Kalianda (Lampost.co) — Pascabanjir pada Oktober 2022, ruas jalan penghubung antarkecamatan rusak di Desa Banyumas, Kecamatan Candipuro, Lampung Selatan, tidak dan kunjung diperbaiki hingga saat ini.
Kerusakan jalan penghubung paling parah berada di ruas jalan Desa Sukamaju-Bendajaya dan Desa Tasik, sepanjang sekitar 7 km.
Ruas jalan yang menghubungkan Kecamatan Candipuro-Way Sulan itu sudah diunderlagh sejak 1999 silam.
Sejak saat itu, ruas jalan penghubung tersebut tidak pernah ada peningkatan kualitas dan perbaikan yang dilakukan pemerintah Kabupaten Lampung Selatan.
Padahal jalan penghubung antarkecamatan tersebut sangat vital bagi keberlangsungan kehidupan masyarakat sekitar. “Jalan ini sangat vital, karena akses masyarakat beraktivitas,” kata Slamet (49), warga sekitar.
Ia juga menjelaskan jalan tersebut sangat berpengaruh pada aktivitas masyarakat untuk ke kebun, sawah, sekolah maupun ke ladang. Warga beraktivitas melalui jalan yang kondisinya semakin hari tambah rusak hampir di semua titik.
“Tiap hari dilalui dari jalan kaki, naik sepeda, motor maupun mobil, lama-lama pasti rusak,” kata dia.
Yanto (40), warga lainnya mengatakan, kerusakan jalan underlagh itu semakin parah akibat banjir yang melanda di daerah setempat pada Oktober tahun lalu. “Waktu itu ada sekitar seminggu jalan ini terendam banjir,” kata dia.
Masyarakat sekitar berharap dilakukan peningkatan dan perbaikan jalan penghubung yang sudah puluhan tahun tidak tersentuh pemerintah daerah. “Sudah sepatutnya diperbaiki, karena kalau jalan ini bagus, perekonomian masyarakat terdongkrak,” kata dia.
Untuk mendukung program pemerintah pusat dalam rangka pemulihan ekonomi nasional dan ketahanan pangan, peran jalan yang bagus sudah menjadi prioritas untuk mendukung itu semua. “Apalagi pemerintah pusat dan daerah sudah mencanangkan pemulihan ekonomi nasional, harusnya segera diperbaiki,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Desa Banyumas Syai’un menjelaskan, kerusakan jalan penghubung sudah menjadi keluhan masyarakat sekitar. “Hampir setiap hari, masyarakat protes jalan yang rusak agar diperbaiki,” kata dia.
Sayangnya, tuntutan masyarakat untuk diperbaiki terganjal dengan status jalan underlagh, sehingga tidak bisa diperbaiki menggunakan Dana Desa (DD). “Ada juga yang protes kok tidak diperbaiki pakai Dana Desa,” kata dia.
Sedangkan perbaikan jalan penghubung antardusun yang menggunakan Dana Desa sudah mencapai 80% terealisasi di Desa Banyumas. “Tinggal jalan di Dusun Tasik, kalau yang lain sudah cor beton semua,” kata dia.
Deni Zulniyadi