Krui (Lampost.co)–Warga Pekon Laay, Kecamatan Karyapenggawa, Kabupaten Pesisir Barat, berharap pemerintah membangun talud, beronjong, dan jalan penghubung di Daerah Aliran Sungai (DAS) muara Way Laay. Mengingat infrastruktur itu rusak akibat banjir dahsyat beberapa waktu lalu.
Banjir yang terjadi pada November 2022 itu merusak jembatan Way Laay di jalur jalan lintas barat (jalinbar) dan mengakibatkan beberapa rumah di sekitar DAS rusak. Jika infrastruktur yang rusak tak diperbaiki, maka banjir itu akan kembali masuk ke permukiman warga pada musim hujan 2023.
Peratin Pekon Laay, Andri Pahlevi menyampaikan akibat banjir satu tahun yang lalu, ada sekitar 10 rumah warga yang terisolasi karena jalur penghubung putus diterjang banjir. keadaan itu memaksa mereka menempuh jalur yang lebih panjang.
Ia mengatakan pembangunan talud, beronjong, dan jalan sepanjang 500 meter membutuhkan biaya besar, yang tidak dapat ditangani oleh Dana Desa (DD). Oleh karena itu, ia berharap pemerintah pusat, provinsi, atau kabupaten dapat mengalokasikan dana untuk pembangunannya.
“Kami sangat berharap pemerintah dapat memberikan bantuan dalam pembangunan infrastruktur yang rusak tersebut,” kata Andri.
Jika tidak, kata Andri, maka 1.271 jiwa dan 354 kepala keluarga yang ada di Pekon Laay akan terus mengalami kebanjiran setiap musim hujan tiba.
“Saat ini Dana Desa digunakan untuk melaksanakan berbagai program, termasuk Open Defecation Free (ODF) untuk mencegah stunting, pembuatan sepiteng, bedah rumah, dan pembagian BLT DD tahap tiga,” katanya.
Putri Purnama