Bandar Lampung (Lampost.co)– Realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai pada semester I tahun 2023 mencapai Rp595,4 miliar atau 77,9 persen dari target penerimaan yang telah ditetapkan.
Meskipun capaian realisasi tersebut terbilang cukup tinggi, angka itu mengalami penurunan bila dibandingkan dengan penerimaan kepabeanan dan cukai pada semester pertama tahun lalu atau year on year (yoy).
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jendral Bea Cukai Sumatra Bagian Barat (Ka Kanwil DJBC Sumbagbar), Estty Purwadiani mengatakan hal tersebut karena adanya penurunan bea masuk dan bea keluar. Sementara, penerimaan bea cukai menunjukkan kinerja positif.
“Lampung derajat kepabeanan nya saat ini masih surplus, masih sangat bagus di atas 500 juta USD. Surplus ini karena devisa impor kita masih sangat tinggi. Namun, jika dilihat secara yoy, devisa ekspor memang mengalami defisit,” ujarnya dalam agenda Coffee Morning dan Diseminasi Perekonomian Lampung yang diselenggarakan di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Lampung pada, Jum’at, 4 Agustus 2023.
Penerimaan cukai tumbuh positif sebesar 244,96 persen (yoy) yang dipengaruhi oleh kebijakan tarif dan peningkatan efektivitas pengawasan.
Sementara bea masuk mengalami kontraksi 9,39 persen (yoy) akibat penurunan impor gula. Komoditas yang mendominasi penerimaan bea masuk adalah gula dan beras.
Bea keluar juga turut mengalami kontraksi 55,57 persen (yoy) dikarenakan adanya penurunan harga crude palm oil (CPO) yang sudah termoderasi bila dibandingkan tahun sebelumnya. Minyak kelapa sawit merupakan komoditas penyumbang terbesar untuk kategori bea keluar.
Lebih lanjut, Estty menuturkan DJBC Sumbagbar akan melakukan upaya-upaya untuk mendukung pembangunan industri yang ada di Lampung.
“Komitmen kami adalah memberikan dukungan agar industri di Lampung bisa lebih maju. Saat ini kami punya 15 kawasan berikat yang tentu salah satunya dengan komoditas pertanian,” jelasnya.
Pihaknya juga akan turut membantu kelancaran aktivitas distribusi domestik. Penguatan sinergi bersama pemerintah daerah maupun dengan lembaga di bawah naungan kementerian keuangan lainnya akan semakin dieratkan.
“Kita jalin sinergi dengan pemda dan lembaga kemenkeu lainnya. Nanti juga bisa dibantu untuk kiat menjadi eksportir bagi industri-industri dan pemasaran luar negerinya untuk ekspor,” pungkasnya.