Pesisir Barat (Lampost.co)— Cuaca ekstrim angin kencang masih terjadi di Pesisir Barat (Pesibar. Hal ini menyebabkan nelayan tidak bisa melaut dan mengakibatkan pasar ikan di Krui dan Pesisir Tengah kosong.
Wati, seorang ibu rumah tangga, mengatakan dia tidak menemukan ikan di pasar karena nelayan tidak melaut akibat cuaca buruk.
Nardi, seorang nelayan di Pekon Wayredak, mengatakan dia sudah lima hari tidak melaut karena angin kencang. Meskipun ada nelayan yang tetap melaut dengan memperhatikan kondisi cuaca, jumlah tangkapannya sedikit dan harganya lebih mahal.
“Saya sudah lima hari gak melaut, karena cuaca sedang buruk, angin baratan,” kata dia, Rabu 13 Maret 2024.
Sementara itu,Irsya (36) warga kecamatan Pesisir Tengah, mengatakan akibat angin kencang pagar rumahnya yang terbuat dari kayu dan seng tersapu angin. Akibatnya ia harus melakukan perbaikan pagar yang rubuh.
“Kalau sekarang memang hampir setiap hari terjadi angin kencang. Belum lagi kalau terjadi hujan dan angin kadang listrik PLN padam,” kata dia.
Kepala BPBD Pesisir Barat, Imam Habibudin, mengatakan cuaca ekstrem ini menyebabkan beberapa bencana alam, seperti banjir di Pekon Negeri Ratu Ngambur, pohon tumbang di Jalur Liwa-Krui, dan di Pekon Rata Agung.
Irsya, warga Pesisir Tengah, mengatakan angin kencang merusak pagar rumahnya. Dia harus memperbaikinya sendiri.
“Akibat cuaca ekstrem ini, terjadi banjir di Pekon Negeri Ratu Ngambur, kemudian ada juga peristiwa pohon tumbang di Jalur Liwa-Krui,”pungkasnya.