Menggala (Lampost.co)–Musim kemarau panjang tahun 2023 tidak hanya berdampak buruk pada sektor pertanian, tapi juga terhadap peternak kambing. Pasalnya pada musim kemarau, peternak kesulitan mendapatkan daun singkong yang merupakan makanan kambing.
Seperti yang dirasakan para peternak kambing di Kecamatan Menggala, Kabupaten Tulangbawang yang terpaksa menjual hewan ternaknya dengan harga murah karena sulitnya mendapatkan pakan. Saat ini pakan ternak berupa daun singkok sangat sulit ditemukan di wilayah Tulangbawang.
“Cari daun singkong sekarang ini susah. Kalau ada juga mesti beli, karena daun singkong langka akibat kemarau,” kata Yanto, salah satu peternak kambing di Kecamatan Menggala kepada Lampost.co pada Kamis, 2 November 2023.
Yanto mengatakan selain sulit didapatkan, harga daun singkong untuk pakan ternak cukup mahal dan menambah besar pengeluaran untuk mengurus ketujuh kambing peliharaannya. Untuk satu angkutan motor daun singkong, ia harus membayar Rp25 ribu, itu hanya cukup untuk dua hari kebutuhan pakan kambingnya.
“Kalau beli itu satu kali muatan Rp25 ribu sekuat bawanya dengan motor, kalau muatan mobil bisa capai Rp500 ribu. Tapi untuk dapatnya juga masih susah, kadang sampai unit 9 (wilayah Kecamatan Banjarbaru) sana carinya, itu juga belum tentu dapat,” ujar dia.
Hal senada disampaikan Sumardi, peternak asal Kecamatan Menggala Selatan. Untuk mengganti daun singkok yang sudah langka, ia mencari dedaunan lain di hutan sebagai pengganti pakan ternaknya.
“Saya akali dengan kangkung yang tumbuh di pinggir kali itu makanannya. Cari daun singkong susah, singkong aja enggak tumbuh gimana mau ada daunnya, mahal juga sekarang,” kata dia.
Akibat sulitnya mencari pakan ditengah musim kemarau, Sumardi memilih untuk menjyal kambingnya. Hal itu dilakukan untuk meminimalisir terjadinya kerugian seperti penyakit hingga kematian akibat kurangnya pakan.
“Bulan yang lalu saya jual tiga ekor dua laki-laki besar dan satu anakan cuma Rp3,3 juta aja. Padahal kalau pas pakan banyak atau musim hujan itu bisa laku Rp4,5 juta Rp5 jutaan,” katanya.
Putri Purnama