Sukadana (Lampost.co)–Maraknya kasus virus Lumpy Skin Disease (LSD) yang menyerang sapi ternak, berimbas pada penurunan penjualan daging di beberapa pasar tradisional di Lampung Timur.
Salah satu pedagang daging sapi di Pasar Pekalongan, Lampung Timur, Ferdy mengatakan penurunan penjualan di lapaknya telah terjadi sejak sepekan kebelakang.
“Kalau sekarang, paling sehari cuma bisa menjual 10 kilogram daging sapi. Kalau sebelumnya itu tujuh hari bisa sampai sampai satu ton,” ujar Ferdy kepada Lampost.co pada Senin, 22 Mei 2023.
Ferdy menduga menurunnya penjualan daging sapi saat ini merupakan imbas dari penyebaran penyakit LSD di berbagai ternak. Padahal daging sapi yang dijual, berasal dari rumah potong hewan (RPH) yang dijamin keamanannya.
“Iya mungkin karena penyakit LSD itu makanya menurun penjualan daging sapi,” kata dia.
Hal senada diungkapkan oleh Sumiyati, yang juga membuka lapak daging sapi di Pasar Pekalongan, Lampung Timur. Ia mengatakan meski harga normal, penjualan daging alami penurunan.
“Daging sapi super sekarang Rp130 ribu/kg. Kalau harga tulang sapi sekarang Rp60 ribu/kg,” ujarnya.
Sementara itu berdasarkan data Dinas Pertanian dan Kesehatan Hewan Lampung Timur, hingga saat ini tercatat 1.050 ekor sapi di wilayahnya dinyatakan positif LSD.
Dari jumlah tersebut, 840 ekor sapi dinyatakan sembuh, dan 5 ekor sapi mati akibat penyakit LSD. Sementara, sisanya sebanyak 205 ekor sapi, masih dalam pengobatan.
Putri Purnama