maupun keluhan warga terkait SPBU curang. Pihaknya juga belum menemukan praktik curang yang dilakukan pengelola SPBU di Pesisir Barat.

    Dia mengatakan, di sepanjang wilayah Pesisir Barat saat ini terdapat lokasi SPBU yang telah beroperasi. Yaitu di Kecamatan Bangkunat, di Bangunnegara, Kecamatan Pesisir Selatan, dan di Pekon Lintik, Kecamatan Krui Selatan. Lalu di Pekon Penggawa Lima Ilir, Kecamatan Way Krui, dan SPBU di Pekon Penengahan Kecamatan Lemong.

    “Sejauh ini belum ada keluhan dari konsumen terkait kualitas BBM di Pesisir Barat,” kata Siswandi, Sabtu, 30 Maret 2024.

    Namun terkait keterangan teknis lebih jauh mengenai kualitas BBM yang ada di SPBU kabupaten itu, Siswandi tidak bisa menjawab. “Terkait kualitas BBM di Pesisir Barat, penjelasan teknis bisa koordinasi dengan kabid perdagangan yang  membidangi,” kata Siswandi.

    Kabid Perdagangan di Diskoperindag Pesisir Barat, Panji Adha Sentosa, mengatakan belum ada peristiwa BBM campur air seperti yang terjadi di Bekasi. “Kalau  di Pesisir Barat belum ada laporan terjadi kerusakan. Kami menghimbau ke SPBU agar petugas di SPBU selalu memantau kualitas BBM yang  mereka terima dari mobil tangki/pengirim dari Pertamina,” kata Panji.

    Sementara itu untuk mengantisipasi  kecurangan pengusaha SPBU, Polres Pesisir Barat melalukan pengecekan dan monitoring  ke SPBU, pada Jumat, 29 Maret 2024.

    Kegiatan tersebut bertujuan untuk mencegah dan mengantisipasi terjadinya kecurangan serta penyalahgunaan penyaluran BBM bersubsidi oleh pihak pihak yang tidak bertanggung jawab.

    “Kami telah melakukan pengecekan terhadap beberapa SPBU yang ada di wilayah kami. Salah satunya di SPBU Lintik dan SPBU menyancang (SPBU yang berlokasi di  Pekon Penggawalima Ilir , Kecamatan Way Krui). Alhamdulillah selama pengecekan kami tidak temukan kecurangan,” kata Kapolres Pesisir Barat AKBP Alsyahendra.

  • Polresta Klaim Tidak Temukan SPBU Nakal di Bandar Lampung

    Bandar Lampung (Lampost.co)Polresta Bandar Lampung melakukan pemeriksaan terhadap 2 SPBU yang berada di Jalan Gatot Subroto, Bandar Lampung, Sabtu, 30 Maret 2024. Pemeriksaan itu untuk mengetahui apakah ada SPBU nakal di Bandar Lampung.

    Kedua SPBU yang mereka periksa adalah SPBU 24.352.38 Pahoman dan SPBU 24.352.44 Garuntang. Kanit Tipiter Satreskrim Polresta Bandar Lampung, Ipda Rahmat Suryanto mengungkapkan, mereka memeriksa mesin takaran. Menurutnya, mesin harus sesuai dengan dasar transaksi perdagangan.

    Kemudian, pihaknya juga memeriksa kadar endapan air dalam tempat penyimpanan BBM. Hasilnya, kadar endapan air di kedua SPBU itu dalam batas normal. Polisi menyatakan tidak menemukan pelanggaran.

    “Hasil pemeriksaan yang kami lakukan, belum kami temukan adanya penyalahgunaan atau kecurangan yang dilakukan oleh pengelola SPBU,” kata dia.

    Menurutnya, polisi akan melakukan pemeriksaan rutin di setiap SPBU di wilayah Bandar Lampung terlebih menjelang lebaran. Hal tersebut untuk memastikan tidak merugikan masyarakat tidak akibat ulah SPBU nakal.

    Ia berharap masyarakat merasa aman dan nyaman ketika melakukan pengisian BBM khususnya di wilayah Bandar Lampung. Dia juga mengimbau SPBU juga untuk memberikan pelayanan maksimal kepada seluruh pelanggan.

    “Sidak ini menjadi pengingat bagi pemilik SPBU untuk selalu mematuhi aturan dan menjaga integritas dalam menjalankan usahanya,” kata dia.

    Kepolisian juga meminta masyarakat melapor jika menemukan SPBU nakal di Bandar Lampung. Dengan kerja sama itu maka pihak SPBU tidak akan berani melakukan kecurangan.

  • Komplotan Mafia BBM Jalani Sidang, Ternyata Hendak Kirim 170 Ton Minyak Cong ke Kalimantan

    Bandar Lampung (Lampost.co) — Dua terdakwa mafia Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar campuran atau minyak cong jalani sidang di Pengadilan Negeri Tanjungkarang, Kamis, 28 Maret 2024.

    Kedua terdakwa dengan berkas perkara terpisah  yaitu pemilik minyak cong Widia Febrialita dan nakhoda kapal Martimbul Tua Sidabutar.

    Keduanya duduk di kursi pesakitan karena tertangkap basah oleh Mabes Polri hendak mengirim minyak cong sebanyak 170 ton menggunakan kapal ke daerah Sampit, Kalimantan Tengah.

    Sidang kali ini dengan agenda mendengarkan keterangan saksi Fredrick dari penyidik Baharkam Polri, pemilik kapal Boby serta rekan terdakwa Merlin.

    Fredrick mengungkakan awal mula pengungkapan kasus mafia BBM. Saat itu sedang melakukan patroli di Pesisir Sukajaya, Lempasing, Kelurahan Sukamaju, Kecamatan Telukbetung Timur, Bandar Lampung, 14 Januari 2024. Ia melihat sebuah kapal  MT. Tanayu I bersandar di daerah tersebut.

    “Selanjutnya pemeriksaan menggunakan Sea Rider di karenakan masuk wilayah perairan dangkal. Setelah pemeriksaan ada muatan BBM jenis solar B30 sebanyak 170 KL (170 ton) tanpa dilengkapi dokumen muatan yang sah,” kata dia.

    Dari surat dakwaan jaksa penuntut umum, hasil pemeriksaan awal penyewa dan pemilik muatan BBM jenis solar tidak dapat menunjukan Dokumen Izin Niaga Usaha (INU) yang resmi. Tidak dapat menunjukan dokumen asal usul barang dan dokumen kapal serta invoice atau faktur pajak pembelian BBM.

    “Serta melakukan pengisian BBM jenis solar dengan cara tidak memenuhi standar,” kata dia.

    Dari SPBU

    Dugaan awal asal-usul barang adalah BBM jenis solar B30 yang diambil dari SBPU kemudian dilakukan pencampuran dengan minyak cong untuk selanjutnya dialirkan ke Kapal MT. Tanayu I.

    Pada 7 januari 2024, sekitar jam 19.00 nahkoda MT. Tanayu 1 terdakwa melaporkan kepada terdakwa Widia Febrialita  ada loading sejumlah 55.000 L milik  Yayang. Selanjutnya kapal MT. Tanayu 1 melakukan pemuatan kembali BBM sejumlah 65 kiloliter/KL.

    “Setelah selesai melakukan pemuatan, terdakwa selaku nakhoda memerintahkan anak buah kapal untuk melepaskan tali buritan kapal. Selanjutnya pindah posisi berlabuh yang tidak jauh dari tempat sandar,” kata dia.

    Pengisian minyak solar dari mobil yang berada di darat daerah lempasing menuju Kapal MT Tanayu I berlangung selama 3 hari. Pengisian pada malam hari pukul 23.00 Wib sampai dengan selesai.

    “Selanjutnya terdakwa Widia Febrialita meniru atau memalsukan bahan bakar minyak dengan cara  membeli blecing 30 sak dengan harga Rp7 juta. Bahan itu ia gunakan agar warna minyak cong yang sudah mereka muat di dalam kapal MT. Tanayu 1 menjadi lebih cerah/lebih kuning,” bunyi surat dakwaan.

    Selanjutnya terdakwa selaku nakhoda kapal bersama dengan ABK memblecing minyak yang ada di dalam kapal sekitar 8 jam.

    Adapaun komposisi pemilik minyak cong + 170 KL di MT. Tanayu 1 yaitu Dodi sejumlah 41.430 L minyak cong. Lalu Eko sejumlah 65.650 L minyak cong dan Yayang sejumlah minyak cong 36.000 L serta Fame 19.000 L.

  • Pertamina Dukung Penegakan Hukum Penyalahguna BBM bersubsidi yang Meledak

    Pertamina Dukung Penegakan Hukum Penyalahguna BBM bersubsidi yang Meledak

    Bandar Lampung (Lampost.co) — Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel mendukung proses investigasi pihak kepolisian. Hal itu terkait insiden kebakaran gudang bahan bakar minyak (BBM) di Jalan Tirtayasa, Campang Raya, Kecamatan Sukabumi, Bandar Lampung.

    “Kami pastikan tidak ada hubungan dengan gudang BBM itu. Kami menghimbau masyarakat untuk tidak melakukan pengisian berulang dan menimbun BBM karena bahan berbahaya yang mudah terbakar,” kata Area Manager Communication, Relation and CSR Sumbagsel, Tjahyo Nikho Indrawan, kepada Lampost.co, Rabu, 28 Februari 2024.

    Pertamina terus mengawal ketat penyaluran dan penjualan BBM subsidi agar tepat sasaran. Pihaknya juga dengan tegas menginstruksikan seluruh lembaga penyalur dapat menyalurkan sesuai regulasi berlaku.

    Dia pun berharap masyarakat selalu membeli BBM di outlet resmi, seperti SPBU dan Pertashop. Sebab, BBM yang terjamin kualitas dan keamanannya.

    “Jika menemukan indikasi kecurangan, masyarakat dapat segera melapor kepada aparat penegak hukum atau melalui Pertamina Call Center (PCC) 135,” kata dia.

    BACA JUGA: Gudang Solar Meledak, Mobil dan Tandon BBM Hangus Terbakar

    Sebelumnya diberitakan, gudang BBM diduga jenis solar meledak sekitar pukul 23.00 WIB, Selasa, 27 Februari 2024. Gudang seluas 50 x 100 meter itu hangus terbakar.

    Berdasarkan pantauan Lampost.co di lokasi kejadian, terlihat puluhan kerangka besi tandon air sebagai tempat penimbunan BBM.

    Atas kejadian itu, Satreskrim Polresta Bandar Lampung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

  • Polisi Olah TKP Gudang Penimbunan Solar yang Meledak

    Polisi Olah TKP Gudang Penimbunan Solar yang Meledak

    Bandar Lampung (Lampost.co) — Satreskrim Polresta Bandar Lampung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi gudang Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar di Jalan Tirtayasa, Campang Jaya, Kecamatan Sukabumi, Rabu, 28 Februari 2024. Gudang itu meledak pada Selasa, 27 Februari 2024, malam.

    Kasat Reskrim Polresta Bandar Lampung Kompol Dennis Arya Putra mengatakan tim Inafis Polresta sudah mengecek lokasi. Saat ini pihak sedang meminta keterangan warga sekitar. “Tim sudah olah TKP dan sedang melakukan penyelidikan,” kata dia, Rabu, 28 Februari 2024.

    Pantauan Lampost.co di lokasi, Rabu, 28 Februari 2024, terlihat sekitar 67  kerangka besi tandon air. Satu unit mobil colt diesel modifikasi,  serta tiga mobil box modifikasi hangus terbakar.

    Terlihat masih ada sedikit bara api di gudang yang berada di lahan seluas sekitar 50×100 meter itu.

    Warga sekitar Azizah mengaku tidak tahu gudang tersebut milik siapa. Ia hanya tahu gudang itu adalah gudang oli. “Gak tahu milik siapa mas, saya tinggal di sini baru sekitar dua bulan,” kata dia.

    Ia melanjutkan, saat mendengar dentuman, ia langsung kabur mengungsi ke tempat saudara. Namun saat itu terlihat penjaga gudang kabur saat kejadian. “Ada penjaganya kabur, naik mobil box ke arah bawah (Jalan Sutami),” kata dia.

     

    Cukup Kesulitan

    Diberitakan sebelumnya, sebuah gudang bahan bakar minyak (BBM) diduga jenis solar di Jalan Tirtayasa, Campang Jaya, Kecamatan Sukabumi, meledak pada Selasa, 27 Februari 2024, sekitar pukul 23.00 WIB.

    Tim Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Bandar Lampung masih berupa berjibaku menjinakkan si jago merah yang terus berkobar.

    Puluhan personel terlihat cukup kesulitan karena ledakan bersumber dari bahan bakar tersebut.

    Warga sekitar, Adam mengatakan, dia kaget melihat kobaran api dari kejauhan menjulang tinggi. Sebelum kobaran api terlihat, terdengar dentuman yang cukup keras. “Itu dentumannya keras. Jadi warga pada keluar dan kaget api sudah besar seperti ada bom jatuh,” katanya.

    Ia melanjutkan lokasi kebarakan dulunya adalah sebuah gudang perusahaan. Namun, saat ini jarang terlihat aktivitas terbuka. “Setahu saya, gudang itu memang sering ada mobil keluar masuk, abis itu tutup (gerbangnya),” kata dia.

  • Awal Tahun 2024 Harga Pertamax Cs Turun, tapi Nggak Banyak

    Awal Tahun 2024 Harga Pertamax Cs Turun, tapi Nggak Banyak

    Bandar Lampung (Lampost.co)–PT Pertamina (Persero) kembali melakukan penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi per 1 Januari 2024. Mengawali tahun, Pertamax cs turun harga meski tak signifikan.

    Harga BBM yang mengalami penurunan adalah jenis umum (JBU) atau nonsubsidi seperti pertamax, pertamax turbo, dan Pertamina dex. Penyesuaian harga itu memang dilakukan rutin setiap bulannya oleh perusahaan pelat merah tersebut.

    PT Pertamina (Persero) melakukan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) Umum dalam rangka mengimplementasikan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 sebagai perubahan atas Kepmen No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum.

    Dilansir laman resmi Pertamina, di wilayah Lampung, harga BBM Pertamax dengan nilai oktan (RON) 92 di bulan ini menjadi Rp13.500 per liter, turun Rp450 dibanding harga pada Desember 2023 sebesar Rp13.950 per liter.

    Kemudian Pertamina DEX saat ini dijual Rp15.450/liter, sebelumnya dibanderol Rp16.650/liter. Artinya, Pertamina DEX di Lampung turun harga sebesar Rp1.200 hari ini.

    Lalu untuk Pertamax Turbo saat ini turun Rp950 menjadi Rp14.750 dari sebelumnya Rp15.700/liternya. Dexlite pada hari ini dijual Rp14.900, dan untuk BBM jenis Pertalite masih dijual sama yakni Rp10.000/liter.

    Berikut daftar harga BBM di Lampung per 1 Januari 2024 :

    1. Pertamina Bio Solar Rp6.800

    2. Pertamax Turbo Rp14.750

    3. Pertamax Rp13.500

    4. Pertalite Rp10.000

    5. Pertamina Dex Rp15.450

    6. Dexlite Rp14.900

    Putri Purnama

     

  • Mudahkan Dapat Solar, Pemkot Minta Nelayan Segera Urus Perizinan Kapal

    Bandar Lampung (Lampost.co) — Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung meminta para nelayan di kota ini dapat melengkapi dokumen perizinan kapal untuk bisa mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.

    Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Bandar Lampung Erwin, menyebut hal ini berlaku untuk seluruh nelayan baik kecil maupun besar. Hal itu menurutnya agar nelayan tidak kesulitan mendapatkan solar bersubsidi.

    “Segera urus surat-surat kelengkapan kapal atau dokumen Pas,” ungkapnya, Senin, 27 Oktober 2023.

    Menurutnya, dokumen Pas sangat penting bagi nelayan, sebab selain menjadi salah satu persyaratan untuk mendapatkan solar bersubsidi.

    Ia mengeklaim dokumen tersebut agar solar subsidi yang dikeluarkan tepat sasaran sesuai Gross Ton (GT) dan tidak disalahgunakan.

    “Jadi nanti jumlahnya sesuai dengan besaran kapal berapa GT, kalau besar tentu jatah solarnya besar juga, pun sebaliknya,” terangnya.

    Erwin mengeklaim ketersediaan solar bersubsidi di Bandar Lampung untuk aktivitas nelayan terbilang aman atau masih tercukupi, dimana mereka (nelayan) dapat membelinya di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) yang ada di Kota Tapis Berseri.

    “Bahkan kalau nelayan punya dokumen Pas, itu bisa mengisi di SPBU sekarang,” jelasnya.

    Erwin menambahkan apabila ada nelayan yanh mengeluhkan solar langka, ia memastikan jika nelayan tersebut tidak memiliki kelengkapan dokumen Pas.

    “Kalau ada surat-surat solar itu ada dan tersedia. Itu yang mengeluh tidak dapat BBM bisa saja atau mungkin mereka tidak ada kelengkapan dokumen Pas-nya, sehingga ketika beli di Pertamina akan ditolak,” pungkasnya.

    Atika Oktaria

  • Kekecewaan Sopir Truk Kehabisan Solar Usai Antre 2 Jam

    Bandar Lampung (Lampost.co) — Sejumlah sopir truk kecewa tidak mendapatkan BBM jenis solar. Padahal, mereka telah mengantre hingga dua jam di SPBU di Jalan Pangeran Antasari, Kedamaian, Bandar Lampung, Kamis, 23 November 2023.

    “Satu jam lebih antre untuk dapat solar, ternyata habis eggak kebagian,” ujar salah satu sopir truk, Rohmat.

    Dia mengaku tidak tahu SPBU lainnya yang masih memiliki stok solar. Pasalnya, dia sudah berkeliling ke SPBU, tetapi tetap tidak kebagian solar. “Bingung mau cari solar di mana lagi. Dari pagi berputar-putar ke SPBU. Tapi semua habis,” ujarnya.

    Sopir truk lainnya, Egi Permanan, mengungkapkan kekecewaannya karena tidak mendapatkan solar usai sekitar satu jam mengantre di SPBU. “Tapi malah kehabisan. Saya enggak kebagian solar,” ujar dia.

    Akibat tidak memiliki solar, dia terpaksa menunda pengiriman barang ke Palembang menggunakan truk hari ini. “Dari pagi keliling SPBU cari solar, ternyata kosong. Mau enggak mau hari ini tunda kirim barang ke Palembang,” kata dia.

    Effran Kurniawan

  • Kejari Bisa Gerebek Penimbunan BBM dengan Syarat

    Bandar Lampung (Lampost.co) – Penggerebekan penimbunan BBM jenis solar di Kotaagung Barat yang dilakukan Kejaksaan Negeri (Kejari) Tanggamus, dinilai bukan suatu masalah masalah. Namun, hal itu dengan syarat sebagai operasi intelijen dan penyelidikan hasil penggeledahan diserahkan kepada kepolisian.

    Sebab, korps adhyaksa tidak memiliki wewenang untuk menyelidiki kasus di bidang migas.

    Pengamat Hukum Universitas Bandar Lampung (UBL), Benny Karya Limantara, menjelaskan kegiatan intelijen Kejaksaan bertujuan untuk penegakan hukum yang mencari peristiwa pidana.

    Hal itu bukan untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan. Sebab, Kejaksaan tidak memiliki kewenangan terhadap penyidikan tindak pidana minyak bumi dan gas.

    “Penegakan Hukum terhadap tindak pidana di bidang migas dilakukan Kepolisian dan PPNS. Itu berdasarkan Pasal 50 ayat 1 sampai 5 UU No. 22 Tahun 2001,” kata benny, kepada Lampost.co, Selasa, 21 November 2023.

    Kendati demikian, penggerebekan Kejari itu bisa dilakukan lewat operasi intelijen sesuai UU 17 Tahun 2011 tentang Intelijen Negara.

    Selanjutnya intelijen Kejaksaan akan berkoordinasi dengan penyidik Kepolisian atau Penyidik Pegawai negeri Sipil (PPNS). “Hasil pemeriksaan terhadap beberapa orang untuk mencari adanya peristiwa pidana yang terjadi,” katanya.

    Kronologis Penggerebekan
    Sementara itu, Kasi Intel Kejari Tanggamus, Apriyono, menjelaskan kronologis penggerebekan itu berawal dari jajarannya yang menemukan satu mobil tangki solar berwarna biru sedang parkir di salah satu gudang sekitar Pekon Talagening, Kecamatan Kotaagung Barat.

    Atas temuan itu, pihaknya meminta keterangan terhadap kepada pemilik gudang berinisial B dan F beserta sopir dan kenek mobil inisial M dan AR.

    “Kondisi di lokasi cukup ramai sehingga kami menawarkan pemilik gudang, sopir dan keneknya untuk memberikan keterangan di kantor kejaksaan,” katanya.

    Effran Kurniawan

  • Sejumlah SPBU di Lampung Selatan Sering Kekosongan Solar

    Kalianda (Lampost.co) — Sejumlah SPBU sekitar Lampung Selatan kerap kekosongan bahan bakar umum (BBM) jenis solar. Sebab, kedatangan distribusi solar tidak menentu.

    Berdasarkan pantauan Lampost.co, di SPBU Jatu Indah, Kalianda, Selasa, 21 November 2023, terlihat lengang dari antrean kendaraan. Sebab, SPBU itu saat ini sedang kosong.

    Hal itu juga terjadi di berbagai SPBU lainnya sekitar Kalianda, seperti SPBU dekat Rumah Makan Siang Malam, Desa Kekiling, Kecamatan Penengahan. Seluruhnya sepi dari truk dan mobil berbahan bakar solar.

    Superviser SPBU Jati Indah, Kalianda, Yoga, mengatakan saat ini sedang tidak ada solar. Pengiriman solar juga saat ini tidak menentu.

    “Saya juga enggak tahu karena urusan pengiriman solar itu antara Pertamina dengan orang kantor. Bisa dua hari sekali datangnya solar ke SPBU ini dengan jumlah delapan ton,” ujar dia.

    Kedatangan pengiriman solar juga akan selalu dipenuhi antrean sehingga stoknya langsung habis dalam hitungan jam. “Begitu datang langsung habis karena banyak kendaraan berbahan solar membeli,” katanya.

    Seorang sopir travel, Usin (40), mengatakan solar tengah sulit dicari karena tidak semua SPBU memiliki persediaan.

    “Sebelum habis solar di tangki mobil harus keluar masuk tol ke jalan lintas Sumatra untuk mencari solar di SPBU. Ini untuk mengantisipasi kehabisan solar,” katanya.

    Effran Kurniawan