Metro (Lampost.co) — Pemerintah Kota (Pemkot) Metro optimistis pada musim tanam satu (MT I) tahun 2024 bisa menghasilkan padi berkualitas dengan jumlah banyak.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Metro, Herry Wiratno, mengatakan kesiapan pada MT I ini semua sudah maksimal. Baik pengolahan lahan, ketersediaan pupuk dan air bagi para petani.
“Ini merupakan tutup tanam untuk di Metro ya, karena sebagian besar persawahan sudah selesai tanam semua. Terlebih untuk di wilayah Mulyosari ini ada sekitar 24 hektar yang semuanya sudah oke,” kata dia usai membuka tutup tanam di persawahan Mulyosari, Kecamatan Metro Barat, Rabu, 15 November 2023.
Dia menyebut, terdapat beberapa kendala pada MT I ini, diantaranya keterlambatan tutup tanam yang mengakibatkan keterlambatan panen di di musim kedepan.
“Memang, sebagian besar sudah panen semua. Ini ada keterlambatan karena kemarin Metro ini terjadi kemarau yang cukup panjang. Jadi, mereka menunggu giliran air baru bisa mengolah lahan,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, untuk ketersediaan pupuk bagi para petani di Bumi Sai Wawai hingga tahun 2024 mendatang terbilang aman. Bahkan, sudah tersedia di e-RDKK para petani.
“Semua sudah siap, tinggal petani nya saja yang jalan. Air, pupuk sudah aman semua. Bahkan, tadi dari Dirjen THP akan ada bantuan Alsintan juga. Maka, kita sangat optimis di MT I ini,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Wali Kota Metro, Wahdi Sirajuddin sangat mendukung dan optimis bisa memperoleh hasil padi yang maksimal.
“Saat ini, Metro mempunyai 2.945 hektar lahan persawahan yang setiap panen bisa meraih 15 ribu ton gabah. Apalagi, dengan kemajuan teknologi alsintan, tentu lebih memudahkan para petani untuk mencapai hasil yang maksimal,” kata dia.
“Terlebih, dari kementerian akan membantu kita untuk meningkatkan pengolahan lahan dan memberikan bantuan Alsintan,” imbuhnya.
Sementara itu, Wahdi menyebut, di Metro ini untuk hama dan penyakit yang menyerang tanaman padi masih bisa diatasi oleh para petani.
“Pada MT I ini petani sudah menyiapkan semuanya. Bahkan, mereka sudah mengantisipasi hama tikus sebelum pengolahan lahan,” pungkasnya
Nurjanah