Pesisir Barat (Lampost.co)—Di tengah tingginya harga pangan terutama beras,Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat mengaku hingga kini belum akan mengadakan operasi pasar murah.
Kabid Perdagangan,Panji Adha Sentosa, dari dinas Koperasi UKM dan
Perdagangan (Diskopdag) Pesisir Barat mengatakan pihaknya belum memiliki program untuk melakukan operasi pasar tahun ini. Begitu juga dengan program-program yang berkaitan dengan pemberian bantuan untuk masyarakat.
“Kalau dari kita gak ada untuk mengadakan operasi pasar karena keterbatasan anggaran,” kata dia.
Meski demikian, lanjut dia, pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak provinsi terkait kenaikan harga beras tersebut.
Namun kata dia, hingga saat ini belum ada jawaban dari Pemerintah Provinsi apakah akan mengadakan operasi pasar di Pesisir Barat atau tidak.
Jika operasi pasar ini biaya dibebankan kepihaknya untuk saat ini lanjutnya,tidak ada anggaran.
“Kecuali nanti kalau harga beras ini masuk dalam kejadian luar biasa, mungkin bisalah kita gunakan biaya tidak terduga,” ujar dia.
Menurutnya, harga beras di Pesisir Barat saat ini dijual dikisaran Rp14 ribu hingga Rp 15 ribu perkilogram. Ia mengaku potensi harga beras kembali naik sangat kecil.
Sebab, berdasarkan rapat beberapa waktu lalu Bulog telah mengeluarkan semua stok beras yang ada ke pasar dan bekerja sama dengan rumah pangan untuk mendistribusikan beras tersebut.
“Kalau kemungkinan naik lagi gak ada, kemungkinan besar beras ini akan kembali turun,” kata dia.
Selain itu, dalam waktu dekat ada gerakan pasar murah (GPM) yang dilakukan Bulog bekerjasama dengan Dinas Ketahanan Pangan Pesisir Barat.
“Untuk informasi lebih lengkap terkait gerakan pasar murah ini bisa dikonfirmasi langsung dengan Dinas Ketahanan,” tandasnya.
Nurjanah