Tag: berita lampung barat

  • THR ASN Pemkab Lampung Barat Dibayarkan 3-5 April 2024, Segini Anggarannya

    Liwa (Lampost.co): Tunjangan Hari Raya (THR) ASN Pemkab Lampung Barat akan dibayarkan paling cepat tanggal 3 April 2024 dan paling lambat 5 April 2024 mendatang.

    Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah Lampung Barat, Okmal mengatakan, alokasi anggaran untuk pembayaran THR ASN Pemkab Lampung Barat itu telah siap. Anggarannya senilai Rp25,9 miliar, termasuk THR untuk guru senilai Rp2,5 miliar.

    Dana Rp25,9 miliar itu terdiri dari tunjangan penghasilan pegawai Rp2,028 miliar, gaji ke-14 atau THR Rp21,439 miliar, dan THR untuk guru Rp2,5 miliar.

    “Sementara untuk gaji ke-13 semua ASN, Pemkab Lambar juga telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp21,439 miliar,” kata Okmal, Rabu 26 Maret 2024.

    Dia mengatakaan pelaksanaan pembayaran THR bagi ASN Pemkab Lampung Barat itu sebelum hari raya Idulfitri.

    “Paling lambat tanggal 5 April lah. Tapi, jika ada OPD yang terlambat menyampaikan usulan, maka pembayaran setelah lebaran,” kata dia.

    Selain PNS dan PPPK, lanjut dia, pemberian THR juga kepada guru yang sudah bersertifikasi. Di mana dari alokasi sebesar Rp25,9 miliar itu, sebanyak Rp2,5 miliar adalah untuk THR guru bersertifikasi.

    “Guru yang mendapatkan THR adalah guru yang telah bersertifikasi dan telah menerima tunjangan profesi guru (TPG). Pemberian THR bagi guru bersertifikasi ini mulai tahun ini,” kata Okmal.

    Adapun dasar pemberian THR untuk guru sertifikasi itu adalah Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 14 tahun 2024. Yakni tentang pemberian tunjangan hari raya dan gaji ke-13 tahun 2024 kepada aparatur negara, pensiunan, penerima pensiun, dan penerima tunjangan tahun 2024.

    Menurutnya, pemberian THR bagi guru itu merupakan wujud kepedulian dan penghargaan pemerintah kepada para guru atas pengabdiannya.

    “Namun untuk besaran THR yang kita berikan juga berdasarkan kemampuan keuangan daerah. Kemudian pembayarannya juga setelah adanya usulan dari Dinas terkait,” kata dia.

    Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News.

  • Dua Warga Serahkan Dua Pucuk Senpi Rakitan dalam Giat Operasi Cempaka di Lampung Barat

    Liwa (Lampost.co): Jajaran Polres Lampung Barat menerima dua pucuk senjata api (senpi) rakitan laras panjang jenis locok. Penyerahan senpi tersebut oleh warga dari dua pekon melalui Polsek Balikbukit, Selasa, 26 Maret 2024.

    Kapolsek Balikbukit Iptu Sabtudin mendampingi Kapolres AKBP Ryky Widya Muharam, mengatakan dua pucuk senpi rakitan itu oleh warga serahkan melalui Peratin Pekon Sedampah Indah, Kecamatan Balikbukit dan Peratin Pancurmas, Kecamatan Lumbok Seminung kepada Polsek setempat.

    Menurutnya, penyerahan senpi rakitan itu warga lakukan dengan kesadaran sendiri. Bertepatan dengan kegiatan Operasi Cempaka Krakatau 2024.

    “Penyerahan kepemilikan senpi tanpa izin di Pekon Sedampah Indah itu atas kesadaran warga sendiri. Kemudian senjata api itu diserahkan kepada Polsek Balikbukit.

    Selanjutnya, senjata api dari warga Pekon Pancurmas juga oleh warga serahkan melalui Peratin Pancurmas. Lalu diteruskan ke Polsek setempat.

    Kapolsek Iptu Sabtudin bersama Kanit Reskrim Polsek Balik Bukit Aiptu Andikal Putra, dan Kanit Intelkam Aipda Hendro Saputra serta Babinkamtibmas Bripka Sances menerima penyerahan dua pucuk senjata api itu dari warga.

    Melalui kegiatan Operasi Cempaka ini, Sabtudin berharap jika masih ada masyarakat yang memiliki senjata api, agar dengan sukarela dan kesadaran sendiri dapat menyerahkannya ke aparat hukum.

    “Jika masih ada warga yang menyimpan atau memiliki senjata api tanpa izin. Saya imbau untuk dapat menyerahkan secara sukarela kepada petugas,” kata dia.

    Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News.

  • DBD di Lampung Barat selama Januari-Maret 2024 Capai 144 Kasus

    Liwa (Lampost.co): Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Lampung Barat sejak memasuki 2024 dari Januari sampai 25 Maret 2024 mencapai 144 kasus. Kasus DBD di Lampung Barat tersebut tersebar di semua kecamatan.

    Kepala Dinas Kesehatan Lampung Barat, dr. Widyatmoko Kurniawan mengatakan, berdasarkan data yang Dinas Kesehatan Lampung Barat himpun, ke-144 kasus DBD itu rincinya 60 kasus terjadi pada Januari 2024. Lalu 45 kasus terjadi pada Februari 2024 dan 39 kasus terjadi pada Maret 2024.

    “Kasus DBD sebanyak 144 itu tersebar di 9 kecamatan. Dengan kasus terbanyak terjadi di Kecamatan Sukau yaitu sebanyak 41 kasus,” kata Widyatmoko, Selasa, 26 Maret 2024.

    Kemudian kasus terbanyak kedua terjadi di wilayah Puskesmas Lombok Seminung, sebanyak 30 kasus. Lalu di wilayah Puskesmas Kebuntebu 29 kasus, Puskesmas Pajar Bulan 18 kasus, dan Puskesmas Liwa 12 kasus.

    Selanjutnya, Puskesmas Sumberaya 6 kasus, Puskesmas Pagardewa 4 kasus, Puskesmas Sekincau 3 kasus, dan Puskesmas Kenali 1 kasus.

    Dia menambahkan, kendati jumlah kasus DBD memasuki 2024 ini terjadi peningkatan, tetapi jumlahnya terus menurun dan tidak ada korban yang sampai meninggal.

    Peningkatan kasus DBD di awal tahun ini penyebabnya perubahan iklim. Selain itu, banyak juga kasus DBD yang terjadi di luar daerah, karena mobilisasi masyarakat.

    “Kasus DBD di Lambar ini, selain terjadi di lingkungan warga, banyak juga yang terjadi setelah melakukan perjalanan ke luar daerah,” kata dia.

    Untuk mengantisipasinya, pihaknya telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar melakukan pola hidup bersih dan sehat. Kemudian memberantas sarang nyamuk melalui kegiatan 3M+ yaitu menguras, menutup, mengubur setiap barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. Kemudian menggunakan anti nyamuk.

    “Melakukan kegiatan pencegahan itu secara berkelanjutan, mengingat saat ini cuaca tidak menentu. Yang memungkinkan nyamuk akan terus berkembang biak,” pungkasnya.

    Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News.

  • Masih Nihil, Tim Penanganan Harimau Lampung Barat Terus Bekerja

    Liwa (Lampost.co): Penanganan dan evakuasi harimau yang telah memangsa manusia di Suoh dan Bandarnegeri Suoh, Lampung Barat hingga saat ini belum juga membuahkan hasil. Satgas tim penanganan harimau Lampung Barat bersama tim dari Taman Safari Indonesia (TSI), saat ini terus bekerja untuk melakukan penangkapan.

    Kepala bidang TNBBS wilayah II Liwa, San Andre Jatmiko mengatakan, meskipun belum membuahkan hasil. Namun satgas tim penanganan harimau terus bekerja keras.

    Berita terkait: Warga Suoh Desak Tim Satgas Serius Tangani Harimau Pemangsa Warga

    “Ada empat tim satgas yang terus melakukan upaya. Di lokasi juga sudah ada pemasangan perangkap tambahan. Selain yang didatangkan dari BKSDA,” kata San, Senin, 25 Maret 2024.

    Menurutnya, saat ini sudah ada 6 perangkap yaitu tiga terbuat dari besi milik BKSDA. Kemudian ada 3 perangkap tambahan yang terbuat dari kayu. Sehingga total ada 6 perangkap yang petugas gunakan untuk upaya penangkapan harimau.

    “Perangkap-perangkap itu kita pasang di tempat strategis. Berdasarkan jejak yang telah petugas temukan. Ada 4 tim satgas yang terus bekerja. Terdiri tim pencari jejak, tim evakuasi, tim perangkap, dan tim pemantau perangkap,” kata dia.

    “Sampai saat ini kendala yang sering tim satgas alami adalah kehilangan jejak. Karena cuaca yaitu sering terjadi hujan,” lanjutnya.

    Dia menambahkan, ada kambing dan anjing sebagai umpan pada perangkap-perangkap harimau tersebut. “Namun sampai saat ini belum membuahkan hasil. Kendati belum berhasil dan suasana sedang Ramadan saat ini tetapi petugas tetap bekerja,” kata dia.

    “Apakah nanti saat mendekati hari raya Idulfitri upaya penangkapan harimau itu kita hentikan sementara atau tetap kita lanjutkan, itu masih akan kita putuskan melalui rapat Satgas bersama Pemkab,” kata dia.

    Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News.

  • Tim Satgas Penanganan Harimau Terus Bekerja Ditengah Hujan

    Tim Satgas Penanganan Harimau Terus Bekerja Ditengah Hujan

    Liwa (Lampost.co) — Satgas penanganan dan evakuasi harimau pemangsa manusia, Kecamatan Suoh dan Bandar Negeri Suoh, Lampung Barat, hingga saat ini masih terus bekerja meskipun ditengah hujan.

    Setelah mendapat tambahan tenaga karena kedatangan tim dari Taman Safari, kini upaya penangkapan oleh tim Safari berada pada lokasi kejadian pertama yaitu Pekon Sumberagung.

    Fokus pencarian Sumberagung karena Tim Satgas pencari jejak telah mencium aroma busuk pada sekitar lokasi kejadian pertama yang kemungkinan adanya bangkai sisa makanan harimau.

    Koordinator Satgas penanganan harimau, Kapten Inf.Suroto, yang juga Koramil Batubrak mengatakan pada hari pertama tim Safari tiba, Satgas melakukan penyusuran jejak harimau.

    “Namun kendalanya yaitu dua hari ini selalu terjadi hujan sehingga Satgas kesulitan untuk mendapatkan jejak yang jelas. Tetapi tim Satgas sempat mencium aroma busuk dari semak belukar,” jelas dia.

    Untuk itu, Satgas saat ini tengah membuat jebakan kayu berdasarkan petunjuk dari tim Safari.

    Selain memasang jebakan dari kayu itu, saat ini tim penakluk harimau dari Taman Safari juga bekerja pada lokasi kejadian pertama yaitu daerah Sumberagung.

    “Untuk sementara ini tim Safari fokus berkerja pada lokasi kejadian pertama yaitu Pekon Sumberagung karena kemungkinan harimaunya masih berada pada sekitar lokasi tersebut,” kata dia.

    Dalam melaksanakan tugas penanganan harimau itu, saat ini petugas terbagi dua tim. Tim pertama bertugas memantau jejak dan kandang yang sudah terpasang untuk empat titik sebelumnya. Kemudian tim kedua yaitu sedang membuat jebakan kayu sekitar Pekon Sumberagung.

    Empat perangkap harimau yang sudah terpasang lokasinya yakni Pekon Hantatai merupakan lokasi kejadian kedua.

    “Kemudian Pekon Sukamarga lokasi kejadian ketiga dan lokasi setrategis lainya yaitu tempat yang menjadi lokasi persinggahan harimaunya,” katanya.

    Pihaknya meminta agar masyarakat bersabar dan untuk sementara tidak pergi ke kebun dulu demi keselamatan dan percepatan upaya penangkapan.

  • Diduga Korsleting Listrik, Rumah Papan di Tugusari Lampung Barat Terbakar

    Diduga Korsleting Listrik, Rumah Papan di Tugusari Lampung Barat Terbakar

    Liwa (Lampost.co): Sebuah rumah papan milik Kusnan, warga Pekon Tugusari, Kecamatan Sumberjaya, Lampung Barat mengalami kebakaran, Jumat, 15 Maret 2024, sekitar pukul 08:45 WIB. Dugaan kuat penyebab kebakaran akibat korsleting listrik.

    Dugaan kuat api berasal dari korsleting listrik. Api pertama muncul dari bagian atas tengah bangunan, dengan posisi rumah papan memanjang.

    Kepala UPT Damkar Sumberjaya, Hengki Saputra mengatakan, setelah mendapat informasi dari masyarakat, pihaknya langsung terjun ke lokasi. Pihaknya melihat api bergerak dari atas bangunan dan menjalar ke bagian lainnya.

    “Kalau api bersumber dari kompor atau dapur biasanya yang terbakar duluan kan bagian dapur. Tapi ini tidak. Karenanya api diduga akibat sambungan listrik,” kata Hengki.

    Karena itu pihaknya menduga api yang menghanguskan rumah milik Kusnan itu berasal dari korslering listrik. “Sebab jika api bersumber dari kompor atau dapur, biasanya api menjalar dari bagian dapurnya duluan,” kata dia lagi.

    Saat kejadian pemilik rumah juga berada di tempat dan mengaku mengetahui api tiba-tiba muncul dari bagian atas rumah.

    Akibat kejadian itu, kata dia, sekitar 80% kondisi rumah korban hangus terbakar. Korban juga mengalami luka ringan akibat goresan benda tajam saat mengevakuasi harta benda miliknya.

    “Api dengan cepat menjalar karena bangunan terbuat dari kayu, sehingga api cepat menjalar ke bagian papan. Api baru padam sekitar 1/2 jam setelah mengerahkan unit Damkar dari UPT Sumberjaya dan Kebuntebu,” terangnya.

    Akibat kejadian itu, korban diperkirakan mengalami kerugian hingga mencapai Rp85 juta.

    Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News.

  • Warga Suoh Desak Tim Satgas Serius Tangani Harimau Pemangsa Warga

    Warga Suoh Desak Tim Satgas Serius Tangani Harimau Pemangsa Warga

    Liwa (Lampost.co): Anggota DPRD Lampung Barat asal Suoh dan Bandarnegeri Suoh, Sugeng, sekaligus mewakili masyarakat, meminta agar tim satuan tugas (satgas) penanganan satwa liar, untuk mengambil tindakan tegas karena harimau telah memakan dua korban jiwa dan satu orang luka-luka.

    “Supaya tidak ada korban lagi. Maka kami minta tidak ada jalan lain selain menangkap harimau itu hidup atau mati,” kata Sugeng, Selasa, 12 Maret 2024.

    Menurutnya, upaya penangkapan harimau menggunakan perangkap tidak efektif. Walaupun sudah empat perangkap yang terpasang dengan waktu yang telah mencapai sebulan, tidak membuahkan hasil.

    “Upaya penanganan evakuasi harimau pemangsa manusia sudah sebulan berjalan, tapi belum berhasil. Penangkapan dengan cara pemasangan perangkap itu tidak efektif, terlebih saat ini korban sudah bertambah lagi,” kata Sugeng.

    Ia menilai, tim Satgas harus melakukan penanganan harimau dengan cara apapun, supaya segera tertangkap sehingga tidak menimbulkan korban lagi.

    Menurutnya, ada beberapa cara lain yang dapat dilakukan. Pertama, memasang jerat di setiap jalur perlintasan. Ketika harimau itu berhasil terkena jerat, maka jerat lainya ditarik kembali.

    “Upaya kedua, yaitu memburu dengan cara menembak langsung. “Misalnya
    menggunakan tembak bius. Ketiga, jika harimau itu dirasa telah mengancam nyawa maka Satgas bisa menembak mati,” kata dia.

    Namun jika ingin harimau tertangkap hidup-hidup, lanjut dia, maka jalan terbaiknya adalah menembak bius. Kemudian melakukan evakuasi untuk pemindahan.

    “Beberapa upaya ini, kami yakin bisa secepatnya berhasil. Apalagi jika tim Satgas itu sudah mengetahui di mana jejak dan titik lokasi keberadaan harimaunya,” tambah Sugeng.

    Dia berharap tidak ada masyarakat yang menjadi korban mangsa harimau lagi. Karena itu, pihaknya meminta agar tim Satgas lebih serius lagi dalam menangani konflik harimau dan manusia ini.

    “Jangan lah, seolah-olah nyawa harimau lebih berharga dari pada nyawa manusia. Sehingga melakukan upaya penanganan hanya melalui perangkap saja. Nyatanya hanya menghabiskan energi dan waktu. Sementara harimaunya tetap bebas bergerak,” kata dia.

    Warga Berkebun untuk Memenuhi Kebutuhan Ekonomi

    Sementara itu, terkait imbauan masyarakat untuk tidak pergi berkebun untuk semantara waktu, hal itu dirasa juga bukan pilihan tepat. “Karena ini berkaitan dengan kebutuhan ekonomi. Apalagi, ekonomi petani ini hanya mengandalkan dari hasil berkebun. Terlebih saat ini harga kopi juga sedang mahal,” ujarnya.

    “Jadi, petani saat ini pergi ke kebun itu karena memetik kopi dan mengejar harga kopi yang sedang bagus ini,” lanjut dia.

    Sugeng menilai soal lahan garapan warga yang masih berstatus kawasan TNBBS, juga tidak bisa memungkiri persoalan ekonomi warga untuk hidup dan kemanusiaan.

    Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News.

  • Truk Pengangkut Kayu Gelondongan Terbalik di Km17 Liwa-Krui

    Truk Pengangkut Kayu Gelondongan Terbalik di Km17 Liwa-Krui

    Liwa (Lampost.co)— Sebuah truk roda enam bermuatan kayu gelondongan terbalik. Kejadian tersebut terjadi di Jalan Lintas Liwa-Krui tepatnya di KM 17, Kamis 7 Maret 2024, sekitar pukul 06:00.

    Hingga siang ini, mobil tersebut belum berhasil di pindahkan karena masih proses bongkar muatan. Truk tersebut terbalik setelah terperosok.

    Kendati demikian, arus lalu lintas kendaraan masih bisa berlangsung karena posisi mobil truk tersebut terbalik di bagian pinggir.

    “Sampai siang ini truk itu belum berhasil dievakuasi karena harus bongkar muatan terlebih dahulu. Namun arus lalu lintas tidak masalah, karena posisi truk berada di bagian pinggir,” kata Muzami, salah satu warga yang melintas.

    Sementara itu, Kasatlantas Polres Lambar Iptu David Pulner mendampingi Kapolres AKBP Ryky Widya Muharam mengatakan pihaknya telah memasang plang larangan sementara bagi truk roda enam  ke atas untuk melintas di jalur Liwa-Krui.

    Hal ini lantaran kondisi jalan yang masih rusak, dan dalam tahap pengerjaan. Selain itu, juga karena ada alat berat sedang bekerja, sehingga kondisi badan jalan terjadi penyempitan, maka arus lintas harus buka tutup.

    Menurutnya, pemberlakuan larangan melintas di jalur Liwa-Krui bagi kendaraan roda 6 ke atas berlaku dari pukul 08:00-17:00.

    Larangan itu tersebut karenakan pada pukul 08:00-17:00 ada tiga alat berat sedang beroperasi mengerjakan jalan.

    “Saat ini ada tiga alat berat yang bekerja sejak pukul 08:00-17:00, oleh sebab itu kendaraan besar roda enam ke atas tidak kami perbolehkan melintas,” kata David.

    Kemudian persoalan adanya truk roda enam pengangkut kayu gelondongan dari arah Krui menuju Liwa yang terbalik di lokasi perbaikan jalan, hal itu di luar dugaan.

    “Sebab kejadiannya pagi tadi sebelum pukul 08:00,”pungkasnya.

  • Jenazah TKI Ari Widodo Tiba di Lampung Barat

    Jenazah TKI Ari Widodo Tiba di Lampung Barat

    Liwa (Lampost.co) —Jenazah Ari Widodo, TKI asal Pekon Sukamaju, Lumbok Seminung, Lampung Barat yang meninggal di Korea Selatan tiba di rumah dukapukul 05:00, Sabtu, 2 Maret 2024.

    Setelah tiba,BP2MI Lampung menyerahkan  jenazah Ari Widodo kepada  keluarga serta penandatanganan berita acara. Setelah serahterima berlangsung jenazah almarhum di makamkan sekitar pukul 10:00.

    Kabid Penempatan Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Lambar Candra Paska, mengatakan pihaknya mengawal mobil ambulan pembawa jenazah almarhum dari Liwa sampai rumah duka.

    Candra mengaku, saatdi rumah duka dan peti jenazah Ari Widodo isak tangis keluarga langsung pecah. Keluarga sempat membuka jenazah untuk menyaksikan wajah almarhum terakhir kalinya, sebelum almarhum di makamkan.

    Candra menambahkan, penyerahan jenazah langsung oleh Kepala BP2MI Lampung Gimbar Ombai Herlawarnana kepada keluarga.Di dampingi Sekretaris Disnaker dan Perindustrian Lambar Sri Wiyatmi. Kemudian, Kabid Penempatan Tenaga Kerja dan aparat pemerintah kecamatan dan Pj. Peratin Sukamaju Arna Sari.

    Atas pemulangan jenazah almarhum ini,ia menyampaikan terima kasih khususnya kepada BP2MI Lampung, KBRI di Korea Selatan yang telah membantu proses pemulangan jenazah Ari Widodo hingga tiba di kampung halamannya.

    Kronolis Kejadian

    Berdasarkan keterangan dalam surat KBRI, kata dia, sesuai keterangan dari rekan kerja almarhum dan pihak perusahaan,  meninggalnya TKI Ari Widodo itu bermula pada 17 November 2023 almarhum sempat merasa pusing hingga akhirnya kejang-kejang dan jatuh pingsan. Melihat kondisi Ari Widodo itu, rekan kerjanya lalu
    menghubungi panggilan darurat 119 kemudian membawa Ari Widodo ke rumah sakit Inha University Hospital.

    Di sana, Ari Widodo menjalani perawatan di ICU sampai 6 Desember 2023. Hasil pemeriksaan medis almarhum diagnosis menderita radang otak.

    Setelah ke luar rumah sakit, dokter setempat juga mengingatkan
    apabila merasakan sakit, supaya segera kembali ke rumah sakit dan  menyarankan banyak beristirahat.

    Sejak saat itu, yang bersangkutan lebih banyak istirahat dan hanya melakukan pekerjaan ringan.

    Lalu pada tanggal 22 Februari 2024 sekitar pukul 17:10, istri salah satu rekan kerja almarhum melihat almarhum dalam posisi tengkurap seperti sedang tidak baik-baik.

    Lalu ia memberitahu kepada pihak perusahaan, kemudian perusahaan meminta agar istri rekan kerja almarhum itu untuk membangunkanya. Kemudian menghubungi nomor darurat 119. Namun pada saat istri rekan almarhum berupaya membangunkanya ternyata Ari Widodo sudah tidak memberikan reaksi.

    Kemudian tim tanggap darurat 119 menjemput Ari Widodo dan membawanya ke Inha University Hospital. Setelah pemeriksaan, Ari Widodo dinyatakan telah meninggal.

    Berdasarkan hasil pemeriksaan luar, tidak adanya tanda-tanda kekerasan. Namun petugas menemukan adanya pembengkakan otak. Sehingga Ari Widodo meninggal diperkirakan karena radang otak.

    Menurutnya, biaya pemulangan jenazah Ari Widodo ini, menggunakan klaim asuransi kematian BPJSTK atas persetujuan pihak keluarga.

  • Petani di Lambar Belum Menikmati Kenaikan Harga Kopi

    Petani di Lambar Belum Menikmati Kenaikan Harga Kopi

    Liwa (Lampost.co)—- Harga kopi tingkat petani di Lampung Barat saat ini mengalami peningkatan signifikan.

    Hasil pemantauan di lapangan harga biji kopi sejak beberapa hari ini berkisar Rp50-55 ribu/kg untuk kopi asalan. Harga tersebut mengalami peningkatan hingga Rp9.000 dari sebelumnya Rp46 ribu/kg.

    Salah seorang petani asal Pekon Kembahang, Kecamatan Batubrak, Lampung Barat Nurpiah (70) yang juga penjual hasil olahan kopi di Pasar Liwa mengaku terakhir membeli kopi biji untuk Rp46 ribu/kg.

    Namun saat ini harga sudah naik menjadi Rp55 ribu. Kopi biji yang ia beli itu akan diolah menjadi kopi bubuk, dan menjualnya kembali.

    “Saya memiliki kebun kopi tapi hasilnya sudah kami jual serentak setelah musim lalu. Kopi bubuk yang saya jual ini dapat dari beli. Karena itu, jika harga kopi biji sudah naik maka harga kopi bubuk juga harus menyesuaikan,”kata Nurpiah, Jumat, 1 Maret 2024.

    Saat ini, kata dia, harga kopi melambung karena sedang tidak musim panen, sehingga stok kopi berkurang. Kemudian musim kopi tahun lalu buahnya tidak banyak.

    “Jadi, walaupun harga kopi saat ini naik tapi petani kopi belum tentu dapat berkah dari kenaikan harga itu,” kata dia.

    Sebab kenaikan harga berlangsung saat kopi sedang tidak musim. “Yang mendapat untung karena kenaikan harga ini adalah mereka yang masih menyimpan hasil panen kopinya,” kata Nurpiah.

    Musim Kopi

    Sementara itu, Kabid Perkebunan Lambar Sumarlin, mendampingi Kadis Yudha Setiawan, mengatakan sejak beberapa hari ini harga kopi terus mengalami kenaikan.
    Untuk kopi biji asalan sudah berkisar Rp 50-55 ribu/kg.

    Bahkan pihak pihak perusahaan LDC justru sudah membuka harga Rp58 ribu/kg. Kemudian untuk kopi biji premium yaitu petik merah juga kemungkinan sudah mencapai ke Rp 60 ribuan lebih.

    Ia memperkirakan harga kopi masih akan meningkat. Mengingat saat ini belum memasuki musim kopi.

    “Kenaikan harga ini terjadi untuk kopi robusta akibat kebutuhan pasar yang mulai meningkat sementara persediaan minim,”ujar Yudha.

    Yudha juga menyebut masa panen kopi baru akan berlangsung mulai sekitar April puncaknya pada Mei-Agustus.

    Sementara itu, Kabid Perkebunan Lambar Sumarlin, berharap, pada saat petani panen harga masih bertahan tinggi. Sehingga petani kopi di Lambar ini dapat menikmati hasilnya.

    Melihat kondisi saat ia memastikan produksi kopi petani juga bakal mengalami peningkatan.

    “Ini pengamatan kami di sejumlah areal perkebunan kopi petani di sejumlah wilayah, terlihat buah kopi cukup lebat dibanding tahun-tahun sebelumnya,” kata Sumarlin.

    Buah kopi tahun ini cukup baik karena didukung cuaca dan pada masa pembungaan lalu prosesnya tidak banyak mengalami gangguan. Selain itu, kutu putih yang banyak menyerang saat cuaca panas tahun lalu juga sudah menghilang setelah memasuki musim hujan.

    “Kalau melihat kondisi buah kopi saat ini maka produksi kopi petani tahun ini diperkirakan bisa meningkat sekitar 20-30% dibandingkan tahun sebelumnya.