Tag: GAJAHDUGUL

  • Mengingat Kembali Kisah Gajah Dugul yang Mati di Way Kambas

    Mengingat Kembali Kisah Gajah Dugul yang Mati di Way Kambas

    Bandar Lampung (Lampost.co)–Dugul merupakan salah satu gajah liar dewasa penghuni hutan Taman Nasional Way Kambas (TNWK). Gajah Sumatera itu mati pada 27 Desember 2023 lalu dengan kondisi tubuh yang sangat kurus.

    Peristiwa tersebut mengguncang para pecinta satwa liar dan lingkungan hidup dan menjadi sorotan nasional. Pelaksana tugas (Plt) Kepala Balai TNWK, Hermawan mengatakan bahwa masyarakat sekitar sangat mengenal Gajah Dugul. Sebab satwa tersebut hidup soliter di tengah masyarakat tanpa gading di tubuhnya.

    “Dugul adalah gajah dewasa tanpa gading yang hidup soliter di sekitar TNWK,” kata dia melalui keterangan beberapa waktu lalu.

    Hermawan mengatakan Dugul mati pada Minggu, 24 Desember 2024 sekitar pukul 13.23 WIB di rawa dekat area pusat latihan gajah (PLG) Way Kambas. Hasil pemeriksaan menyatakan, tidak ada bekas tanda-tanda luka senjata maupun jerat.

    Pada tubuh Dugul juga telah terpasang GPS collar untuk memonitor posisi dan daerah jelajahnya sejak tahun 2019. Pihak TNWK turut berduka atas kematian Gajah Dugul tersebut.

    “Gajah Dugul termonitor berada di seluruh kawasan TNWK dan wilayah ladang masyarakat,” kata dia.

    Sebelumnya pada 16 Desember 2023 sekitar pukul 05.55 WIB, tim patroli penanggulangan konflik satwa seksi wilayah III Kuala Penet melihat keberadaan Dugul. Tubuhnya terpantau kurus, sehingga petugas melakukan pemeriksaan kesehatannya.

    “Tim kesehatan melakukan pemeriksaan feses, hasilnya mengandung banyak telur cacing. Petugas juga sudah memeriksa tempat kejadian perkara (TKP) dan neukropsi bangkai gajah untuk mengambil sampel organ,” kata Hermawan.

    Pengambilan sampel organ untuk dilakukan uji laboratorium guna memeriksa penyebab kematian gajah Dugul tersebut. Humas Balai TNWK, Sukatmoko memastikan penemuan cacing di kotoran tersebut setelah petugas melakukan pemeriksaan intensif.

    “Ada cacing terdapat di kotorannya, kami sudah ambil sampelnya untuk diteliti,” katanya.

    Selain mengambil sampel fases atau kotoran, dokter TNWK turut melakukan nekropsi atau pengambilan organ dalam. Untuk pemeriksaan di laboratorium memerlukan proses waktu sekira satu pekan.

    “Kemungkinan waktunya bisa satu mingguan untuk mengetahui hasilnya,” kata dia.