Tag: Kasus DBD

  • Peningkatan Angka Kematian Akibat DBD Harus Disikapi dengan Langkah yang Tepat dan Segera

    Peningkatan Angka Kematian Akibat DBD Harus Disikapi dengan Langkah yang Tepat dan Segera

    Bandar Lampung (Lampost.co): Tekan angka kematian dan gencarkan gerakan pencegahan demam berdarah dengue (DBD). Hal itu untuk melindungi masyarakat dari ancaman penyakit yang sudah berjangkit di Indonesia sejak 1968.

    “Di awal tahun ini DBD kembali berjangkit di sejumlah daerah di Tanah Air. Tren peningkatan kasus DBD mulai terlihat dan korban jiwa pun berjatuhan. Harus sesegera mungkin melakukan gerakan pencegahan dan penanganan kasus,” kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 26 Maret 2024.

    Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) mengabarkan sedang berkolaborasi dengan pihak swasta untuk mewujudkan target nol kematian akibat DBD di tahun 2030. Artinya, harapan tidak ada lagi kasus kematian akibat DBD mulai 2030 dan seterusnya.

    Kerja sama tersebut di antaranya bertujuan untuk meningkatkan peran dan kapasitas tenaga kesehatan, komunitas, dan masyarakat melalui kegiatan kampanye “Ayo 3M Plus” dan pelaksanaan vaksin DBD.

    Kampanye 3M Plus merupakan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang terdiri dari menguras dan menutup tempat-tempat penampungan air, serta mendaur ulang berbagai barang yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti.

    Selain itu Plus-nya antara lain berupa menanam tanaman yang dapat menangkal nyamuk, memeriksa tempat-tempat penampungan air, memelihara ikan pemakan jentik nyamuk dan penggunaan obat anti nyamuk.

    Menurut Lestari, sejumlah langkah tersebut harus benar-benar direalisasikan dengan segera dan berkesinambungan. Sehingga upaya untuk melindungi setiap warga negara dari ancaman kematian akibat DBD bisa terealisasi.

    Indonesia Posisi Ke-4 Kasus DBD

    Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa atau The European Centre for Disease Prevention and Control (ECDC) mencatat terdapat 4.110.465 kasus demam berdarah di dunia pada 2022 (Januari–Desember). Indonesia menempati posisi keempat kasus terbanyak dengan jumlah 125.888 kasus.

    Meski bukan negara dengan kasus terbanyak, ternyata tingkat kematian akibat DBD di Indonesia terbilang tinggi. Dari total kematian dunia yang mencapai 4.099, sebanyak 1.183 kematian atau
    28,9% terjadi di Indonesia.

    Catatan Kemenkes per 18 Maret 2024, tren kasus kematian per bulan akibat DBD pada 2024 di Indonesia meningkat di bulan yang sama dari tahun sebelumnya. Yakni 161 kasus pada Januari 2024. Sebelumnya 106 kasus kematian pada Januari 2023.

    Catatan di atas, ujar Rerie, sapaan akrab Lestari, harus menjadi pendorong agar upaya menekan angka kematian akibat DBD. Hal itu harus konsisten di semua tingkatkan pemerintahan di Tanah Air.

    Menurut Rerie, yang juga legislator dari Dapil II Jawa Tengah itu, gerakan pencegahan DBD melalui peningkatan kebersihan lingkungan tempat tinggal dan pemberantasan sarang nyamuk harus menjadi bagian dari keseharian masyarakat.

    Selain itu, ujar Rerie, meningkatkan pemahaman masyarakat tentang DBD. Mulai dari gejala dan langkah awal untuk mengatasinya dan menjadi pengetahuan publik. Sehingga mampu mengakselerasi proses penanganan bila terjangkit.

    Kecepatan dan Ketepatan Penanganan DBD

    Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem mengharapkan dengan adanya kecepatan dan ketepatan penanganan DBD, mampu menekan angka kematian.

    Rerie terus mendorong agar kolaborasi pemerintah pusat dan daerah, dalam mewujudkan masyarakat yang cepat tanggap terhadap gejala. Harus terus memperkuat upaya pencegahan dan data sebaran DBD yang akurat.

    Rerie berharap dengan data sebaran kasus DBD yang akurat dan pemahaman masyarakat yang baik, dapat mengakselerasi upaya menekan angka kematian akibat DBD di Tanah Air hingga mencapai nol kasus.

    Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News.

  • DBD di Lampung Barat selama Januari-Maret 2024 Capai 144 Kasus

    Liwa (Lampost.co): Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Lampung Barat sejak memasuki 2024 dari Januari sampai 25 Maret 2024 mencapai 144 kasus. Kasus DBD di Lampung Barat tersebut tersebar di semua kecamatan.

    Kepala Dinas Kesehatan Lampung Barat, dr. Widyatmoko Kurniawan mengatakan, berdasarkan data yang Dinas Kesehatan Lampung Barat himpun, ke-144 kasus DBD itu rincinya 60 kasus terjadi pada Januari 2024. Lalu 45 kasus terjadi pada Februari 2024 dan 39 kasus terjadi pada Maret 2024.

    “Kasus DBD sebanyak 144 itu tersebar di 9 kecamatan. Dengan kasus terbanyak terjadi di Kecamatan Sukau yaitu sebanyak 41 kasus,” kata Widyatmoko, Selasa, 26 Maret 2024.

    Kemudian kasus terbanyak kedua terjadi di wilayah Puskesmas Lombok Seminung, sebanyak 30 kasus. Lalu di wilayah Puskesmas Kebuntebu 29 kasus, Puskesmas Pajar Bulan 18 kasus, dan Puskesmas Liwa 12 kasus.

    Selanjutnya, Puskesmas Sumberaya 6 kasus, Puskesmas Pagardewa 4 kasus, Puskesmas Sekincau 3 kasus, dan Puskesmas Kenali 1 kasus.

    Dia menambahkan, kendati jumlah kasus DBD memasuki 2024 ini terjadi peningkatan, tetapi jumlahnya terus menurun dan tidak ada korban yang sampai meninggal.

    Peningkatan kasus DBD di awal tahun ini penyebabnya perubahan iklim. Selain itu, banyak juga kasus DBD yang terjadi di luar daerah, karena mobilisasi masyarakat.

    “Kasus DBD di Lambar ini, selain terjadi di lingkungan warga, banyak juga yang terjadi setelah melakukan perjalanan ke luar daerah,” kata dia.

    Untuk mengantisipasinya, pihaknya telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar melakukan pola hidup bersih dan sehat. Kemudian memberantas sarang nyamuk melalui kegiatan 3M+ yaitu menguras, menutup, mengubur setiap barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. Kemudian menggunakan anti nyamuk.

    “Melakukan kegiatan pencegahan itu secara berkelanjutan, mengingat saat ini cuaca tidak menentu. Yang memungkinkan nyamuk akan terus berkembang biak,” pungkasnya.

    Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News.

  • Kasus DBD di Pesawaran pada Maret 2024 Melonjak Jadi 41 Kasus

    Kasus DBD di Pesawaran pada Maret 2024 Melonjak Jadi 41 Kasus

    Pesawaran (Lampost.co): Dinas Kesehatan Kabupaten Pesawaran, mencatat kasus DBD di Pesawaran pada Maret 2024 mengalami lonjakan. Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantas Penyakit (P2P), Chris Manurung mengatakan, sampai dengan minggu ketiga Maret 2024, pihaknya mencatat terdapat 41 kasus demam berdarah dengue (DBD).

    “Dari awal bulan sampai dengan data per tanggal 24 Maret 2024 itu, terdapat 41 kasus DBD yang tercatat di kami,” ujarnya, Senin, 25 Maret 2024.

    Dia mengatakan jumlah tersebut lebih banyak dibandingkan dengan kasus DBD yang tercatat pada Februari 2024 lalu.

    “Pada bulan Februari lalu, dalam satu bulan itu terdapat 30 kasus DBD. Tersebar di 11 kecamatan yang ada di Pesawaran. Sedangkan pada Maret ini belum habis satu bulan, jumlah kasusnya sudah melebihi jumlah kasus pada bulan sebelumnya,” ujar dia.

    Dia mengatakan dari jumlah kasus DBD yang terjadi, rata-rata pihaknya tangani ataupun melakukan perawatan pada fasilitas kesehatan (Faskes) yang ada di kecamatan. Terdapat pula pasien DBD yang mendapat perawatan di RSUD Pesawaran.

    “Kalau untuk korban jiwa tidak ada. Mudah-mudahan tidak ada. Kalau terjadi lonjakan kasus DBD pada bulan Maret ini, penyebabnya ada beberapa faktor. Seperti cuaca yang saat ini memasuki musim hujan. Selain itu juga kebersihan lingkungan di masyarakat,” kata dia.

    Menurutnya, faktor lingkungan yang kotor yang bersamaan dengan musim hujan, sehingga banyak barang bekas atau sampah yang menampung air hujan. Hal itu dapat menjadi tempat berkembang biak nyamuk. Selain itu, faktor perilaku yaitu kesadaran masyarakat untuk PSN juga masih rendah.

    “Makanya, setiap ada kasus DBD di beberapa kecamatan. Kita langsung lalukan penyelidikan epidemioligi kepada keluarga dan lingkungan pasien. Kemudian memberikan edukasi Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus dan fogging di lingkungan pasien yang positif kasus DBD,” katanya.

    Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News.

  • 62 Warga Bandar Lampung Terjangkit DBD sejak Awal 2024

    Bandar Lampung (Lampost.co): Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandar Lampung telah mencatat sebanyak 62 kasus demam berdarah dengue (DBD) hingga 25 Maret 2024. Adapun data kasus DBD di Kota Bandar Lampung sejak awal 2024 hingga 25 Maret 2024 berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Bandar Lampung yaitu Januari terdapat 13 kasus, Februari 24 kasus, dan Maret 25 kasus.

    Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung, Desti Mega Putri, menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai upaya antisipasi dan pengendalian DBD, khususnya pada musim hujan saat ini.

    “Kami terus meningkatkan sosialisasi dan promosi kesehatan. Menyelenggarakan penyuluhan serta melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M-Plus dan larvasidasi secara serentak dan selektif,” katanya, Senin, 25 Maret 2024.

    Selain itu, pihaknya juga aktif melakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE) dan fogging di daerah-daerah endemis DBD. Hal itu, menurutnya, untuk mengendalikan vektor nyamuk penyebab DBD.

    “Masyarakat pun kita dorong untuk berperan serta dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Juga menggalakkan gerakan PSN 3M Plus di sekitar rumah dan lingkungan sekitar,” ujarnya.

    Desti menyebut pentingnya kerja sama lintas sektor dan program di wilayah kerja Puskesmas dalam rangka pengendalian kejadian kasus DBD. “Kami berupaya keras untuk mengurangi angka kasus DBD dan meningkatkan kesehatan masyarakat,” tambahnya.

    Pihaknya terus berkomitmen untuk meningkatkan upaya pengendalian dan kesadaran masyarakat dalam menghadapi ancaman DBD. “Semua pihak diharapkan bersatu dalam menjaga kesehatan dan meminimalkan risiko penyebaran penyakit ini,” terangnya.

    Terakhir, Desti mengatakan total kasus DBD 62 dengan angka insidensi (IR) sebesar 5,4 per 100.000 penduduk. “Meskipun kasus DBD telah terjadi sepanjang tahun 2023, angka kematian atau Case Fatality Rate (CFR) tetap pada angka 0 persen,” pungkasnya.

    Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News.

  • Bupati Dawam Atensi Peningkatan Kasus DBD 

    Bupati Dawam Atensi Peningkatan Kasus DBD 

    Sukadana (Lampost.co) — Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) wilayah Lampung Timur terus mengalami kenaikan. Hingga saat ini tercatat 311 orang terjangkit kasus DBD. Kemudian 4 orang meninggal dunia (MD)
    .
    Bupati Lampung Timur, M Dawam Rahardjo melakukan kunjungan mendadak melihat langsung pasien terjangkit DBD pada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sukadana, Senin, 18 Maret 2024.
    .
    “Kami merasa prihatin melihat tren yang mengkhawatirkan terkait peningkatan kasus DBD. Saat ini mencapai 311 kasus dan meninggal empat orang,” ujar Dawam Rahardjo
    .
    Oleh sebab itu pihaknya mengajak masyarakat Lampung Timur untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan.
    .
    “Kepada seluruh masyarakat Lampung Timur saya mengimbau agar selalu menjaga kebersihan lingkungan. Dan menghindari perkembangbiakan nyamuk penyebab DBD,” jelasnya.
    .
    Kemudian, Dawam juga meminta kepada petugas kesehatan untuk melakukan pemantauan intensif terhadap daerah-daerah yang rentan terhadap penyebaran DBD.
    .
    “Saya meminta kepada petugas kesehatan untuk segera melakukan fogging pada tempat-tempat yang rawan penyebaran nyamuk. Sehingga dapat mencegah penularan penyakit ini,” pungkasnya.
  • Dinkes Mesuji Lakukan Penyelidikan Epidemiologi DBD

    Dinkes Mesuji Lakukan Penyelidikan Epidemiologi DBD

    Mesuji (Lampost.co): Pemerintah Daerah Kabupaten Mesuji melalui Dinas Kesehatan melakukan penyelidikan epidemiologi atas wabah demam berdarah dengue (DBD) di wilayah setempat. Hal itu sebagai upaya untuk mengatasi persebaran kasus demam berdarah di Mesuji yang terus bertambah.

    “Jadi, penyelidikan epidemiologi dilakukan ketika ada kasus DBD di Mesuji. Setiap puskesmas yang ada kasus DBD di wilayahnya, wajib melakukan penyelidikan epidemiologi ini,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan pengendalian penyakit, Dinas Kesehatan Mesuji, Suyono di kantornya, Selasa (5/3).

    Setelah melakukan langkah penyelidikan, kata dia, upaya lanjutan juga mesti dilakukan, seperti menerapkan 3 M dan mendaur ulang barang yang tidak terpakai dan berpotensi menjadi sarang nyamuk.

    “Untuk fogging. Itu baru bisa kita lakukan jika wilayah tersebut terdapat banyak korban. Misalnya satu rumah terkena DBD semua. Begitupun dengan tetangganya. Barulah kita lakukan fogging,” lanjut dia.

    Dia menerangkan hingga saat ini tercatat ada 69 kasus demam berdarah di Kabupaten Mesuji. Penyumbang kasus terbanyak adalah Desa Wiralaga, Kecamatan Mesuji yang wilayahnya berada di pinggiran sungai.

    Suyono mengatakan kasus terbanyak berada pada Desa Wiralaga dengan 28 kasus. “Kemarin kami beri tahu jika kasus masih 36. Saat ini data terbaru, DBD Mesuji sudah ada 57 kasus sepanjang tahun 2024. Ini hasil rekapitulasi terbaru oleh jajaran kami,” jelas Suyono, Senin, 26 Februari 2024.

    Meski terhitung banyak, belum ada kasus DBD yang menyebabkan pasien meninggal dunia. “Alhamdulilah belum ada yang sampai meninggal dunia. Kami tenaga medis berupaya semaksimal mungkin untuk mencegah itu,” tutur dia.
    Desa Wiralaga menjadi penyumbang kasus terbanyak karena pemukiman berada pada bibir sungai. “Kami tak henti hentinya mengajak masyarakat untuk sama sama menjaga lingkungannya untuk selalu bersih dari genangan air, dari sampah agar nyamuk tidak bisa bersarang dan berkembang biak,” imbuhnya.

    Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News.