Palestina (Lampost.co)—Kabinet Israel pada hari Rabu, 22 November 2023, menyetujui perjanjian gencatan senjata dengan kelompok pejuang Hamas yang akan menghentikan sementara perang dahsyat yang telah berlangsung selama lebih dari enam pekan. Dalam kesepakatan ini, Hamas akan membebaskan 50 sandera di Gaza dengan imbalan pembebasan sejumlah warga Palestina yang ditahan di penjara Israel.
Pemerintah Israel mengonfirmasi bahwa Hamas akan membebaskan 50 dari sekitar 240 sandera yang disandera di Jalur Gaza dalam kurun empat hari. Dikatakan bahwa Israel akan memperpanjang jeda kemanusiaan tambahan selama satu hari untuk setiap 10 sandera yang dibebaskan.
Mengutip dari laman stuff.co.nz, gelombang sandera pertama yang akan dibebaskan Hamas adalah perempuan dan anak-anak.
Menjelang pemungutan suara Kabinet pada Rabu pagi, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa Israel akan melanjutkan serangannya terhadap Hamas setelah gencatan senjata berakhir. Belum diketahui pasti kapan gencatan senjata akan mulai diberlakukan.
Netanyahu mengadakan pertemuan kabinet untuk pemungutan suara pada Selasa malam. Pertemuan tersebut berlangsung hingga dini hari hingga Rabu ini, menggarisbawahi sensitivitas proposal yang akan menghentikan sementara serangan Israel terhadap Hamas.
Dalam pertemuan di kabinet, Netanyahu berusaha meyakinkan para menteri bahwa jeda pertempuran di Gaza hanya bersifat taktis, dan bersumpah untuk melanjutkan serangan setelah perjanjian berakhir. Pejabat tinggi keamanan Israel juga menghadiri pertemuan tersebut.
“Kami sedang berperang, dan kami akan melanjutkan perang,” kata Netanyahu. “Kami akan melanjutkannya sampai kami mencapai semua tujuan kami,” sambungnya.
Melanjutkan Perang
Israel telah berjanji untuk melanjutkan perang di Gaza sampai menghancurkan kemampuan militer Hamas dan membebaskan semua sandera.
Selama jeda nanti, kata Netanyahu, upaya intelijen akan dipertahankan, sehingga tentara dapat mempersiapkan tahap pertempuran selanjutnya. Ia mengatakan pertempuran akan berlanjut sampai “Gaza tidak lagi mengancam Israel.”
Pengumuman disampaikan ketika pasukan Israel memerangi pejuang Palestina di sebuah kamp pengungsi perkotaan di Gaza utara dan di sekitar rumah sakit yang penuh sesak dengan pasien dan warga sipil yang berlindung.
Kesepakatan terbaru ini kemungkinan tidak akan mengakhiri perang, yang meletus pertama kali pada 7 Oktober setelah Hamas melancarkan operasi lintas batas ke Israel selatan dan menewaskan sedikitnya 1.200 orang — sebagian besar warga sipil — dan menculik sekitar 240 orang lainnya.
Serangan balasan Israel terhadap Hamas telah menewaskan lebih dari 13.000 warga Palestina, di mana 5.000 di antaranya adalah anak-anak.
Nurjanah