Tag: lingkungan

  • Santika Indonesia Hotels & Resorts Lakukan Gerakan Earth Hour 2024 Serentak

    Bandar Lampung (Lampost.co)Santika Indonesia Hotels & Resorts pun turut berpartisipasi dalam Earth Hour 2024 pada Sabtu, 23 Maret 2024. Giat ini lantaran pemanasan global telah menjadi sorotan baik secara nasional maupun internasional sejak lama.

    Dari sekian banyak dampak negatif yang ada, perubahan pola cuaca dan iklim yang ekstrim menjadi isu sangat berdampak bagi banyak orang. Apabila dibiarkan, hal ini dapat mempengaruhi kualitas hidup manusia maupun lingkungan di masa depan.

    Prita Gero, selaku Corp. Marcomm Manager Santika Indonesia Hotels & Resorts, menyatakan seluruh unit hotel milik Santika Indonesia Hotels & Resorts turut berpartisipasi dalam Earth Hour 2024. Baik dari hotel bintang 2 hingga boutique villas mulai pukul 20.30 – 21.30 waktu setempat.

    Baca Juga: Jelajahi Kuliner Nusantara Selama Ramadan 

    “Kami mendorong tidak hanya kepada unit hotel, namun para tamu yang menginap ikut berpartisipasi dalam gerakan Earth Hour. Yakni dengan mematikan lampu atau dapat menutup gorden jendela agar tidak ada cahaya terlihat dari luar selama satu jam,” kata Prita.

    Selama mematikan lampu, lilin-lilin dinyalakan untuk menghiasi sudut-sudut hotel, mulai dari area lobi, restoran, luar hotel, dan beberapa area publik lainnya. Ini membuat suasana malam begitu cantik dan hangat.

    Baca Juga: Santika Fair Permudah Konsumen Pilih Agenda Perjalanan

    Hasil dari gerakan Earth Hour secara serentak ini berhasil menghemat energi sumber daya listrik hotel mulai dari unit yang terletak paling barat. Yakni Hotel Santika Premiere Dyandra Medan, hingga paling timur, Hotel Santika Premiere Ambon.

    “Kami sangat berkomitmen mendukung gerakan go green demi kelangsungan hidup di masa mendatang. Harapannya, aksi-aksi ini dapat menginspirasi para tamu untuk peduli terhadap lingkungan sekitar kita sehingga dapat membentuk environmental sustainability,” tutup Prita.

    Santika Indonesia Hotels and Resorts saat ini mengelola 116 unit hotel dengan 7 brand utama: The Anvaya Beach Resorts sebagai hotel berbintang 5, Hotel Santika Premiere sebagai hotel berbintang 4. Selain itu, Hotel Santika sebagai hotel berbintang 3, Kampi Hotel sebagai instagenic hotel berbintang 3. Juga Amaris Hotel sebagai smart hotel dan The Royal Collection (The Samaya dan The Kayana) sebagai Boutique Villas.

  • SOS Luncurkan Program Bakti Sosial di Panti Asuhan dan Panti Jompo

    Jakarta (Lampost.co)—Panti asuhan dan panti jompo merupakan sarana kesejahteraan sosial yang mempunyai peranan penting. Dalam memberikan penghidupan dan tempat tinggal yang layak bagi anak asuh serta lansia.

    Hal itu akan lebih maksimal jika panti selalu bersih dan higienis. Sebagai langkah nyata dalam mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat.

    SOS menghadirkan program #BaktiSOSial bakti sosial dengan tema “Satu Langkah Bersih untuk Ribuan Senyuman”. Kegiatan tersebut menyasar ke ratusan panti asuhan dan panti jompo.

    Managing Director Brand Investment & Consumer Engagement – Consumer, Cosmetics & Health Care – SOS Winny Yunitawati. Ia menjelaskan menjaga kebersihan merupakan langkah penting yang dibutuhkan guna mewujudkan lingkungan yang sehat dan nyaman.

    “Hadirnya kegiatan CSR Bakti sosial ini sejalan dengan komitmen SOS untuk memberikan perlindungan bagi keluarga, rumah dan lingkungan sekitar. Melalui kebiasaan hidup bersih dan sehat agar bebas dari kuman, virus dan bakteri berbahaya,”kata dia.

    Hingga kini, program CSR bakti sosial berhasil menjangkau 200 titik panti asuhan dan panti jompo yang tersebar di 20 kota di Indonesia. Dengan mendistribusikan lebih dari 80,000 produk kebersihan serta melakukan aksi bersih-bersih bersama Tim SOS dengan jaringan komunitas relawan Dompet Dhuafa dan penghuni pa

    Sambut Baik

    Kepala Asrama Panti Asuh Yayasan Al-Abqo Ziyadah Depok Ahmad Riyaldi mengungkapkan terima kasih serta menyambut positif atas terlaksananya program #BaktiSOSial ini.

    “Kami sangat berterima kasih dan mendukung penuh bakti sosial dari SOS. Karena kami percaya bahwa dengan lingkungan yang bersih, anak-anak bisa tumbuh sehat. Serta lingkungan pun lebih nyaman sehingga dapat mendukung anak lebih fokus belajar,”papar dia.

    Terlebih produk-produk dari SOS juga sudah teruji efektif membunuh kuman, virus dan bakteri berbahaya. Serta memberikan wangi yang tahan lama. Sehingga bisa membantu menjaga kesehatan dan memberikan kenyamanan lebih bagi penghuni panti.

    “Kami berharap semoga kegiatan ini bisa terus berlanjut dan bisa menjangkau lebih banyak panti asuhan maupun panti jompo lainnya untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan nyaman,” jelas Ahmad.

  • Warga Keluhkan Onggok Berserakan di Jalan

    Warga Keluhkan Onggok Berserakan di Jalan

    Kotabumi (Lampost.co) – Pengguna jalan mengeluhkan ampas sisa penggilingan singkong atau onggok bertaburan di jalan penghubung Lampung Utara-Tulangbawang Barat. Tepatnya di Dusun Banyu Urip, Kelurahan Kotabumi Udik, Kecamatan Kotabumi.

    Salah satu pengendara yang melinatas, Andi mengatakan onggok yang berserakan di jalan mengganggu masyarakat. Menurutnya, konisi itu mengancam keselamatan karena dapat menyebabkan kendaraan tergelincir.

    Onggok tersebut berasal dari sisa gilingan pabrik tapioka PT TWBP, yang berada tak jauh dari lokasi. Pengangkutan ampas singkong itu menggunakan mobil bak terbuka. Sehingga tumpah ke jalan.

    Andi menduga pengangkutan itu oleh pengusaha pengeringan onggok yang membawa muatan melebihi tonasenya. “Saya sering melihatnya kok, onggok itu berasal dari pabrik di Desa Kalicinta, Kecamatan Kotabumi Utara. PT Teguh Wibawa Bhakti Perkasa (TWBP), yang pengangkutannya menggunakan truk terbuka,” kata dia.

    Selain menyebabkan aroma tidak sedap di sepanjang jalan, keberadaan ampas singkong itu dapat memicu kecelakaan. Khususnya pengendara roda dua. “Onggok ini kan masih basah, kalau tumpah ke jalan aspal menyebabkan jadi licin. Sehingga membahayakan pengguna jalan, karena dapat menimbulkan kecelakaan,” kata dia.

    Dia berharap pihak perusahaan mengambil tindakan. Sebab, kondisi itu menimbulkan keresahan. “Jangan cuma teguran, tapi tindakan kongkret agar pembeli juga sadar kewajibannya,” kata dia.

    Pihak pabrik tidak menampik ampas singkong tersebut berasal dari PT TWBP yang ada di Desa Kalicinta. “Kalau untuk masalah itu, kami telah memperingatkan. Sehingga bila sampai ada kejadian menjadi tanggung jawab pembelinya. Karena telah kami peringatkan,” kata GM PT TWBP Alimin melalui pesan WhatsApp.

    Menurutnya, apa yang terjadi di lapangan tidak menjadi tanggung jawab dari pihak perusahaan. “Silakan cari mobilnya, siapa yang menjatuhkan onggok tersebut,” kata dia.

  • Pelestarian Mangrove Beri Manfaat Ekonomi dan Ekologis bagi Masyarakat Pesisir

    Pelestarian Mangrove Beri Manfaat Ekonomi dan Ekologis bagi Masyarakat Pesisir

    Bandar Lampung (Lampost.co): Pelestarian mangrove dalam upaya menjaga ekosistem laut memiliki manfaat penting bagi kehidupan masyarakat pesisir.

    Ahli Ekologi, Yob Charles mengatakan, pengembangan wilayah pesisir pantai memberikan banyak dampak terhadap lingkungan.

    Dari aspek ekologis, eks Project Leader WWF BBS Indonesia itu menyebut wilayah pesisir merupakan pertemuan wilayah darat dan laut. Maka hutan mangrove sebagai buffer dan pelindung daratan berkontribusi aktif dalam memecah ombak, guna mencegah terjadinya abrasi ataupun sedimentasi.

    “Demikian juga fungsi mangrove dapat menahan ombak. Jika tidak ada mangrove, ekosistem manjadi terganggu,” kata Yob, Minggu, 17 Maret 2024.

    Kondisi hutan mangrove yang terpelihara dan tumbuh subur juga menurutnya akan membawa dampak yang besar bagi perkembangan ekonomi masyarakat ekosistem. Hal itu karena mangrove menjadi rumah atau habitat yang nyaman untuk biota laut.

    Udang, kepiting, ikan, dan kerang adalah contoh dari sekian banyak hewan yang kerap berlindung di akar-akar mangrove yang subur.

    Jika dimanfaatkan dengan arif dan bijak, bukan tidak mungkin, kata Yob, para nelayan di pesisir dapat meraup pendapatan lebih dari kondisi ekosistem yang terpelihara dan alami tersebut.

    “Tapi jika itu dirusak atau terganggu, kepiting, ikan, dan udang gak mau hidup di sana. Sebagai konsekuensinya, pendapatan nelayan hilang,” kata dia.

    Pengelolaan Berbasis Masyarakat

    Selain itu, yang tak kalah penting lainnya yaitu pendekatan pengelolaan wilayah pesisir berbasis masyarakat. Hal itu guna memberikan manfaat ekonomi sosial dan ekosistem kepada masyarakat pesisir.

    “Selain potensi laut yang meningkat, ekosistem laut yang tetap terjaga juga menurutnya akan memberikan ruang ekonomi baru bagi masyarakat pesisir. Yaitu melalui pengembangan wisata alam berbasis kekayaan hayati,” ujarnya.

    Namun meskipun demikian, Yob mengakui bahwa keberadaan hutan mangrove di tengah maraknya aktivitas penebangan, pertambakan, ataupun tambang pasir yang kian hari kian mengkhawatirkan.

    Padahal sejatinya, kata dia, kawasan pesisir termasuk hutan mangrove sudah jelas di lindungi oleh Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

    Selain itu, upaya rehabilitasi hutan mangrove dengan penanaman kembali beberapa jenis tanaman bakau, pengelolaan tambak yang berkelanjutan, dan pengembangan wisata menurutnya dapat memberikan nilai tambah kepada masyarakat.

    Ia menilai perlu ada kerja sama antara Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan serta institusi penegak hukum, dalam rangka memberikan efek jera kepada para pelaku perusakan ekosistem laut.

    “Dengan memperkuat pemerintah desa dan kelompok masyarakat penguatan aturan dan penegakan hukum perlu dilakukan,” ujarnya.

    Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News.

  • Jaga Keberlangsungan Ekosistem Laut, Mahusa Unila Tanam Seribu Pohon Mangrove

    Jaga Keberlangsungan Ekosistem Laut, Mahusa Unila Tanam Seribu Pohon Mangrove

    Bandar Lampung (Lampost.co): Mahasiswa Fakultas Hukum Sayangi Alam (Mahusa) Universitas Lampung melakukan kerja sama dengan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi). Kerja sama itu menggelar kegiatan aksi lingkungan di bulan Ramadan dengan menanam seribu pohon mangrove atau bakau. Kegiatan ini berlangsung di hutan mangrove Kotakarang, Bandar Lampung, Minggu, 17 Maret 2024.

    Ketua umum Mahusa Unila, M Fariel Zulaikha mengatakan, bahwa aksi lingkungan ini merupakan agenda tahunan yang pelaksanaannya dalam rangka menjaga keberlangsungan ekosistem laut.

    Selain menanam bakau, pada kesempatan ini Mahusa Unila bersama dengan 100 pegiat lingkungan lainnya juga melakukan aksi bersih-bersih pantai di sekitaran Pulau Pasaran.

    Fariel menyebut kondisi hutan bakau di Bandar Lampung saat ini mengkhawatirkan. Kondisi ini semakin diperparah dengan maraknya aktivitas penebangan ilegal untuk pertambakan.

    “Kami hanya ingin hutan mangrove ini pulih kembali. Agar terjadi keseimbangan ekosistem, yang manfaatnya nanti masyarakat rasakan,” kata dia, Minggu, 17 Maret 2024.

    Sementara itu, dalam kesempatan yang sama Direktur Walhi Lampung, Irfan Tri Musri turut menyambut baik gerakan yang dilakukan mahasiswa pecinta alam ini.

    Menurutnya, ini merupakan bagian dari upaya penyadaran masyarakat akan pentingnya kehadiran hutan bakau dalam ekosistem hidup. Hutan mangrove Kotakarang yang menjadi satu-satunya ekosistem mangrove di Kota Bandar Lampung.

    Menurutnya kini sudah semakin terancam akibat kasus penebangan yang terus terjadi. Padahal, keberadaan bakau secara ekologis memiliki beberapa fungsi utama yang sangat penting dalam kehidupan manusia.

    Selain sebagai penyedia oksigen, Irfan menyebut bahwa mangrove juga memiliki cadangan karbon yang enam kali lebih tinggi dari pada wilayah terestrial atau daratan.

    Mencegah Abrasi

    Kemudian dari sisi lainnya, lanjut Irfan, akar rhizopora dari pohon bakau berperan penting mencegah terjadinya abrasi pantai, karena kemampuannya untuk pemecah ombak.

    “Kemudian kalau kita lihat ada sebuah peluang yang juga bisa pemerintah manfaatkan, untuk bisa menjadikan mangrove ini sebagai sebuah objek ekowisata. Ini bisa mendongkrak perekonomian masyarakat,” katanya.

    Dengan keberadaan hutan bakau yang berperan besar ini, dia berharap agar kegiatan ini bukan hanya menjadi ajang seremonial belaka. Melainkan dapat terlaksana terus-menerus, sampai dengan proses perawatan guna memastikan mangrove yang di tanam tumbuh dengan baik.

    “Manfaat mangrove ini baru dapat kita rasakan 10 tahun kemudian. Dan kegiatan ini memang kesekian kalinya kita lakukan. Tapi dalam progresnya ini mengalami beberapa hambatan dengan adanya aktivitas penebangan sehingga terus kita lakukan upaya reboisasi,” ujarnya.

    Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News.

  • Kepedulian Warga Metro Terhadap Lingkungan Meningkat

    Kepedulian Warga Metro Terhadap Lingkungan Meningkat

    Metro (Lampost.co) — Wali Kota Metro, Wahdi Siradjuddin menyebut tingkat kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan semakin meningkat. Ini terbukti dari masyarakat yang membuang sampah pada tempatnya.

    “Saya tadi melakukan monitoring di pasar Kota Metro yang kini mulai tertata rapi dan bersih. Untuk kondisi itu, patut diapresiasi. Masyarakat Kota Metro ini tingkat kesadarannya saya rasa cukup tinggi,” kata Wahdi saat menyampaikan sambutan dalam kegiatan Aksi Bersih Negeri Serentak dalam rangka Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2024 di Hutan Kota Tejosari, Kecamatan Metro Timur, Jumat, 08 Maret 2024.

    Menurut dia, selain kebersihan dan kesehatan lingkungan, pengelolaan sampah yang baik seperti misalnya di daur ulang akan menambah penghasilan masyarakat. “Kami sudah memulai kerjasama dengan segala macam pihak. Seperti dengan akademisi, dengan pihak swasta seperti CSR, Coca-cola Company, lalu IBI Darmajaya juga. Nah, ini yang saya kira harus kita sampaikan terima kasih juga untuk semua pihak yang telah bekerja sama,” kata dia.

    Wahdi juga menyebut produksi sampah domestik di Metro telah menurun. Hal itu berbanding terbalik dengan tingkat kesadaran masyarakat yang semakin tinggi.

    Menurutnya, sistem pengelolaan sampah akan optimal hasilnya, jika dimulai dari masyarakat dengan menerapkan pola pilih pilah dan olah sampah domestik. “Jadi, kita harus sadari bahwa kita ini adalah manusia, berperan sebagai penghasil sampah. Maka harus menyadari juga, bahwa kita harus mengolah sampah minimal itu mulai dari diri kita sendiri. Kita harus sudah memulai dari rumah itu memilih, memilah dan mengolah sampah,” kata dia.

    “Pada 2021, itu Metro masih menghasilkan sekitar 140 ton sampah dalam satu hari. Sedangkan di 2023 itu, kita dalam satu hari menghasilkan 123 ton sampah. Artinya ada pengurangan sekitar 16 sampai 17 ton per hari,” kata dia.

  • DLH Lampung Barat Bagikan 210 Tong Sampah

    DLH Lampung Barat Bagikan 210 Tong Sampah

    Liwa (Lampost.co) — Dalam rangka meningkatkan kebersihan lingkungan dalam wilayah Kota Liwa. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Lampung Barat membagikan 210 tong sampah kepada para pelanggan sampah dan fasilitas umum.
    .
    Tenaga Fungsional Pengawas Dinas Lingkungan, Hidup mengatakan program pengadaan tong sampah tahun ini untuk meningkatkan kebersihan lingkungan. Selain itu, juga untuk memenuhi kebutuhan sarana kebersihan bagi masyarakat pelanggan sampah.
    .
    “Saat ini, kondisi tong sampah yang lama kondisinya sudah banyak yang rusak,” katanya, Jumat, 8 Maret 2024.
    .
    Pembagian ton sampah secara bertahap dengan pengadaan melalui APBD. Prosesnya, saat ini sebagian telah terbagikan dan sebagian masih dalam proses. Karena jumlahnya tahun ini terbatas. Maka, untuk pelanggan yang belum mendapat pengganti tong sampah, akan melaksanakan pengadaan kembali tahun depan.
    .
    “Pembagian tong sampah ini terlaksana secara bertahap. Terutama bagi pelanggan lama dan fasilitas umum. Pengadaanya secara bertahap karenanya untuk pelanggan yang belum dapat. Insyallah tahun depan,” kata Maryus.
    .
    Tahun depan, pihaknya telah mengusulkan sebanyak 800 buah. Tong sampah tahun ini terbuat dari drum plastik. Tujuannya agar tidak berkarat dan tahan lama. Menurutnya, pengadaan tong sampah ini karena keberadaan tong sampah yang ada pelanggan kondisinya sebagian besar sudah rusak.
  • Warga RT 14 Kelurahan Kota Alam Keluhkan Banyak Lalat

    Warga RT 14 Kelurahan Kota Alam Keluhkan Banyak Lalat

    Kotabumi (Lampost.co) — Warga Tanjung Alam Permai, RT 014/RW 005, Kelurahan Kota Alam, Kecamatan Kotabumi Selatan, Lampung Utara mengeluhkan banyak lalat dalam sepekan terakhir.

    Warga menduga lalat berasal dari kandang ayam yang berada tidak jauh dari permukiman. Namun, ada juga yang berspekulasi bahwa lalat muncul setelah pengerukan sampah di Jalan KS Tubun.

    Kondisi ini mengganggu kenyamanan warga. “Kalau dahulu itu tidak separah ini, pernah ada tapi tidak banyak. Kalau ini sudah cukup meresahkan,” ujar Reni, salah seorang warga di Kavling Tanjung Alam Permai.

    Reni khawatir keberadaan lalat tersebut dapat berdampak pada kesehatan. Apalagi di daerahnya banyak anak-anak yang rentan terserang penyakit. “Itu yang kami pikirkan. Kalau lalat hinggap ke makanan bisa jadi penyakit bila dikonsumsi. Apalagi di sini banyak anak-anak,” kata dia.

    Warga lainnya, Usman meminta pemerintah memberikan solusi untuk persoalan ini. “Kami berharap pemerintah dapat turun tangan menyelesaikan perkara ini. Sebab telah cukup merepotkan,” kata Usman.

    Informasi dihimpun dilapangan, belum diketahui secara pasti  penyebab banyaknya lalat masuk pemukiman warga tersebut. Namun demikian, ada dua peristiwa yang terjadi. Pertama ada panen di kandang pembesaran berada dilingkungan pemukiman warga, serta kedua pengerukan sampah.

    Wakil Bupati Lampura, Ardian Saputra akan menindaklanjuti persoalan tersebut. Dia berjanji akan menerjunkan tim dari OPD terkait untuk mencarikan solusi. “Nanti kami instruksikan jajaran, khususnya OPD terkait dapat turun langsung melihat kondisi lapangan. Sehingga dapat mecari solusinya,” kata dia.

  • Pemkab Tubaba Gelar Aksi Hari Peduli Sampah Nasional 2024

    Pemkab Tubaba Gelar Aksi Hari Peduli Sampah Nasional 2024

    Panaragan (Lampost.co)–Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tulangbawang Barat (Tubaba) menggelar aksi Clean Up memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2024.

    Aksi bersih-bersih sampah itu melibatkan seluruh kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkab Tubaba, Camat Tulangbawang Tengah. Juga siswa SD hingga SMA di area Pasar Pulungkencana, Kecamatan Tulangbawang Tengah, Jumat, 23 Februari 2024.

    Kepala Bidang perencana Farida Sormin mewakili Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tubaba, Firmansyah mengatakan, peringatan HPSN 2024 ini merupakan arahan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Juga Surat Gubernur Lampung Nomor 004.142.1.1/0609/V.10./2024 Tanggal 5 Februari 2024 Tentang Peringatan HPSN 2024.

    Baca Juga: Belanja Tubaba 2024 Dianggarkan Rp917,2 Miliar, Pendapatan Diproyeksikan Rp925,2 Miliar

    “Kegiatan hari ini serentak di Tubaba, sehingga harapannya masyarakat Tubaba dan lingkungan sekolah dapat lebih peduli terhadap lingkungan khususnya sampah. Ini juga bertujuan terciptanya lingkungan bersih dan sehat,” katanya.

    Selanjutnya, Farida mengatakan pada hari ini Pemerintah bekerjasama dalam pengelolaan sampah mengaitkan salah satu yayasan Paragita pembuatan bank sampah. Sehingga pengolahan sampah non-organik dan organik menjadi sesuatu yang bernilai.

    Baca Juga: Pemprov Lampung Berikan Penyuluhan Hukum Terpadu di Tubaba

    “Melibatkan ibu Gita dari yayasan Paragita beliau sudah bekerja sama dengan tubaba untuk konsen di bidang pembentukan bank sampah,” kata dia.

    Ia menjelaskan mengapa HPSN ini harus diperingati tiap tahunnya. Karena lanjut Farida, awalnya pada tahun 2000 ada pernah kejadian longsor di TPA yang memakan ratusan korban.

    “Dari situlah kita ambil hikmahnya, bahwa Sampah yang di TPA tidak terkelola, rata-rata Sampah yang bercampur aduk sampai numpuk sampai menimbulkan longsor, sejak saat itu untuk memperingati tragis kejadian itu. Supaya kita sadar dan peduli akan lingkungan,” katanya.

  • Bank Sampah Kembali Dihidupkan di Lampura

    Bank Sampah Kembali Dihidupkan di Lampura

    Kotabumi (Lampost.co)— Dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2024, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup Pemkab Lampura melaksanakan gotong royong membersihkan lingkungannya. Mulai dari lingkungan kantor hingga fasilitas publik seperti Pasar Dekon dan Ganefo Kotabumi.

    Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Lampura, Ina Sulistya, mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan komitmen Pemkab Lampura untuk menjaga kebersihan di wilayahnya.

    “Sesuai tema HPSN tahun ini, ‘Atasi Sampah Plastik Dengan Cara Produktif’.Kami berkomitmen untuk menjaga kebersihan di Lampung Utara,” kata Ina kepada Lampost.co, Jumat (23/2/2024).

    Kegiatan gotong royong ini akan terus berlangsung setiap hari. Termasuk oleh pasukan hijau yang merupakan petugas kebersihan di bawah naungan DLH.

    “Pemerintah daerah berkomitmen untuk terus menjaga keseimbangan alam, tidak hanya pada peringatan HPSN ini saja. Tapi juga terus berjalan ke depannya,” tambah Kabid Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 DLH Lampura, Ferry Wijaya.

    Ferry menjelaskan bahwa Pemkab Lampura telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan. Namun, masih ada masyarakat yang belum sadar sepenuhnya.

    Oleh karena itu, Pemkab Lampura akan menggandeng berbagai stakeholder untuk terus menggelorakan kesadaran menjaga kebersihan lingkungan.

    “Kami akan terus mengedukasi masyarakat, termasuk yang masih membuang sampah sembarangan,” kata Ferry.

    Ferry menambahkan, Pemkab Lampura akan kembali menggaungkan program Bank Sampah yang telah lama hilang. Program ini bertujuan untuk mendaur ulang limbah sisa rumah tangga, khususnya plastik, sehingga memiliki nilai ekonomi.

    “Limbah plastik ini sulit terurai. Salah satu alternatifnya ialah dengan upaya 6R, yaitu reuse, recycle, reduce, replace, refill, dan repair,” pungkasnya.