Jakarta (Lampost.co)–Peran PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dalam pemberdayaan perempuan di Indonesia melalui program PNM Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (PNM Mekaar) mendapat banyak apresiasi.
PNM Mekaar merupakan layanan pinjaman modal untuk perempuan prasejahtera pelaku UMKM yang diluncurkan pada 2015 yang tidak mensyaratkan agunan fisik, melainkan bersifat tanggung renteng kelompok.
PNM bekerja untuk pemberdayaan nasabah melalui pembiayaan dan pendampingan. Pembiayaan dan pendampingan merupakan dua sisi mata uang yang tidak boleh dipisahkan satu dengan lainnya.
Pemberdayaan perempuan dalam program PNM Mekaar tidak hanya untuk nasabah, tetapi juga petugas pendamping atau yang biasa disebut Account Officer (AO) yang hampir seluruhnya perempuan dan mayoritas generasi muda.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawati turut mengapresiasi program PNM Mekaar ini. Secara khusus, Menteri Bintang meminta PT PNM terus mengawal potensi AO PNM Mekaar. “Yang seperti ini kita harus dikawal. Bagaimanapun ini potensi besar,” ucap Bintang saat berkunjung ke Kantor Pusat PNM di Jakarta, Selasa, 17 Oktober 2023, dikutip dari keterangan resmi.
Bintang mengaku beberapa kali bertemu dengan nasabah dan petugas pendamping atau AO di Aceh dan Bali. Ia mengetahui bahwa nasabah PNM Mekaar 100% perempuan dan 98% pendampingnya adalah perempuan.
“Saat di Klungkung, AO PNM membuat saya takjub, kok bisa menjelaskan tentang isu gender dengan bahasa yang cocok dengan masyarakat,” tambahnya.
Melihat potensi yang dimiliki AO dan Nasabah PNM, Menteri PPPA berpesan untuk selalu memaksimalkan pemberdayaan perempuan melalui PNM. Tidak hanya berhenti pada menyejahterakan mereka dengan memberikan pemberdayaan intelektual dan sosial secara insedental, tetapi PNM harus terus mengembangkan potensi perempuan Indonesia melalui program pelatihan secara berkelanjutan.
Apresiasi Menteri BUMN
Sebelumnya, apresiasi juga datang dari Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Ia mengaku sangat jatuh cinta dengan program PNM Mekaar yang diinisiasi oleh Presiden Joko Widodo.
“Ketika saya diberi amanah, kurang lebih nasabahnya itu 6,5 juta. Dengan kerja keras direksi dan komisaris PNM, sekarang sudah hampir di angka 14,8 juta nasabah. Ini angka yang luar biasa,” ucapnya di Surabaya pada 30 September 2023.
Erick mencontohkan, di Jawa Timur nasabah PNM Mekaar sudah mencapai 2,7 juta dan kurang lebih telah menyalurkan sebanyak Rp39 triliun. Namun, Ia berharap jangan berpuas diri dulu terhadap pencapaian tersebut karena masih banyak masyarakat terutama ibu-ibu yang membutuhkan pendanaan untuk dapat membangun ekonomi rumah tangganya.
Menurut Erick, Kementerian BUMN bersama para direksi dan Komisaris PNM akan terus mengupayakan agar ke depannya program tersebut bisa mencapai angka 20 juta nasabah. Secara teori dan perkiraan, lanjutnya, kalau PNM Mekaar bisa mencapai 20 juta nasabah, itu akan bisa saling menopang dan mendukung dalam pengentasan keluarga tidak mampu.
Jadi bagaimana mengubah pola pikir setiap individu bisa menjadi pengusaha agar dapat mengelola bantuan yang diberikan oleh PNM Mekaar.
“Bayangkan tadi ada seorang ibu mempunyai anak 10, sendirian, buktinya bisa bekerja dan berdagang dengan keterbatasannya. Dia juga punya kendaraan motor, kalau mengecek keluarga di rumah bisa memakai gawainya, itu terobosan yang luar biasa karena mampu mengelola dana untuk menghidupi keluarganya,” kata Erick.
Pahlawan ekonomi keluarga
Pada kesempatan berbeda, Anggota Komisi VI DPR Jon Erizal menyebut Ibu-Ibu Mekaar–sebutan nasabah PNM– adalah pahlawan ekonomi keluarga. “Ibu-Ibu Mekaar inilah pahlawan sesungguhnya, mereka telah mampu menjadi pahlawan bagi keluarganya dan pahlawan ekonomi bagi pertumbuhan ekonomi lokal dan nasional,” ujarnya dalam gelaran Ngopi Bareng UMKM Bumi Lancang Kuning yang dihelat PT PNM dalam kegiatan Pengembangan Kapasitas Usaha (PKU) di Universitas Riau, Pekanbaru, Sabtu, 7 Oktober 2023.
Menurut Jon, PNM telah bekerja untuk pemberdayaan nasabah melalui pembiayaan dan pendampingan. Pembiayaan dan pendampingan dinilai merupakan dua sisi mata uang yang tidak boleh dipisahkan antara satu dengan lainnya dalam pemberdayaan nasabah Mekaar.
“Penggabungan BRI, Pegadaian, PNM menjadi Holding UMI memberikan kesempatan kepada nasabah PNM Mekaar untuk meluaskan pasar dan juga membuka peluang kolaborasi usaha nasabah ibu PNM Mekaar,” tambah Jon Erizal.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PNM Arief Mulyadi mengatakan, sinergi holding ultra mikro juga menjadi alat yang menguatkan para pelaku usaha ultra mikro di Indonesia. Seperti terbukanya para nasabah kepada akses yang lebih besar. Hal itu selaras dengan PNM yang terus melakukan komitmennya dalam memberikan tiga modal utama yakni modal finansial, sosial, dan intelektual.
Sependapat dengan Jon, Arief menegaskan Ibu-Ibu Mekaar adalah pahlawan sesungguhnya. Mereka pahlawan ekonomi keluarga dan pahlawan bagi sesama. Ia mengatakan bahwa pendampingan yang dilakukan PNM ini juga menyokong tiga pilar utama Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yakni pilar ekonomi, sosial dan lingkungan.
“Ibu-ibu sekalian ini adalah pahlawan dalam menguatkan ekonomi berbasis kerakyatan. Kepedulian ibu-ibu dari usaha kecil mampu memajukan ekonomi nasional,” ucap Arief.
Arief menyampaikan pihaknya mempunyai agenda untuk mendukung anak muda para AO melanjutkan pendidikan ke jenjang sekolah berikutnya. Menurutnya, potensi mereka yang masih lulusan SMA/K sederajat sangat besar dengan semangat militannya dan kewirausahawan yang tecermin di lapangan.
Secara periodik mingguan, AO mengadakan Pertemuan Kelompok Mingguan (PKM) untuk memberikan semangat kepada anggota kelompok dalam upaya meningkatkan kinerja usahanya.
Dalam pertemuan itu juga diterapkan pelatihan sederhana dengan beberapa modul oleh AO kepada nasabah. Modul ini pun juga secara tidak langsung meningkatkan skill AO dalam berwirausaha.
Arief menegaskan bahwa PNM bekerja untuk pemberdayaan nasabah melalui pembiayaan dan pendampingan. Ia juga menerangkan upaya PNM untuk terus memberikan modal finansial, modal intelektual, dan modal sosial secara berkelanjutan. Menurutnya, pemberdayaan yang terus dilakukan PNM membentuk ekosistem yang berkelanjutan.
Edukasi
Bukan hanya berfokus pada penyaluran pembiayaan, PNM yakin ada lebih banyak yang dibutuhkan nasabahnya selain modal usaha. Pasalnya, nasabah ultra mikro belum memiliki mindset entrepreneurship sehingga menjalani usaha hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Oleh karena itu, program literasi usaha, literasi keuangan dan literasi digital hadir untuk mencerdaskan mereka untuk mampu keluar dari zona nyamannya.
Direktur Utama PNM Arief Mulyadi mengemukakan, apa yang menurut kita basic sangat mungkin merupakan hal rumit bagi perempuan pelaku usaha ultra mikro. Sebut saja memanfaatkan e-commerce dan media sosial untuk berjualan. Mungkin mereka tahu tentang platform tersebut tapi tidak memahami bagaimana strategi yang harus dilakukan untuk bisa meningkatkan usaha mereka.
“Teknologi digital masih sangat jauh dengan keseharian mereka untuk membantu memaksimalkan usahanya. Pendekatannya harus bertahap mulai dari literasi, inklusi sampai nanti PNM bantu fasilitasi,” ujarnya.
Salah satu bentuk program yang PNM fasilitasi adalah bekerja sama dengan pihak ketiga terkait event pameran, bazar dan sejenisnya, agar nasabah bisa menjual produk usahanya kepada publik yang lebih luas. Pengalaman tersebut dapat menjadi bekal bagi para nasabah untuk benchmarking dengan sesama pelaku usaha di lokasi, sehingga mampu menjadi usaha yang semakin kreatif dan unggul.
Nasabah yang diikutsertakan dalam program tambahan dari PNM pun bukan asal pilih, namun memang nasabah unggulan yang rutin mengikuti pelatihan melalui program Pengembangan Kapasitas Usaha (PKU) dan terbukti mampu meningkatkan skill usahanya.
Selama tahun 2023, PNM telah memberikan 4.993 pelatihan dan berpartisipasi dalam 141 pameran yang melibatkan 2.813 nasabah sebagai peserta, disamping pertemuan rutin 806.000 kelompok nasabah baik mingguan maupun 2 mingguan.
“Inilah yang menjadi komitmen PNM dalam membantu perempuan semakin berdaya dan keluar dari stigma hanya mampu melakukan urusan domestik saja,” tandasnya.
Arief meyakini derajat para perempuan pelaku usaha ultra mikro bisa meningkat karena sebenarnya sudah ada potensi besar dari diri mereka.
“Hadirnya PNM hanya untuk mendorong potensi yang sudah ada namun tertidur selama ini, dan meningkatkan kepercayaan diri mereka untuk maju melalui kegiatan kelompok rutin. Jadi ibu-ibu ini lah yang punya peran besar untuk mampu going extra miles,” jelas Arief.
Sri Agustina