Jakarta (Lampost.co) — Jurnalisme menjadi elemen strategis mewujudkan demokrasi dan pemilu damai. Etika dan integritas insan pers menjadi hal penting tidak hanya untuk pemilu damai melainkan menghadirkan kualitas demokrasi lebih baik.
President Coordinator PBB untuk Indonesia, Valerie Juliand, mengungkapkan hal itu saat membuka Senior Editors Forum 2023 di The Grove Suite Hotel, Jakarta, Senin malam, 16 Oktober 2023.
“Salah satu isu penting dalam kepemiluan adalah memerangi disinformasi. Isu lain adalah soal keselamatan jurnalis dan yang terpenting independensi dan kebebasan pers,” ujar Juliand.
Untuk mewujudkan itu semua perlu ada komitmen untuk memegang teguh etika dan integritas jurnalis menjadi elemen penting. “Saat pemilu publik membutuhkan informasi yang komprehensif, akurat dan terpercaya,” ujarnya.
Untuk itu, etika dan integritas menjadi hal penting. Sebab, dua elemen tersebut akan menjaga pers tetap independen dalam menghasilkan informasi yang komprehensif dan berkualitas selama proses pemilu.
Etika dan integritas tidak hanya bermanfaat bagi publik karena mendapatkan informasi yang terpercaya dan bukan partisan.
Dua hal itu juga akan menyelamatkan wartawan dari situasi politik yang cenderung panas bahkan rawan bagi keselamatan jurnalis.
“Saya pernah berkarier sebagai jurnalis dan saya berprinsip etika dan integritas menjadi hal utama dalam meliput dan menulis. Namun, karena persoalan etika dan integritas saya meninggalkan profesi ini dan memilih bergabung bersama PBB,” ujarnya.
Dia berpendapat tanpa etika dan integritas maka tidak akan ada jurnalisme yang berkualitas di negara manapun.
“Saya berharap dengan adanya forum ini dapat menjadi bekal bagi para editor di Indonesia dalam menjalankan jurnalisme berkualitas dalam tahun politik,” kata dia.
Ia juga mengingatkan 14 Februari menjadi penting bukan karena itu hari valentine melainkan ada 200 juta lebih rakyat Indonesia akan memilih pemimpin dan menentukan masa depan mereka.
Kunci dari kualitas demokrasi adalah kebebasan berekspresi dan akses informasi yang mudah bagi masyarakat. “Jika kebebasan pers tumbuh baik maka demokrasi juga akan tumbuh makin baik,” kata dia.
Hal lain yang menjadi perhatian penting juga disrupsi akibat kemajuan teknologi informasi dan perkembangan pesat media sosial. “Banyak yang mengklaim sebagai jurnalis hanya karena membuat twit tiga baris di platform sosial media padahal ini bukanlah jurnalisme,” katanya.
Effran Kurniawan