Liwa (Lampost.co) — Budaya sekura cakak buah di sejumlah pekon se Lampung Barat Barat ternyata tidak hanya sebagai ajang hiburan saja. Perayaan menyambut bulan Syawal 1444 Hijriyah atau Idulfitri 2023 itu turut mendongkrak penjualan produk ekonomi kreatif masyarakat setempat
Kabid Promosi Wisata Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Lampung Barat, Endang Guntoro, mengatakan sekura cakak buah tahun ini lebih ramai dan semarak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sebab, desa yang menggelarnya pun lebih banyak dari sebelumnya 15 pekon menjadi 26 pekon.
“Sekura tahun-tahun sebelumnya juga tidak ramai karena hanya bersifat pasar saja. Sekura baru muncul ketika memanjat pohon untuk mengambil hadiah (cakak buah). Sementara tahun ini, kegiatan menjadi lebih semarak dan ramai karena ada trik baru, yaitu aksi pengumpulan dedaunan sehingga menambah daya tariknya,” kata Endang, Rabu, 26 April 2023.
Setiap sekura datang ke pekon penyelenggara lainnya dengan membawa daun-daunan dan pernak pernik sekura dengan tujuan meramaikan pekon yang sedang menyelenggarakan. Kemudian pekon penyelenggara itu juga membalasnya dengan mendatangi pekon penyelenggara lainnya dengan melakukan hal yang sama.
Ia mengaku, ajang sekura itu sebagai hiburan untuk meluapkan kegembiraan karena mencapai kemenangan melaksanakan puasa Ramadan dan menjadi ajang masyarakat untuk melakukan kegiatan ekonomi.
Menarik Wisatawan Luar Daerah
Ia mengaku, budaya sekura itu cukup menarik dan memiliki pengaruh untuk menunjang sektor pariwisata. Hal itu terlihat dengan turut menariknya warga luar daerah, seperti Lampung Utara, Tanggamus, dan Pesisir Barat.
Dari kegiatan itu, warga lokal memanfaatkannya dengan menjual berbagai pernak-pernik, seperti topeng sekura, kopiah dan celugam.
“Pedagang rata-rata bisa mendapatkan hasil hingga Rp3-5 juta. UMKM topeng sekura kayu menjualnga segarga Rp250 ribu,” kata dia.
Effran Kurniawan