Tag: Berita Ekonomi

  • BI Lampung Sediakan Layanan Penukaran Uang

    BI Lampung Sediakan Layanan Penukaran Uang

    Bandar Lampung (Lampost.co) — Kantor Perwakilan (Kpw) Bank Indonesia Provinsi Lampung pada periode Ramadan dan Idulfitri 1445 Hijriah/2024 Masehi ini menyediakan beberapa tempat layanan penukaran uang atau kas keliling untuk kebutuhan THR.

    Kepala Perwakilan BI Provinsi Lampung, Junanto Herdiawan mengatakan, untuk mengetahui jadwal layanan kas keliling dan pemesanan penukaran uang dari Bank Indonesia dapat akses web pintar.bi.go.id.

    “BI Lampung juga melakukan beberapa kegiatan layanan penukaran uang pada beberapa pasar, mal, rest area dan pelabuhan Bakauheni,” ujar Junanto, Jumat, 15 Maret 2024.

    Ia katakan, Bank Indonesia Provinsi Lampung menyiapkan uang kartal sebesar Rp4,3 triliun untuk memenuhi kebutuhan uang layak edar masyarakat wilayah Lampung.

    “Angka ini mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya sebesar Rp3,3 triliun atau meningkat sebesar 30,3%,” kata dia.

    Pihaknya juga mengajak masyarakat untuk menggunakan metode pembayaran secara non tunai seperti Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).

    “Pembayaran secara non tunai menawarkan kepraktisan, efisiensi, dan menghemat waktu serta terhindar dari peredaran uang palsu,” ucapnya.

    Pada kegiatan layanan penukaran uang rupiah juga akan ada sosialisasi terkait Cinta, Bangga, dan Paham Rupiah dan mendorong penggunaan QRIS pada kalangan masyarakat.

    Kegiatan layanan dan sosialisasi tersebut dapat mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan uang rupiah dengan kualitas yang baik, pecahan yang sesuai, dan nominal yang cukup juga sekaligus menambah pemahaman masyarakat.

    “Terkait alat pembayaran yang sah yakni Rupiah yang harus kita kenal, rawat, dan jaga serta semakin memperluas pemahaman masyarakat mengenai QRIS,” katanya.

  • 7.880 Ton Beras Tersalurkan Perum Bulog Lewat Program SPHP

    7.880 Ton Beras Tersalurkan Perum Bulog Lewat Program SPHP

    Bandar Lampung (Lampost.co) — Perum Bulog Kanwil Lampung telah melaksanakan program Stabilisasi Pasokan Harga Pangan (SPHP). Adapun sebanyak 7.880 ton beras telah tersalurkan melalui program tersebut.

    Kepala Perum Bulog Kanwil Lampung, Taufan Akib mengatakan, untuk program SPHP yang telah ditentukan untuk periode tahun ini dan telah mulai sejak Januari hingga Februari.

    “Untuk dari bulan Januari sampai 29 Februari 2024 perum Bulog telah melaksanakan penjualan atau stabilisasi harga beras sebanyak 7.880 ton,” ujar Taufan Akib, Kamis, 14 Februari 2024.

    Menurutnya, Bulog jalankan perintah oleh pemerintah melalui Bapanas melaksanakan stabilisasi harga melalui program SPHP. Dan terhadap pelaksanaan SPHP pada awal tahun ini berjalan dengan lancar.

    “Target kami setahun 30.000 ton, kalau perbulan berarti rata-rata sekitar 2.500an ton, jadi kalau dua bulan targetnya sekitar 5.000 ton, tapi sudah melampaui karena mencapai 7.880 ton,” ucapnya.

    Pihaknya terus memastikan bahwa SPHP terus berjalan sesuai dengan baik, sehingga bisa menekan harga beras jangan sampai melonjak lebih tinggi lagi.

    Perum Bulog Lampung juga bekerjasama dengan pedagang pasar, toko ritel dan kios untuk menyalurkan beras SPHP sehingga mudah terjangkau masyarakat.

    “Untuk pelaksanaan SPHP, kami bekerjasama dengan pedagang pasar, toko ritel, kios, jaringannya yang kami bekerjasama sekitar 1.008 unit, kami harapkan dengan seluruh titik itu dapat mengcover dan menjangkau seluruh kebutuhan masyarakat,” ujar dia.

  • Bandar Lampung Pastikan Laju Inflasi Terkendali selama Ramadan

    Bandar Lampung Pastikan Laju Inflasi Terkendali selama Ramadan

    Bandar Lampung (Lampost.co): Pemerintah Kota Bandar Lampung memastikan laju inflasi di kota berjuluk Tapis Berseri terkendali selama Ramadan.

    Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung, inflasi di Bandar Lampung menyentuh angka 2,69 persen. Angka ini masih berada di bawah inflasi nasional sebesar 2,75 persen.

    Wali Kota Bandar Lampung, Eva Dwiana menyebut untuk menekan angka inflasi pihaknya akan memggelar pasar murah selama bulan Ramadan.

    “Insyaallah dengan pasar murah yang ada di 20 kecamatan dan tersebar di 126 kelurahan. Itu bisa membantu masyarakat untuk bulan puasa, juga dapat menekan angka inflasi,” kata Eva, Jumat, 7 Maret 2024.

    Eva menyebut pihak Pemkot menggandeng pihak perusahaan untuk mengadakan bahan pokok di pasar murah tersebut.

    Selain itu, ia juga telah mengkomunikasikan untuk harga di pasar murah ini nantinya harganya harus jauh dibawah pasaran.

    “Kita dari pemerintah meminta dari perusahaan saat rapat untuk tolong masalah harga jangan terlalu tinggi sekali,” katanya.

    Ia juga menyampaikan dalam pasar murah kali ini bahan pokok sehari-hari akan menjadi fokus utama.

    “Seperti beras, minyak, telor, bahan makanan lah. Tadi juga kita sudah bertemu dengan Domos sama Bumi Waras dan juga Sinar Laut untuk menyediakan bahan-bahan yang akan dijual di pasar murah nanti,” jelasnya.

    Selain pihaknya sudah berkomunikasi dengan pihak pengusaha, soal harga Pemkot Bandar Lampung juga memberikan subsidi.

    “Semua bahan kita bakal subsidi, sehingga harganya jauh lebih murah,” klaimnya.

    Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News.

  • Mendag Klaim Meski Harga Tinggi, Stok Pangan untuk Ramadan Cukup

    Mendag Klaim Meski Harga Tinggi, Stok Pangan untuk Ramadan Cukup

    Bandar Lampung (Lampost.co): Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengklaim meski harga tinggi, stok pangan di wilayah Lampung mencukupi untuk kebutuhan selama Ramadan 2024. Hal itu ia utarakan saat melakukan pemantauan harga kebutuhan pokok di Pasar Kangkung, Kecamatan Telukbetung Selatan, Bandar Lampung, Jumat (8/3).

    Tiba sekitar pukul 09.10 WIB, Mendag datang dengan beberapa pejabat pemerintah setempat, Pemkot Bandar Lampung dan Pemprov Lampung. Sembari menyapa pedagang yang ada di pasar, Mendag bertanya mengenai perkembangan harga komoditas terutama menjelang bulan suci Ramadan.

    Mulai dari pedagang kebutuhan pokok seperti beras, telur, dan daging. Lalu ke pedagang komoditas pangan seperti bawang, cabai, dan sayuran.

    Mendag Zulkifli Hasan mengatakan menjelang bulan suci Ramadan yang terpenting adalah menjaga stok ketersediaan barang tercukupi. Hal itu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

    “Antisipasi menjelang Ramadan ini yang terpenting adalah barang cukup. Ya kita lihat stok barangnya ada apa enggak ternyata banyak. Jadi tidak usah khawatir, menjelang Ramadan, daging ayam banyak, telur, beras, cabai, dan bawang banyak,” ujar Zulkifli.

    Kemudian dia juga menyatakan bahwa terjadi stabilitas di beberapa harga kebutuhan dan penurunan harga.

    “Bawang putih harganya termasuk di bawah standar ya Rp36 ribu per kilo. Bawang merah masih murah Rp30 ribu per kilo. Cabai turun Rp58 ribu per kilo. Nah, kalau beras tidak naik, tapi belum turun masih tinggi,” katanya.

    “Sementara kalau telur tadi Rp30 ribu per kilo, kemarin masih sekitar Rp31 ribu – Rp32ribu. Daging ayam agak mahal tadi, kalau satu ekor Rp35 ribu,” sambungnya.

    Menurutnya peningkatan harga beras yang berada di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) itu akibat tertundanya masa panen. Hal itu akibat dampak dari El Nino tahun lalu.

    “Seharusnya sudah masuk masa panen, namun tertunda waktu panen rayanya,” kata Mendag.

    Stabil di Harga Tinggi

    Sutrisno seorang pedagang di pasar setempat mengatakan, pergerakan harga untuk komoditas cabai saat ini belum ada perubahan. Harga cabai masih berada di harga tinggi menjelang bulan suci Ramadan.

    Tidak hanya cabai, komoditas bawang pun tidak jauh berbeda namun tidak terjadi peningkatan harga yang begitu siginifikan.

    “Kalau cabai merah besar sekarang harganya masih di kisaran Rp68ribu per kg. Cabai rawit juga lumayan tinggi harganya, sekarang Rp70 ribu per kg. Terus bawang putih saat ini harganya Rp35 ribu per kg,” kata Sutrisno.

    Kemudian untuk harga beras, Marli pedagang lainnya mengatakan sampai dengan saat ini harganya masih tetap stabil di kisaran Rp15 ribu hingga Rp17ribu per kg, untuk jenis medium.

    “Beras harganya masih tetap segitu aja ya. Kisaran Rp15 ribu sampai Rp17 ribu per kg. Kalau telur beda-beda, tergantung pedagangnya dapat harga dari kandang berapa,” kata Marli.

    Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News.

  • Operasi Pasar Harus Dimasifkan

    Operasi Pasar Harus Dimasifkan

    Bandar Lampung (Lampost.co): Badan Pangan Nasional (Bapanas) meminta pemerintah daerah (Pemda) untuk memasifkan kegiatan operasi pasar. Hal itu guna menekan lonjakan harga bahan pangan pokok pada momen Ramadan dan Idulfitri.

    Sekretaris Bapanas, Sarwo Edhy mengatakan pemerintah daerah perlu melakukan optimalisasi pemanfaatan dana dekonsentrasi untuk pengendalian harga dan penguatan ketahanan pangan.

    “Ke depan kita perbanyak gerakan pasar murah, baik dari sumber dana dekonsentrasi yang memang sudah dialokasikan ke provinsi, juga ada anggaran dari pusat,” ujarnya di Gudang Perum Bulog Divre Lampung, Campang Raya, Kamis, 7 Maret 2024.

    Dia juga meminta Dinas Pangan provinsi dan kabupaten/kota untuk melakukan pengusulan rencana kegiatan pasar murah hingga mencapai ke titik desa. Dia berharap dengan persebaran titik pasar murah yang semakin meluas, mampu menstabilkan harga pangan dalam menghadapi bulan Ramadan.

    “Mohon kepala dinas (pangan) provinsi dan kabupaten, untuk mengusulkan pelaksanaan gerakan pasar murah di sejumlah titik. Tentunya juga di tingkat desa dan kecamatan,” katanya.

    Sarwo menuturkan realisasi program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di Provinsi Lampung perlu lebih intens menyasar pasar tradisional. Dia menilai pengelontoran SPHP secara lebih masif ke pasar tradisional mampu mengurangi gejolak harga pangan saat ini.

    “Kalau SPHP ini digelontorkan ke pasar tradisional, Insyaallah harga pangan tidak akan bergejolak seperti sekarang ini,” kata dia.

    Pihaknya berkomitmen untuk aktif melakukan monitoring dan menjamin ketersediaan stok pasokan pangan yang ada. “Kami selalu memonitor ketersediaan beras ini agar mencukupi, khususnya untuk masyarakat dan pasar tradisional,” ujarnya.

    Lebih lanjut, Sarwo mengungkapkan beberapa jenis bahan pokok yang mengalami peningkatan harga mendekati momen Ramadan adalah beras, gula, minyak goreng, dan cabai.

    “Untuk cabai baik jenis keriting ataupun rawit, kenaikannya di atas 10 persen. Kami lakukan konsolidasi dengan produsen, khususnya yang berkaitan dengan cabai untuk bisa nanti menglokasikan ke daerah yang defisit,” pungkasnya.

    Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News.

  • Pedagang Bermain Harga dan Timbun Stok Pangan Bakal Ditindak Tegas

    Pedagang Bermain Harga dan Timbun Stok Pangan Bakal Ditindak Tegas

    Gunungsugih (Lampost.co): Kapolres Lampung Tengah, AKBP Andik Purnomo Sigit, melakukan patroli bertemu pedagang ke sejumlah pasar tradisional di wilayah setempat, Kamis, 7 Maret 2024. Hal itu dalam rangka pengecekan harga pangan dan ketersedian stok bahan pokok di pasar menjelang bulan suci Ramadan.

    Kapolres menegaskan pihak kepolisian akan menindak tegas jika mendapati oknum pedagang yang nakal yakni melakukan permainan harga dan penimbunan kebutuhan pokok.

    Dalam pengecekan di Plaza Bandarjaya, Kapolres mengungkapkan pihaknya tidak menemukan harga kebutuhan pokok yang mengalami kenaikan secara signifikan.

    “Kami akan tindak tegas sesuai hukum yang berlaku. Jika ada pedagang nakal atau pemodal yang menimbun bahan sembako, demi kepentingan dan keuntungan pribadi. Karena itu berdampak ke masyarakat yang sulit mendapatkan barang tersebut,” kata Andik.

    “Kami melakukan pengecekan langsung harga dan ketersedian bahan pokok di Plaza Bandarjaya, untuk memastikan ketersediaan bahan kebutuhan sehari-hari. Salah satunya beras dan ini masih tercukupi,” sambungnya.

    Dia menambahkan untuk saat ini ketersediaan bahan pokok masih aman. Selain itu soal harga di pasar, belum ada kenaikan harga yang signifikan.

    Di Kabupaten Tulangbawang Barat, Pemkab setempat menggelar operasi pasar murah Pasar Tradisional Mulyaasri, Kecamatan Tulangbawang Tengah, Selasa, 5 Maret 2024.

    Total 10 ton beras tersedia dalam OP murah yang bekerjasama dengan Bulog KCP Menggala, Tulangbawang bertujuan mengendalikan harga pangan pada pasaran menjelang bulan suci Ramadan.

    “Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kepedulian pemerintah daerah dan upaya mengendalikan inflasi,” kata Pj Bupati Tulangbawang Barat, M Firsada.

    Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News.

  • GPM di Pesisir Barat Diharap Tingkatkan Daya Beli Masyarakat

    GPM di Pesisir Barat Diharap Tingkatkan Daya Beli Masyarakat

    Krui (Lampost.co): Kepala Dinas Kominfo dan Persandian Pesisir Barat, Suryadi mengatakan, Pemkab setempat, telah menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) pada Selasa, 5 Maret 2024. Pelaksanaan GPM itu merespon kondisi harga kebutuhan pokok yang melambung, sementara daya beli masyarakat turun.

    “Pak Bupati Agus Istiqlal menghadiri langsung GPM, yang di gelar di lapangan depan kantor bupati setempat,” ujarnya, Rabu, 6 Maret 2024.

    Menurutnya, meskipun persedian beras di Pesisir Barat masih mencukupi. Namun demi menjaga kestabilan stok, maka perlu GPM tersebut. “Karena kami memperkirakan panen raya baru akan terjadi pada April 2024,” katanya.

    Menurutnya, beras kualitas medium saat ini harganya Rp16 ribu per kg. Harga tinggi juga terjadi pada minyak goreng, telur, cabai besar, cabai rawit, bawang merah, bawang putih dan gula. Tingginya harga tersebut membuat masyarakat mengalami kesulitan.

    Dia mengatakan dengan GPM akan menjamin pasokan ketersediaan pangan yang dibutuhkan dan dapat dibeli dengan harga yang lebih terjangkau.

    “Di GPM beras medium per 5 kg seharga Rp54 ribu, minyak goreng Rp14 ribu per liter, gula pasir Rp15 ribu per kg, dan tepung terigu Rp12 ribu per kg,” kata Suryadi.

    Dia berharap GPM tidak hanya meningkatkan daya beli dan membantu masyarakat untuk dapat membeli bahan pangan dengan harga murah, tetapi juga dapat menghidupkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Pesisir Barat.

    Sementara Kapolsek Pesisir Tengah AKP Mahdum Yazin mengatakan, pihaknya melakukan pengamanan dan pengawasan. Hal itu agar GPM untuk memastikan pendistribusian bantuan pada GMP tersebut tepat sasaran.

    Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News.

  • Warga Katibung Serbu Pasar Murah 6 Ton Beras SPHP

    Warga Katibung Serbu Pasar Murah 6 Ton Beras SPHP

    Kalianda (Lampost.co): Masyarakat menyerbu pasar murah 6 ton beras SPHP dan 600 liter minyak goreng di Markas Koramil Katibung, Sabtu, 2 Maret 2024. Komandan Kodim (Dandim) 0421 Lampung Selatan, Letkol Inf Esnan Haryadi bersama Pimpinan Cabang Perum Bulog Lamsel, Nurmulyati Syahroni, memantau langsung pelaksanaan di halaman Markas Koramil Katibung tersebut.

    Pelaksanaan pasar murah ini merupakan kerja sama antara Kodim 0421/LS dan Perum Bulog Cabang Lampung Selatan. Sebelumnya Dandim 0421/Lampung Selatan telah melakukan inspeksi mendadak (sidak) pengcekan harga sembako di sejumlah pasar di Lampung Selatan.

    Pimpinan Cabang Perum Bulog Lampung Selatan, Nurmulyati Syahroni, mengatakan kegiatan pasar murah ini merupakan sinergitas Bulog dan Kodim 0421/LS, sebagai upaya memaksimalkan dan menekan kenaikan harga bahan pokok. Terutama bahan pangan yang sangat dibutuhkan masyarakat, khususnya masyarakat di wilayah Kecamatan Katibung.

    “Apalagi, kini menjelang Ramadan 1445 Hijriah. Tentunya, kebutuhan pokok menjadi kebutuhan utama masyarakat sekitar,” ujarnya.

    Sementara itu, Dandim 0421/LS Letkol Inf Esnan Haryadi, mengatakan pelaksanaan kegiatan ini untuk mencegah terjadinya inflasi daerah. Karena inflasi dapat berdampak kepada masyarakat. Hal ini juga untuk membantu masyarakat yang membutuhkan.

    “Ya, kami melaksanakan kegiatan ini dalam rangka membantu masyarakat untuk mendapatkan sembako dengan harga yang terjangkau,” katanya.

    Adapun dalam pasar murah tersebut terdapat 2 paket sembako dijual. Antara lain, beras SPHP isi 5 kg seharga Rp53 ribu dan minyak goreng seharga Rp14 ribu/900 ml. Perum Bulog Lampung Selatan menyediakan 6 ton beras SPHP dan 600 liter minyak goreng dalam pasar murah tersebut.

    Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News.

  • Satgas Pangan Kawal Ketat Distribusi Bahan Pangan Pokok

    Satgas Pangan Kawal Ketat Distribusi Bahan Pangan Pokok

    Bandar Lampung (Lampost.co): Ditreskrimsus Polda Lampung bersama satgas pangan dan instansi terkait lainnya menggelar rapat koordinasi, Kamis, 19 Februari 2024. Rapat itu dalam rangka menjaga stabilitas harga ketersediaan stok bahan pangan di pasar tradisional.

    Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Umi Fadilah mengatakan satgas pangan akan melakukan pemantauan dan mengawal kelancaran distribusi bahan pangan di pasar. Sehingga masyarakat dapat tidak terkendala dalam memenuhi kebutuhan bahan pokok.

    “Apalagi kita akan menghadapi bulan suci Ramadan tahun ini. Jadi jangan sampai ada yang bermain-main dengan bahan pangan. Kami sebagai leading sector dalam Satgas Pangan, akan terus memantau dan mengawal (pasokan pangan),” ujarnya.

    Umi mengatakan dalam rakor tersebut juga mengetahui ketersediaan stok bahan pokok penting di wilayah Lampung masih terpantau aman. “Untuk harga beras saat ini sudah mengalami penurunan, karena beberapa wilayah sudah mulai panen,” ujarnya.

    Dia menambahkan, tim satgas pangan akan segera melakukan operasi pasar untuk menjaga stabilitas harga pangan di pasaran.

    “Berharap Lampung dapat menjaga stabilitas harga, sehingga tidak menjadi 10 besar peringkat tertinggi inflasi daerah,” kata dia.

    Pada sisi lain, Satgas Pangan Kabupaten Lampung Utara mengeklaim tidak ada permainan distributor terkait tingginya harga beras. Satgas Pangan setempat mengeklaim meski harga beras jenis premium tinggi, namun ketersediaan stoknya masih aman.

    “Untuk indikasi ke arah kartel dan lainnya tidak ada. Namun khusus beras kualitas premium memang harganya cukup tinggi di pasaran,” kata Kapolres Lampura AKBP Teddy Rachesna, usai memimpin inspeksi mendadak harga kebutuhan pokok bersama Satgas Pangan di Pasar Central Kotabumi, Selasa, 20 Februari 2024.

    Dari pantauan Satgas Pangan, harga cabai mengalami kenaikkan karena stok terbatas. Lampura memasok stok cabai selama dari luar daerah.

    Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News.

  • Empat Tenaga Kerja Asing Asal Malaysia di Mesuji Diklaim Legal

    Empat Tenaga Kerja Asing Asal Malaysia di Mesuji Diklaim Legal

    Mesuji (Lampost.co): Pemerintah Kabupaten Mesuji melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Mesuji, mengklaim tidak ada tenaga kerja asing (TKA) ilegal yang bekerja di Mesuji.

    Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Mesuji, Najmul Fikri mengatakan, jika pihaknya terus melakukan pendataan terhadap TKA yang bekerja di wilayah Mesuji.

    “Sejauh ini hanya ada empat TKA yang bekerja di tiga perusahaan di Mesuji. Yakni satu orang di Barat Selatan Makmur Investindo (BSMI), satu orang di PT Lampung Inter Pertiwi (LIP), dan dua orang bekerja di PT Prima Alumga,” jelas Najmul.

    Keempat TKA tersebut, lanjut Najmul berkewarganegaraan Malaysia. “Kami terus berupaya agar dapat berkoordinasi dengan lintas terkait. Seperti tentang dokumen imigrasinya, guna mengetahui ada tidaknya warga asing yang bekerja di Mesuji, namun belum terdaftar,” kata dia.

    Jika pihaknya nanti mengetahui adanya pegawai asing ilegal, maka pihaknya akan melakukan langkah-langkah strategis dengan lintas sektoral.

    “Tentu jika pada akhirnya ada TKA ilegal, kami akan lakukan langkah tegas sesuai peraturan yang ada. Juga berkoordinasi dengan pihak-pihak yang berwenang,” kata dia.

    Pada sisi lain, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, mengungkapkan proyek hilirisasi industri pertambangan di Indonesia mempekerjakan sekitar 10-15 persen TKA.

    “Jumlahnya itu berkisar antara 10-15 persen saja,” kata Luhut di Jakarta, Kamis, 25 Januari 2024.

    Menurut Luhut, adanya TKA tersebut, mau tidak mau harus dilakukan. Lantaran pada saat awal pengoperasian teknologi industri hilirisasi, sumber daya manusia (SDM) dalam negeri belum mampu melakukannya.

    Kendati demikian, ia memastikan porsi TKA itu nantinya akan berkurang seiring dengan banyak dilatihnya SDM lokal untuk industri hilirisasi.

    Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News.