Bandar Lampung (Lampost.co)–Universitas Teknokrat Indonesia (UTI) benar-benar kampusnya “Sang Juara”. Bukan cuma mampu menjuarai berbagai kompetisi baik di tingkat regional, nasional, hingga dunia, UTI juga membuktikan mutu layanan pendidikannya melalui keberhasilan para mahasiswanya menyabet beasiswa kuliah di luar negeri seperti di Amerika Serikat, Singapura, dan Turki.
Baru-baru ini, dua mahasiswa UTI berhasil menyabet beasiswa pertukaran mahasiswa ke Amerika Serikat, satu orang ke Turki, dan satu orang ke Singapura. Dialah Sekar Kinasih, mahasiswi UTI tersebut lolos program pertukaran pelajar internasional YSEALI Spring Cohort di Amerika Serikat pada 2 Mei 2023 lalu. “Banyak pengalaman berharga yang saya dapatkan dari para dosen, salah satunya political science director, Dr. Patrick McNamara PhD yang sangat baik,” kata Sekar.
Sebelumnya, Vina Qurrota Akyuningrum mahasiswi UTI yang sudah lebih dahulu kuliah dalam program pertukaran pelajar di University of Central Missouri, Amerika Serikat. Pada 2022, ia mengaku tak menemui kendala apa pun saat kuliah, dan menikmati perkuliahan dengan sangat baik. “Dosen di University of Central Missouri ini sangat baik, banyak mengajak diskusi,” ujarnya.
Mahasiswa UTI berikutnya yang kuliah di luar negeri ialah Bagas Maulana yang mengikuti Pertukaran Pemuda Antar-Negara Singapore-Indonesia Youth Leader Exchange Program (SIYLEP) 2023. Ajang Pertukaran Pemuda Antar-Negara (PPAN) itu bertujuan untuk memperluas wawasan dan meningkatkan pemahaman mahasiswa dalam keberagaman suku, budaya, dan semangat persatuan pemuda. “Salah satu yang saya pelajari adalah Red Box Singapore yakni wadah untuk para pemuda Singapura menyalurkan ide dan gagasan dalam hal volunteering, yang akan diteruskan ke pemerintah,” ujarnya.
Berikutnya, Shavina Lestiani, mahasiswi UTI lolos program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia. “Berkat bimbingan dan arahan dari para dosen, dan Kantor Urusan Internasional UTI, saya bisa mendapatkan beasiswa Pemerintah Republik Indonesia untuk program mobilitas di universitas terkemuka di luar negeri,” kata dia.
Shavina belajar selama satu semester di Middle East Technical University, Turki. Di universitas terkemuka tersebut, ia mengambil 4 mata kuliah penting yaitu Cross-Cultural Studies in Organizations, Marketing and Culture, Society and Culture, dan Business Communication II. “Setiap hari saya ke kampus mengikuti perkuliahan dan seluruh proses belajar mengajar di kampus ini,” kata dia.
Shavina menjelaskan Middle East Technical University ternyata memiliki perpustakaan yang sangat besar. Di sana, para mahasiswa bisa membaca buku dan jurnal tentang materi yang ada di mata kuliah dalam berbagai bahasa seperti bahasa Inggris, Turki, Spanyol, Jerman, dan Perancis.
Tenaga pendidik sangat ramah dan hangat terhadap peserta pertukaran mahasiswa asing seperti dirinya. “Dosen-dosen paham kalau kami tidak bisa bahasa Turki, kemudian mereka memberi arahan tentang cara mendaftar kursus, tempat-tempat di kampus, dan cara memanfaatkan fasilitas kampus,” ujarnya.
Selain fasilitas kampus yang megah, para dosen pun bersikap sangat ramah kepada mahasiswa. Hal itu diakui Shavina, membuat dirinya menjadi semakin nyaman dan bersemangat untuk mengikuti perkuliahan. Masa pengenalan kampus pada pekan pertamanya di sana, juga diakuinya berlangsung dengan baik dan mengasyikkan.
“Sungguh beruntung saya bisa lolos program Kemendikbud ini. Terima kasih kepada UTI yang sudah membantu saya dalam mempersiapkan diri berkuliah di Turki. Saya berjanji akan belajar dengan tekun supaya bisa mendapatkan nilai yang memuaskan,” kata mahasiswa Program Studi Sastra Inggris Fakultas Sastra dan Ilmu Pendidikan semester 6 itu.
Menanggapi hal itu, Rektor UTI Dr HM Nasrullah Yusuf S.E., M.B.A., mengucapkam selamat kepada Shavina atas keberhasilannya dalam seleksi Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA). Program tersebut diikuti oleh banyak peserta yang ingin mendapatkan beasiswa tersebut. “Berkat persiapan yang baik, Shavina bisa mengungguli peserta lainnya dan kini menempuh perkuliahan di Turki,” kata dia.
Selain kemampuan bahasa asing, UTI juga membekali Shavina dengan kemampuan beradaptasi dengan lingkungan baru di luar negeri. Kemampuan beradaptasi, kata Nasrullah, menjadi salah satu kunci keberhasilan mahasiswa mengenyam pendidikan di luar negeri. “Jika mampu beradaptasi maka sang mahasiswa akan bisa mengikuti semua perkuliahan dengan baik,” ujarnya.
Nasrullah juga mengapresiasi kinerja Kantor Urusan Internasional UTI yang terus aktif mempersiapkan para mahasiswa meraih beasiswa dan program internasional. “Kantor Urusan Internasional memiliki peran penting dalam mengedukasi mahasiswa agar dapat menyesuaikan diri dengan iklim akademik di luar negeri, yang sudah pasti berbeda dengan di sini,” kata dia. (*)
Sri Agustina