Cikampek (Lampost.co) – PT Pupuk Indonesia saling berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam budidaya pertanian bersama ribuan petani dan stakeholder. Sebab, pertanian saat ini memiliki banyak tantangan, mulai dari berkurangnya lahan pertanian, kualitas tanah, produktivitas turun, dan permintaan naik.
Direktur Utama PT Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, mengatakan tantangan itu menjadi l persoalan yang tidak mungkin diselesaikan satu organisasi saja.
“Perlu ada kolaborasi agar dapat mencapai ketahanan pangan,” kata Rahmad, dalam Jambore Makmur di Kawasan Pupuk Kujang, Cikampek, Sabtu, 11 November 2023.
Kegiatan itu menghadirkan para stakeholder yang terlibat dalam mensukseskan Program Makmur, seperti perbankan, pendamping teknis, penyedia sarana produksi pertanian, hingga para offtaker dan penyedia asuransi pertanian.
“Kegiatan ini manifestasi kalau Indonesia mau makmur, maka petani harus makmur. Lalu, kami kebetulan ada programnya, yaitu program Makmur,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Pupuk Indonesia juga meluncurkan Taruna Makmur sebagai sarana mahasiswa yang akan memberikan pendampingan di lapangan dalam program Makmur.
Terdapat 76 mahasiswa dari Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) dari lima daerah, yaitu Polbangtan Bogor, Yogyakarta, Malang, Medan, dan Gowa. Taruna Makmur itu akan memberikan pendampingan budidaya dan layanan agronomis bagi petani.
Jumlah peserta Taruna Makmur itu akan terus ditingkatkan hingga mencapai mininal 500 taruna dari berbagai wilayah Indonesia. Program Makmur itu dicetuskan dan diluncurkan pada 2021.
Program ekosistem pertanian itu menghubungkan dan memudahkan akses petani terhadap teknologi pertanian, permodalan, asuransi, kemudahan akses petani terhadap pupuk dan sarana pertanian yang berujung pada peningkatan produktivitas dan peningkatan kesejahteraan petani.
Dia menjelaskan program Makmur awalnya diinisiasi PT Pupuk Kaltim. Setelah berhasil berjalan, program itu diadopsi Pupuk Indonesia untuk Pupuk Indonesia Grup. Pelaksanaannya yang memberikan banyak manfaat itu dianggap berhasil dan selanjutnya diadopsi Kementerian BUMN pada dua tahun lalu.
“Untuk itu, dimana-mana Pupuk Indonesia menyuarakan kemakmuran karena tugasnya memupuk kesuburan menebar kemakmuran. Lewat Makmur juga terbukti walaupun petani menggunakan pupuk non subsidi, penghasilan dan keuntungan mereka bertambah sehingga ikut meningkatkan pendapatan,” kata dia.
Adapun kinerja program Makmur hingga Oktober 2023, terealisasi di atas lahan 306.775 hektare pada 90.632 petani. Dari seluruh peserta program itu, tercatat peningkatan produktivitas beberapa tanaman pertanian seperti padi 14 persen atau menjadi 6,5 ton per Ha dari sebelumnya 5,7 ton per hektar.
Jambore Makmur juga menjadi upaya Pupuk Indonesia pada program regenerasi petani nasional. “Kegiatan itu untuk mengubah persepsi sektor pertanian menjadi sektor yang menarik dan menjanjikan,” kata dia.
Effran Kurniawan