Kalianda (lampost.co) — Akibat El Nino, seorang petani di Lampung Selatan memilih beralih profesi menjadi pengrajin tasbih dan ukir dari limbah kayu. Meski penghasilannya tak seberapa besar, namun usaha ini menjadi solusi perekonomian di tengah musim paceklik, Selasa, 31 Oktober 2023.
Sejak musim kemarau terjadi dan membuat lahan perkebunan serta persawahan dilanda kekeringan, tidak sedikit para petani beralih profesi untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Salah satunya seperti yang dilakoni Sungkowo (38), warga Desa Berundung, Kecamatan Ketapang, Lampung Selatan. Ia berhenti mengolah kebunnya dan memilih beralih profesi menjadi seorang pengrajin karya seni ukir. Bahan-bahan yang digunakan pun memanfaatkan limbah kayu agar dapat bernilai ekonomi.
Pria yang akrab disapa Wowok ini, mampu membuat berbagai karya seni ukir seperti sarung pisau, tongkat komando, pipa, gelang atau tasbih. Usaha ini dijalani karena kebun sawit miliknya sudah tujuh bulan tak dapat berbuah karena dampak kemarau panjang.
“Selama tujuh bulan perkebunan sawit saya tidak mendapat pasokan air sehingga tidak lagi berbuah. Untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga saya harus beralih profesi, ya satu-satunya keahlian yang saya miliki adalah membuat kerajinan dari limbah kayu ini,” kata Sungkowo.
08Wowok paling banyak menerima pesanan tasbih, selain murah proses pembuatannya pun cukup cepat. Dalam sehari ia mampu membuat minimal 5 buah tasbih mulai dari jumlah 33 hingga 99 butir. Meski pendapatannya tak seberapa besar, namun ini menjadi solusi ekonomi di tengah musim paceklik.
“Untuk satu tasbih berkisar Rp30 hingga Rp50 ribu. Kalau untuk ukiran sarung dan gagang pisau tergantung dengan modelnya,” katanya.
Tasbih buatan Sungkowo ini selalu laris manis. Pembeli rela datang ke rumah untuk melihat proses pembuatannya. Seperti yang dikatakan salah satu konsumen, Basri Halilintar (40). Ia mengaku tasbih buatan Sungkowo berkualitas dan memuaskan. “Saya sengaja datang untuk melihat langsung, dan hasilnya luar biasa bagus,” katanya.
Untuk memperkenalkan hasil karyanya, Wowok memanfaatkan media sosial agar dapat diketahui oleh masyarakat luar sehingga karyanya bisa dikenal luas.
Ricky Marly