Gunungsugih (Lampost.co)–Presiden Joko Widodo meninjau pembangunan jalan di Kabupaten Lampung Tengah yang pengerjaannya sudah mencapai 60% dan ditarget selesai Desember 2023. Jalan itu dibangun menggunakan rigid 30 cm dan bisa bertahan hingga 30 tahun.
“Semuanya sudah mulus di dalam mobil sudah bisa tidur. Kalau sekarang ini mulus bener yang dipaiakai ini rigid 30 cm jadi saya yakin ini awet sampai 30 tahun, awet sekali,” kata Jokowi kepada Lampung Post saat meninjau proyek pengerjaan jalan di Kecamatan Rumbia pada Jumat, 27 Oktober 2023.
Jokowi mengatakan bahwa ada 17 titik jalan di Lampung yang menjadi prioritas pembangunan pada tahun 2023. Belasan ruas jalan itu menghabiskan anggaran pemerintah pusat Rp800 miliar dan harus bisa rampung pengerjaannya pada Desember 2023 mendatang.
Sementara di Lampung Tengah, proyek perbaikan jalan yang masuk dalam prioritas anggaran pemerintah pusat itu di antaranya ruas Kota Gagah-Seputih Raman, Seputihbanyak-Simpang Randu, dan Rumbia-Bandar Surabaya. Jokowi mengatakan selain anggaran pusat, pembangunan juga dibantu APBD Provinsi.
“Hari ini saya ingin memastikan apa yang saya lihat lima bulan lalu semuanya sudah berjalan, memang belum selesai 100%, baru kira-kira 60 sampai 70 persen,” kata dia.
Menurut Jokowi, masyarakat Lampung harus memberi apresiasi kepada Gubernur Arinal Djunaidi yang tidak pernah menyerah untuk mendapatkan anggaran dari pemerintah pusat. Diakui Jokowi, Arinal sering cukup rajin berkoordinasi soal anggaran perbaikan jalan.
“Provinsi Lampung mendapat Rp800 miliar dipakai untuk 17 ruas jalan di sini karna pak Gubernur Lampung rajin banget ngejar-ngejar jadi dapetnya banyak,” ujarnya.
Gubernur Lampung Tinjau Pasar Rumbia
Selain mendampingi Presiden Jokowi meninjau pembangunan jalan di Lampung Tengah, Gubernur Lampung Arinal Djunaidi menyempatkan diri berdialog dengan pedagang di Pasar Rumbia. Di sana Arinal membeli jengkol.
Arinal membeli jengkol dari salah satu pedagang sayur bernama Sudarti. Ia mengaku senang bisa melayani orang nomor satu di Provinsi Lampung itu.
“Iya, tadi pak Gubernur membeli jekol dagangan saya, kaget tadi tau-tau pak Gubernur ada di depan saya, kapan lagi jualin pak Guberbur,” katanya.
Sudarti mengatakan bahwa Gubernur Lampung sedianya membeli jengkol sebanyak 5 kilogram, namun jengkol yang tersedia hanya satu kilogram. Setelah membeli jengkol, Gubernur menuju lapak pedagang lainnya untuk berbelanja.
“Tadi pak Gubernur nanya jual jengkol ya, sekilonya berapa, lalu saya jawab satu kilo Rp10 ribu, beliau mau beli lima kilo, tapi cuma ada satu kilo,” jelasnya.
Putri Purnama