Bandar Lampung (Lampost.co) — Puluhan pelajar SMK BLK Bandar Lampung mengikuti kegiatan Hypnoterapy yang digelar Polda Lampung bersama Forum Jurnalis Televisi, Jumat, 10 November 2023. Kegiatan ini guna mengantisipasi para siswa terlibat aksi tawuran maupun geng motor yang sedang marak saat ini.
Dalam pembinaan ini, para siswa juga melakukan deklarasi sebagai pelopor perdamaian dan diberikan hypnoterapi oleh anggota Polda Lampung Iptu Rosali yang merupakan pakar hipnotis.
Selain itu, para orang tua siswa turut dihadirkan supaya siswa dapat benar-benar komitmen menjadi agen pelopor perdamaian antarpelajar di Kota Bandar Lampung.
Kepala SMK BLK Bandar Lampung, Riyanto mengatakan, pembinaan tersebut dilakukan supaya para siswa dapat memilih hal yang baik agar mereka benar-benar menjadi agen pembawa perdamaian antarpelajar di Kota Bandar Lampung.
“Hari ini diberikan pembinaan terkait bagaimana menjadi pelajar yang baik, yang berkontribusi untuk bisa menciptakan perdamaian di Kota Bandar Lampung. Para siswa diberikan beberapa pencerahan agar nantinya bisa melakukan yang terbaik, bisa memilih mana yang baik dan yang buruk. Kalau itu hal yang tidak baik, tidak dilakukan,” katanya saat memberikan sambutan.
Menurut Riyanto, para siswa merupakan calon-calon penerus bangsa yang akan menjadi Generasi Emas Indonesia di tahun 2045 mendatang. Sehingga mereka harus diberikan pembinaan sejak saat ini.
“Mudah-mudahan anak kita bisa menjadi profil pelajar Pancasila yang diharapkan kementerian menjadi siswa yang selalu patuh dengan aturan-aturan, yang niat belajar supaya nanti menjadi Generasi Emas Indonesia di tahun 2045,” katanya.
Hubungan Baik
Sementara itu, Kapolsek Sukarame Kompol Warsito menyambut baik kegiatan yang dilakukan oleh SMK BLK Bandar Lampung yang menjadikan para siswanya agen pelopor perdamaian antarpelajar.
Menurutnya, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pembinaan terhadap para siswa supaya dapat menolak segala bentuk aksi kekerasan dan tawuran. Seperti menjalin hubungan baik di keluarga, lingkungan, agama, dan penggunaan telepon genggam.
“Dari kehidupan keluarga dulu. Ini rata-rata kurang komunikasi antara anak dan orang tua, kurang perhatian. Sebenarnya mereka secara ilmu agama ada yang menguasai, tapi karena kurang komunikasi, ilmu agama itu tidak dilaksanakan. Agama penting, perhatian keluarga juga penting, kemudian penggunaan handphone dengan baik,” katanya.
Dia pun berharap, para siswa yang telah menjadi pelopor ini dapat menjadi contoh bagi siswa-siswa lainnya di Kota Bandar Lampung. Sebab kepolisian pun bakal tetap memproses hukum apabila terdapat pelajar yang melakukan tindak pidana.
“Walaupun masih di bawah umur, tetap kami proses. Yang terlibat pasti saya proses sampai ke pengadilan. Jangan sampai masih sekolah tapi masa depannya hancur. Saya minta stop hari ini, tidak terulang lagi dan jangan ikut-ikutan lagi. Kalau ada yang menghubungi atau memaksa, mending lapor ke kepala sekolah atau kepolisian,” katanya.
Ricky Marly