Bandar Lampung (Lampost.co) — Peneliti Pusat Observatorium Astronomi Itera Lampung (OAIL), Robiatul Muztaba mengatakan, gerhana matahari Hibrida di Provinsi Lampung hanya terlihat 33 persen dari gerhana matahari total yang terjadi hari ini, 20 April 2023.
Menurut Robiatul, hal ini dikarenakan posisi bulan di Lampung saat ini berada dalam posisi penumbra, hal itu mengakibatkan gerhana matahari yang terlihat di Lampung hanya sebagian.
Sedangkan jika di beberapa daerah yang posisi bulannya jatuh di penumbra, menurut Robiatul, daerah tersebut akan merasakan gerhana matahari total.
“Lampung ini cukup lumayan kebagian 33 persen jadi kita masih bisa melihat piringan bolanya yang berusaha menutupi piringan matahari,” ujar Robiatul ketika melakukan pengamatan gerhana matahari di Rooftop gedung C Itera, Kamis, 20 April 2023.
Peristiwa gerhana matahari hibrida menurut Robiatul terjadi ketika matahari, bulan, dan bumi berada dalam posisi yang sejajar dan berusaha saling menutupi satu sama lain. “Ketika matahari, bulan, dan bumi berada dalam posisi segaris maka disebut sebagai konjungsi,” kata dia.
Adapun wilayah-wilayah yang dapat melihat langsung gerhana matahari total menurut Robiatul di antaranya Australia, Biak, dan Timor Leste. Oleh karenanya OAIL mengirimkan tim khusus ke Timor Leste untuk mengamati matahari secara langsung di sana.
“Hari ini tim kami Arunaleste juga kirimkan ke Timor Leste untuk memantau gerhana matahari total di sana, ini sebagai bentuk kepedulian Itera dalam tri dharma perguruan tinggi,” kata dia.
Siklus dari gerhana matahari ini menurut Robiatul terjadi 18 tahun sekali, dihitung dalam proses gerhana matahari total di tempat yang sama dengan mengikuti siklus dari periode sharos.
“Terakhir gerhana matahari total yang ada di Lampung pada 2016, jadi kemungkinan akan terjadi lagi pada 18 tahun yang akan datang,” ujar dia.
Deni Zulniyadi