Tag: PALESTINA

  • Kabar Palestina Hari ini: Israel Kembali Hujani Truk Bantuan dengan Rudal

    Kabar Palestina Hari ini: Israel Kembali Hujani Truk Bantuan dengan Rudal

    Gaza  (Lampost.co) — Pasukan Israel kembali menyerang truk bantuan kemanusiaan untuk warga Palestina di Deir al-Balah, Jalur Gaza bagian tengah, Minggu, 3 Maret 2024. Serangan menggunakan rudal itu mengakibatkan sembilan orang tewas dan beberapa lainnya mengalami luka-luka.

    Seorang saksi mata melaporkan kepada media Al Jazeera melihat hujan rudal dan potongan tubuh beterbangan di udara. Saat itu, dia sedang dalam perjalanan ke sumur air. Atas serangan itu, militer Israel hingga kini belum memberikan penjelasan terkait kejadian di Deir el-Balah tersebut.

    “Truk itu membawa bantuan dengan relawan sipil di dalamnya. Mereka membawa makanan untuk pengungsi Gaza, Palestina. Padahal Deir al-Balah sebagai zona aman,” kata saksi mata yang dikutip dari laman Al Jazeera pada Senin, 4 Maret 2024.

    Juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina, Ashraf al-Qudra, menyebut ada puluhan korban dalam pembantaian terhadap para pencari bantuan di Jalan Salah al-Din, selatan Kota Gaza, beberapa hari lalu.

    “Tampaknya militer Israel saat ini menargetkan orang-orang yang sangat menunggu makanan untuk bertahan hidup,” laporan jurnalis Al Jazeera, Tareq Abu Azzoum dari Rafah.

    BACA JUGA: Kabar Palestina Hari ini: Israel Serang Rumah Sakit Terbesar Gaza

    Aksi pembantaian warga sipil itu lagi-lagi belum ada komentar langsung dari militer zionis. Serangan yang menewaskan banyak warga penunggu bantuan itu turut memicu kecaman keras dari komunitas global. PBB menyerukan adanya penyelidikan menyeluruh.

    Kementerian Kesehatan Gaza menyebut serangan terhadap truk bantuan terjadi saat adanya 15 anak meninggal dalam beberapa hari terakhir. Hal itu akibat malnutrisi dan dehidrasi di Rumah Sakit Kamal Adwan di Kota Gaza.

    Badan anak-anak PBB UNICEF memperingatkan akan ada lebih banyak korban anak-anak jika tidak ada intervensi langsung untuk memastikan masuknya bantuan kemanusiaan.

    “Sekarang, kematian anak-anak yang kami khawatirkan terjadi dan kemungkinan akan meningkat pesat. Kecuali perang berakhir dan hambatan terhadap bantuan kemanusiaan segera terselesaikan,” kata Direktur Regional UNICEF untuk MENA, Adele Khodr.

    Berdasarkan penghitungan Al Jazeera, genosida Israel Gaza kini total telah menewaskan lebih dari 30.400 orang yang sebagian besar perempuan dan anak-anak sejak 7 Oktober 2023. Sementara serangan kilat Hamas ke Israel pada periode yang sama menyebabkan 1.139 orang meninggal dunia dan 250 orang lainnya menjadi sandera.

    Delegasi Hamas di Kairo

    Gencatan senjata antara Israel dan Hamas menjadi upaya untuk mengakhiri perang yang terjadi sekitar lima bulan terakhir. Negosiasi potensi gencatan senjata itu tengah terjadwal berlangsung di Kairo, Mesir. Dalam upaya itu, delegasi Hamas telah tiba di Kairo, tetapi pihak Israel melakukan boikot.

    Israel justru tidak mengirim delegasi ke Kairo. Sebelumnya, seorang pejabat AS mengatakan Israel menyetujui kerangka kesepakatan gencatan senjata yang dapat diterapkan selama bulan suci Ramadan.

    “Ada kesepakatan kerangka kerja. Israel kurang lebih menerimanya. Semuanya saat ini tergantung Hamas,” kata seorang pejabat senior AS di pemerintahan Presiden Joe Biden.

  • PBB Sebut 158 Staf UNRWA Tewas dalam Serangan Udara Israel di Gaza

    PBB Sebut 158 Staf UNRWA Tewas dalam Serangan Udara Israel di Gaza

    Gaza (Lampost.co)–Serangan Israel ke Gaza kian brutal. Badan PBB untuk Pengungsi Palestina atau UNRWA memastikan total 158 pegawainya di Jalur Gaza telah tewas akibat serangan udara Israel.

    “Pada 15 Februari, jumlah total rekan UNRWA yang terbunuh sejak awal permusuhan telah mencapai 158 orang, atau meningkat dua orang sejak laporan terakhir UNRWA,” kata badan tersebut dalam sebuah laporan di hari Jumat, 16 Februari 2024.

    Peningkatan serangan udara di kota Rafah di Gaza selatan semakin mengkhaatirkan dan semakin menghambat operasi kemanusiaan.”Hampir 1,5 juta orang berada di Rafah, enam kali lipat jumlah penduduk dibandingkan sebelum 7 Oktober,” kata UNRWA, mengutip dari laman Anadolu Agency, Sabtu, 17 Februari 2024.

    Badan tersebut juga menunjukkan bahwa “jumlah truk yang memasuki Gaza masih jauh di bawah target 500 truk per hari, dengan kesulitan signifikan dalam membawa pasokan melalui Karem Abu Salem (Kerem Shalom) dan Rafah.”

    Israel telah menggempur Jalur Gaza sejak serangan kilat kelompok pejuang Palestina Hamas pada 7 Oktober 2023. Serangan Israel sejak saat itu telah menewaskan sedikitnya 28.775 orang, melukai lebih dari 68.552 lainnya, dan menyebabkan kehancuran massal serta memicu kekurangan kebutuhan pokok.

    Sekitar 1.200 warga Israel diyakini tewas dalam serangan awal Hamas.

    Perang Israel di Gaza telah menyebabkan 85 persen penduduk di wilayah terkepung tersebut mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan. Sementara 60 persen infrastruktur di Gaza telah rusak atau hancur, menurut estimasi PBB.

    Israel dituduh telah melakukan genosida dalam kasus yang dilayangkan Afrika Selatan di Mahkamah Internasional (ICJ).

    Keputusan sementara di bulan Januari lalu telah memerintahkan Israel untuk menghentikan tindakan genosida serta mengambil tindakan untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.

    Sri Agustina

     

  • Kemenlu Pastikan Dua Relawan WNI tidak Ditangkap Israel

    Jakarta (lampost.co) — Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) mengonfirmasi keberadaan tiga relawan Warga Negara Indonesia (WNI) di Gaza. Ketiganya dilaporkan dalam keadaan baik.

    “Kemenlu telah memverifikasi langsung berita mengenai penangkapan dua WNI relawan di RS Indonesia oleh IDF (militer Israel),” kata Juru Bicara Kemenlu RI Lalu Muhamad Iqbal, Rabu, 22 November 2023.

    “Menurut sumber langsung di Gaza, ketiga WNI relawan saat ini dalam kondisi baik dan masih berada di RS Indonesia,” ujar Iqbal.

    Ia mengatakan, ketiga WNI relawan itu sedang bersiap untuk evakuasi ke Gaza Selatan. “Kemenlu terus memonitor kondisi tiga WNI tersebut,” ujarnya.

    Sebelumnya beredar kabar bahwa dua dari tiga WNI relawan di Rumah Sakit Indonesia ditangkap Israel. Kabar tersebut disampaikan koresponden Palestine Today.

    Tiga WNI yang menjadi relawan MER-C di Gaza telah memutuskan untuk tidak ikut dievakuasi ke Tanah Air. Mereka terus bertahan di Gaza untuk membantu operasional Rumah Sakit Indonesia.

    Selain itu diberitakan, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Palestina Ashraf al-Qudra mengatakan, militer Israel hancurkan harapan terakhir warga Gaza untuk mendapatkan perawatan. Ini terkait serangan yang dilakukan pihak Israel ke Rumah Sakit Indonesia di Gaza.

    Al-Qudra mengatakan bahwa militer Israel menembaki tanpa henti ke Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara dan drone menembaki siapa saja yang bergerak di halaman rumah sakit. Ia menambahkan, sejak Senin pagi, tidak ada seorang pun yang diperbolehkan keluar atau masuk rumah sakit.

    “Apa yang dilakukan pendudukan Israel terhadap Rumah Sakit Indonesia sama persis dengan apa yang mereka lakukan terhadap Rumah Sakit al-Shifa,” kata al-Qudra, seperti dikutip Al Jazeera, Selasa, 21 November 2023.

    Ricky Marly

  • Israel Setujui Genjatan Senjata dengan Kelompok Hamas

    Palestina (Lampost.co)—Kabinet Israel pada hari Rabu, 22 November 2023, menyetujui perjanjian gencatan senjata dengan kelompok pejuang Hamas yang akan menghentikan sementara perang dahsyat yang telah berlangsung selama lebih dari enam pekan. Dalam kesepakatan ini, Hamas akan membebaskan 50 sandera di Gaza dengan imbalan pembebasan sejumlah warga Palestina yang ditahan di penjara Israel.

    Pemerintah Israel mengonfirmasi bahwa Hamas akan membebaskan 50 dari sekitar 240 sandera yang disandera di Jalur Gaza dalam kurun empat hari. Dikatakan bahwa Israel akan memperpanjang jeda kemanusiaan tambahan selama satu hari untuk setiap 10 sandera yang dibebaskan.

    Mengutip dari laman stuff.co.nz, gelombang sandera pertama yang akan dibebaskan Hamas adalah perempuan dan anak-anak.

    Menjelang pemungutan suara Kabinet pada Rabu pagi, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa Israel akan melanjutkan serangannya terhadap Hamas setelah gencatan senjata berakhir. Belum diketahui pasti kapan gencatan senjata akan mulai diberlakukan.

    Netanyahu mengadakan pertemuan kabinet untuk pemungutan suara pada Selasa malam. Pertemuan tersebut berlangsung hingga dini hari hingga Rabu ini, menggarisbawahi sensitivitas proposal yang akan menghentikan sementara serangan Israel terhadap Hamas.

    Dalam pertemuan di kabinet, Netanyahu berusaha meyakinkan para menteri bahwa jeda pertempuran di Gaza hanya bersifat taktis, dan bersumpah untuk melanjutkan serangan setelah perjanjian berakhir. Pejabat tinggi keamanan Israel juga menghadiri pertemuan tersebut.

    “Kami sedang berperang, dan kami akan melanjutkan perang,” kata Netanyahu. “Kami akan melanjutkannya sampai kami mencapai semua tujuan kami,” sambungnya.

    Melanjutkan Perang
    Israel telah berjanji untuk melanjutkan perang di Gaza sampai menghancurkan kemampuan militer Hamas dan membebaskan semua sandera.

    Selama jeda nanti, kata Netanyahu, upaya intelijen akan dipertahankan, sehingga tentara dapat mempersiapkan tahap pertempuran selanjutnya. Ia mengatakan pertempuran akan berlanjut sampai “Gaza tidak lagi mengancam Israel.”

    Pengumuman disampaikan ketika pasukan Israel memerangi pejuang Palestina di sebuah kamp pengungsi perkotaan di Gaza utara dan di sekitar rumah sakit yang penuh sesak dengan pasien dan warga sipil yang berlindung.

    Kesepakatan terbaru ini kemungkinan tidak akan mengakhiri perang, yang meletus pertama kali pada 7 Oktober setelah Hamas melancarkan operasi lintas batas ke Israel selatan dan menewaskan sedikitnya 1.200 orang — sebagian besar warga sipil — dan menculik sekitar 240 orang lainnya.

    Serangan balasan Israel terhadap Hamas telah menewaskan lebih dari 13.000 warga Palestina, di mana 5.000 di antaranya adalah anak-anak.

     

    Nurjanah

  • Pimpinan Hamas Sebut Gencatan Senjata dengan Israel Segera Tercapai

    Gaza (Lampost.co) — Pimpinan Hamas Ismail Haniyeh mengatakan perjanjian gencatan senjata lima hari dengan Israel sudah di depan mata. Kesepakatan lain berupa pembebasan 100 sandera Hamas dan 300 tahanan Israel. “Kami hampir mencapai kesepakatan mengenai gencatan senjata,” kata Haniyeh, Selasa, 21 November 2023.

    Selama berminggu-minggu, ketika perang di Gaza berkecamuk, para perunding mencoba mencapai kesepakatan untuk membebaskan sekitar 240 sandera Hamas. Mayoritas mereka adalah warga sipil yakni anak-anak dan orang lanjut usia.

    Hanya segelintir dari mereka yang ditangkap telah dibebaskan, dibebaskan oleh pasukan darat Israel, atau jenazah mereka telah ditemukan. Keberadaan mereka yang tersisa tidak diketahui secara pasti, meskipun mereka diyakini ditahan di Gaza. Padahal Israel telah menyisir semua area di Gaza dengan serangan udara sejak 7 Oktober. Tetapi gagal menemukan sandera.

    Sejak itu Hamas telah menewaskan 1.200 orang dan Israel membunuh 13.300 orang, ribuan di antaranya adalah anak-anak. Sumber dari Hamas dan Jihad Islam menegaskan gerakan mereka telah menyetujui persyaratan perjanjian gencatan senjata selama lima hari, yang terdiri dari gencatan senjata di darat dan pembatasan operasi udara Israel di Gaza selatan.

    Sebagai imbalannya, antara 50 dan 100 orang yang ditahan oleh dua kelompok itu akan dibebaskan. Mereka akan mencakup warga sipil Israel dan warga negara lain, namun tidak termasuk personel militer.

    Berdasarkan usulan kesepakatan tersebut, sekitar 300 warga Palestina, di antaranya perempuan dan anak-anak, juga akan dibebaskan dari penjara Israel.

    Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan dia yakin kesepakatan untuk membebaskan para sandera sudah hampir tercapai. Itu seiring meningkatnya harapan untuk melakukan pembicaraan yang ditengahi oleh Qatar, Hamas memiliki kantor politik dan memiliki hubungan diplomatik di belakang layar dengan Israel.

    Secara terpisah, Komite Palang Merah Internasional mengatakan telah melakukan pembicaraan ke Qatar untuk bertemu dengan Hamas guna memajukan masalah kemanusiaan terkait dengan konflik bersenjata di Israel dan Gaza.

    Selain pembebasan sandera, perjanjian ini juga bisa memberikan kelonggaran bagi warga Gaza yang telah hidup selama lebih dari enam minggu di bawah pemboman Israel dan perluasan serangan darat.

    Sebagian besar Gaza telah hancur akibat serangan udara Israel yang jumlahnya mencapai ribuan, dan wilayah tersebut dikepung, dengan sedikit sekali makanan, air, dan bahan bakar yang diperbolehkan masuk. Menurut sumber Hamas dan Jihad Islam, kesepakatan itu juga akan memungkinkan hingga 300 truk makanan dan bantuan medis memasuki Gaza.

    Israel selama ini memblokade bahan bakar masuk ke Jalur Gaza karena takut bahan bakar tersebut dapat digunakan oleh Hamas untuk membuat roket atau sarana paramiliter lainnya. Israel telah berjanji untuk terus melancarkan serangannya, berjanji untuk menghancurkan Hamas dan memastikan para sandera dibebaskan. “Kami tidak akan berhenti berperang sampai kami membawa pulang para sandera kami,” kata Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

    Deni Zulniyadi

  • Gempuran ke Rumah Sakit Indonesia, Israel Hancurkan Harapan Terakhir Warga Gaza

    Gaza (Lampost.co) — Juru Bicara Kementerian Kesehatan Palestina Ashraf al-Qudra mengatakan, militer Israel hancurkam harapan terakhir warga Gaza untuk mendapatkan perawatan. Ini terkait serangan yang dilakukan pihak Israel ke Rumah Sakit Indonesia di Gaza.

    Al-Qudra mengatakan bahwa militer Israel menembaki tanpa henti ke Rumah Sakit Indonesia di Gaza utara dan drone menembaki siapa saja yang bergerak di halaman rumah sakit. Ia menambahkan, sejak Senin pagi, tidak ada seorang pun yang diperbolehkan keluar atau masuk rumah sakit.

    “Apa yang dilakukan pendudukan Israel terhadap Rumah Sakit Indonesia sama persis dengan apa yang mereka lakukan terhadap Rumah Sakit al-Shifa,” kata al-Qudra, seperti dikutip dari Medcom.id, Selasa, 21 November 2023.

    “Kami prihatin dan khawatir mereka melakukan pembantaian di sana seperti yang mereka lakukan di al-Shifa,” kaa al-Qudra.

    “(Militer Israel) mengakhiri harapan terakhir yang dimiliki siapa pun di Gaza utara untuk mendapatkan perawatan. Artinya, 800.000 hingga 900.000 orang akan kehilangan rumah sakit. Hal ini akan menyebabkan kematian banyak orang yang menderita penyakit jangka panjang atau terluka.”

    Al-Qudra menambahkan, masih ada 700 orang di al-Shifa, termasuk 259 pasien.

    Jenazah Tergeletak
    Jenazah mereka yang dibunuh Israel masih tergeletak di luar Rumah Sakit Indonesia.

    Munner al-Bursh, Manajer Umum Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan,Artileri Israel dimulai pada tengah malam dan menargetkan bagian bedah, melukai para dokter yang bekerja di sana dan membunuh 12 warga sipil yang mengungsi.

    Pasukan Israel kemudian menargetkan orang-orang yang meninggalkan rumah sakit dengan menembak mereka di dekat rumah sakit. Jenazah mereka masih tergeletak di tanah dan belum ada yang bisa menguburkannya.

    Selaian itu Sekolah PBB al-Kuwait dibakar oleh pasukan Israel. Orang-orang mengungsi di sana dan kami tidak memiliki informasi mengenai jumlah korban tewas di sana.

    Selain sekitar 700 pasien dan 5.000 pengungsi sebelum serangan, terdapat 10.000 orang di pusat penampungan di sekitar rumah sakit.

    “Kami menggunakan generator listrik kecil yang berbahan bakar minyak nabati, diproduksi oleh beberapa individu kreatif, yang mengorbankan sebagian pasokan makanan mereka untuk menjalankan generator,” kata al-Bursh.

     

    28 Bayi Prematur Dievakuasi
    Sementara itu, sebanyak 28 bayi yang lahir prematur dievakuasi dari Rumah Sakit (RS) Al-Shifa di Gaza dibawa ke Mesir untuk perawatan intensif. Sementara 12 orang, termasuk dokter dan pasien, tewas akibat serangan terhadap RS Indonesia di Gaza yang dikelilingi tank Israel.

    Para saksi mata juga melaporkan terjadinya pertempuran sengit antara orang-orang bersenjata Hamas dan pasukan Israel yang berusaha maju ke kamp pengungsi Jabalia di Gaza utara, yang menampung 100 ribu orang.

    Bayi-bayi yang baru lahir itu dirawat di rumah sakit Al-Shifa di Gaza utara dengan beberapa bayi lainnya meninggal setelah inkubator mereka rusak di tengah runtuhnya layanan medis selama serangan penjajah Israel di Kota Gaza.

    Penjajah Israel menguasai RS Al-Shifa pekan lalu untuk mencari jaringan terowongan milik militan Hamas yang diklaim dibangun di bawahnya. Ratusan pasien, staf medis, dan pengungsi meninggalkan RS Al-Shifa pada akhir pekan, dengan dokter mengatakan mereka diusir oleh penjajah Israel.

    Deni Zulniyadi

     

  • Kabar Palestina Hari Ini: Militer Israel Serang Rumah Sakit Indonesia Tanpa Henti

    Gaza (Lampost.co)—Juru Bicara Kementerian Kesehatan Palestina Ashraf al-Qudra mengatakan, militer Israel terus menyerang Rumah Sakit Indonesia di Gaza. Penyerangan tersebut menghancurkan harapan terakhir warga Gaza untuk mendapatkan perawatan.

    Al-Qudra mengatakan bahwa militer Israel menembaki tanpa henti ke Rumah Sakit Indonesia di Gaza utara dan drone menembaki siapa saja yang bergerak di halaman rumah sakit. Ia menambahkan, sejak Senin pagi, tidak ada seorang pun yang diperbolehkan keluar atau masuk rumah sakit.

    “Apa yang dilakukan pendudukan Israel terhadap Rumah Sakit Indonesia sama persis dengan apa yang mereka lakukan terhadap Rumah Sakit al-Shifa,” kata al-Qudra, seperti dikutip Al Jazeera, Selasa 21 November 2023.

    “Kami prihatin dan khawatir mereka melakukan pembantaian di sana seperti yang mereka lakukan di al-Shifa,”‘imbuh al-Qudra.

    “(Militer Israel) mengakhiri harapan terakhir yang dimiliki siapa pun di Gaza utara untuk mendapatkan perawatan. Artinya, 800.000 hingga 900.000 orang akan kehilangan rumah sakit. Hal ini akan menyebabkan kematian banyak orang yang menderita penyakit jangka panjang atau terluka.”
    Al-Qudra menambahkan, masih ada 700 orang di al-Shifa, termasuk 259 pasien.

    Jenazah tergeletak

    Jenazah mereka yang dibunuh Israel masih tergeletak di luar Rumah Sakit Indonesia.

    Munner al-Bursh, Manajer Umum Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan,Artileri Israel dimulai pada tengah malam dan menargetkan bagian bedah, melukai para dokter yang bekerja di sana dan membunuh 12 warga sipil yang mengungsi.

    Pasukan Israel kemudian menargetkan orang-orang yang meninggalkan rumah sakit dengan menembak mereka di dekat rumah sakit. Jenazah mereka masih tergeletak di tanah dan belum ada yang bisa menguburkannya.

    Selaian itu Sekolah PBB al-Kuwait dibakar oleh pasukan Israel. Orang-orang mengungsi di sana dan kami tidak memiliki informasi mengenai jumlah korban tewas di sana.

    Selain sekitar 700 pasien dan 5.000 pengungsi sebelum serangan, terdapat 10.000 orang di pusat penampungan di sekitar rumah sakit.

    “Kami menggunakan generator listrik kecil yang berbahan bakar minyak nabati, diproduksi oleh beberapa individu kreatif, yang mengorbankan sebagian pasokan makanan mereka untuk menjalankan generator,” pungkas al-Bursh.

     

    Nurjanah

  • Penyerangan Rumah Sakit Indonesia di Palestina Melanggar Hukum Internasional

    Jakarta (Lampost.co)—Pemerintah Indonesia mengecam keras serangan yang dilakukan Israel ke Rumah Sakit Indonesia pada Senin, 20 November 2023. Bagi Indonesia, tidak ada pembenaran untuk serangan tersebut.

    “Indonesia mengutuk sekeras-kerasnya serangan Israel ke Rumah Sakit Indonesia di Gaza yang menewaskan sejumlah warga sipil,” tegas Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Senin, 20 November 2023.

    Ia menegaskan, serangan tersebut merupakan pelanggaran nyata terhadap hukum humaniter internasional.

    Retno meminta semua negara, terutama yang memiliki hubungan dekat dengan Israel harus menggunakan segala pengaruh dan kemampuannya. “Untuk mendesak Israel menghentikan kekejamannya,” ucap Menlu Retno.

    Pagi tadi, delapan orang tewas usai pasukan Israel mengepung dan menyerang Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza.

    Dua dokter di RS Indonesia juga terluka, akibat serangan berulang kali. Laporan Al Jazeera menyebut satu-satunya rumah sakit di utara Gaza itu menjadi sasaran dalam semalam, tanpa peringatan sebelumnya.

    Retno saat ini berada di Beijing bersama para menteri luar negeri Organisasi Kerja Sama Islam dan Liga Arab, membahas situasi di Gaza.

    Ia mengatakan, Tiongkok akan mendorong pertemuan lanjutan Dewan Keamanan (DK) PBB soal Gaza. Tiongkok merupakan presiden bergilir DK PBB pada November 2023.

    “Tiongkok mengatakan ‘kami stand on justice’, jadi itu yang kita akan terus ‘follow up’ dan menurut rencana akan ada pertemuan ‘high level’ di DK PBB sebelum berakhirnya presidensi Tiongkok,” tutup Retno.

    Pasukan Israel menyerang Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina. Serangan itu mengakibatkan delapan orang tewas di dalam rumah sakit.

    Pasukan Israel melakukan pengeboman di dalam dan sekitar rumah sakit yang mengelilingi fasilitas medis tersebut.

    “Staf di salah satu rumah sakit terbesar di Gaza Utara meminta bantuan untuk mendesak PBB dan Palang Merah setelah pasukan Israel mengepung fasilitas medis dan membombardir daerah sekelilingnya,” laporan dari Al Jazeera, Senin, 20 November 2023.

    Serangan yang berulang kali itu juga melukai dua dokter di rumah sakit. Petugas medis mengatakan kepada Al Jazeera, rumah sakit tersebut menjadi sasaran dalam semalam tanpa peringatan sebelumnya.

    “Sebelumnya, salah satu koresponden di Gaza, Safwat al-Kahout, mengatakan pasukan Israel akan mengulangi yang terjadi di RS Al-Shifa dan juga akan menduduki RS Indonesia,” kata laporan itu.

    Bombardir itu membuat listrik di rumah sakit tersebut padam karena generatornya terkena serangan. Hal itu memaksa petugas medis untuk mengoperasi pasien sambil menggunakan lampu dari ponsel dengan suasana pemboman yang terus berlanjut.

    Sementara kantor berita Palestina, WAFA melaporkan tembakan artileri Israel merusak lantai dua rumah sakit Indonesia itu.

    Selain sekitar 150 pasien luka yang dirawat di rumah sakit dan sekitar 100 pekerja medis, ribuan warga Palestina juga berlindung di rumah sakit sebagai tempat mengungsi akibat pengeboman Israel.

    Rumah Sakit Indonesia salah satu yang terbesar di wilayah Gaza Utara. Sejak serangan Israel ke Gaza, operasional rumah sakit terganggu hingga akhirnya tidak bisa beroperasi sama sekali.

    Nurjanah

     

  • Kabar Palestina Hari Ini: Israel Serang Rumah Sakit Indonesia di Gaza

    Kabar Palestina Hari Ini: Israel Serang Rumah Sakit Indonesia di Gaza

    Gaza (Lampost.co) — Pasukan Israel menyerang Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina. Serangan itu mengakibatkan delapan orang tewas di dalam rumah sakit.

    Pasukan Israel melakukan pengeboman di dalam dan sekitar rumah sakit yang mengelilingi fasilitas medis tersebut.

    “Staf di salah satu rumah sakit terbesar di Gaza Utara meminta bantuan untuk mendesak PBB dan Palang Merah setelah pasukan Israel mengepung fasilitas medis dan membombardir daerah sekelilingnya,” laporan dari Al Jazeera, Senin, 20 November 2023.

    Serangan yang berulang kali itu juga melukai dua dokter di rumah sakit. Petugas medis mengatakan kepada Al Jazeera, rumah sakit tersebut menjadi sasaran dalam semalam tanpa peringatan sebelumnya.

    “Sebelumnya, salah satu koresponden di Gaza, Safwat al-Kahout, mengatakan pasukan Israel akan mengulangi yang terjadi di RS Al-Shifa dan juga akan menduduki RS Indonesia,” kata laporan itu.

    Bombardir itu membuat listrik di rumah sakit tersebut padam karena generatornya terkena serangan. Hal itu memaksa petugas medis untuk mengoperasi pasien sambil menggunakan lampu dari ponsel dengan suasana pemboman yang terus berlanjut.

    Sementara kantor berita Palestina, WAFA melaporkan tembakan artileri Israel merusak lantai dua rumah sakit Indonesia itu.

    Selain sekitar 150 pasien luka yang dirawat di rumah sakit dan sekitar 100 pekerja medis, ribuan warga Palestina juga berlindung di rumah sakit sebagai tempat mengungsi akibat pengeboman Israel.

    Rumah Sakit Indonesia salah satu yang terbesar di wilayah Gaza Utara. Sejak serangan Israel ke Gaza, operasional rumah sakit terganggu hingga akhirnya tidak bisa beroperasi sama sekali.

    Effran Kurniawan

  • Kabar Palestina Hari Ini: Israel Selalu Menunda-nunda Pembebasan Sandera

    Kabar Palestina Hari Ini: Israel Selalu Menunda-nunda Pembebasan Sandera

    Gaza (Lampost.co) — Sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, menyebut Israel sengaja menunda-nunda potensi kesepakatan untuk membebaskan puluhan sandera yang ditahan di Jalur Gaza, Palestina. Hal itu menjadi skema pertukaran tahanan dan gencatan senjata.

    Juru bicara Brigade Al-Qassam, Abu Ubaida, mengatakan Qatar memimpin mediasi untuk membebaskan 100 sandera Israel dengan imbalan 200 anak-anak Palestina dan 75 wanita yang ditahan di penjara-penjara Israel.

    “Kami menginformasikan para mediator dapat membebaskan sandera jika sepakat gencatan senjata selama lima hari dan bantuan ke seluruh rakyat di Jalur Gaza tersalurkan. Namun, musuh menunda-nundanya,” kata Abu Ubaida, dalam pernyataan audio, yang dikutip dari Malay Mail, Selasa, 14 November 2023.

    Abu Ubaida juga sebelumnya menegaskan agresi darat, laut, dan udara Israel yang terus berlanjut mengancam kehidupan para sandera yang mereka tahan dan sejumlah faksi bersenjata Palestina lainnya di Gaza.

    Ia juga menekankan gencatan senjata harus memastikan penghentian permusuhan dan masuknya bantuan kepada warga di daerah kantong terkepung tersebut.

    Namun, selama ini Israel terus menolak gencatan senjata di Gaza. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan tidak akan ada gencatan senjata di Gaza sebelum Hamas membebaskan para sandera.

    Effran Kurniawan