Bandar Lampung (Lampost.co) —Negara Asean menjadi penyumbang nilai investasi untuk Penanan Modal Asing (PMA) terbesar di Provinsi Lampung.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Lampung, Yudhi Alfadri mengatakan negara Asean merupakan negara terbesar nilai investasinya.
“Itu (Asean) yang paling banyak investasinya sampai sekarang terutama untuk Singapura dan Malaysia,” ujar Yudhi, Selasa 22 Agustus 2023.
Terutama dengan adanya kerjasama segitiga pertumbuhan yaitu Indonesia – Malaysia – Thailand, yang bertujuan untuk terus mendorong pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran masyarakat di tiga negara, melalui peningkatan perdagangan dan investasi.
“Sampai dengan pertengahan tahun ini di triwulan kedua semester pertama tahun 2023 trennya bagus, mudah-mudahan sampai akhir tahun tetap seperti itu,” kata dia.
Ia menjelaskan, nilai realisasi investasi semester I PMA Provinsi Lampung sebesar Rp1,9 Triliun, tumbuh 87,37 (y on y), berada di peringkat 6 Sumatera dan peringkat 23 nasional dengan 270 proyek dengan penyerapan tenaga kerja 2.195 TKI dan 13 TKA.
Sementara terhadap negara Asean antara lain Malaysia, Singapura dan Thailand, terhitung sejak Januari hingga Juni 2023 ini realisasi PMA-nya antara lain, Malaysia Rp541 miliar, Singapura Rp825 miliar dan Thailand sebesar Rp319 juta.
“Untuk jenis usahanya terutama di Lampung yaitu di sektor pertanian dan perkebunan karena memang Pemprov Lampung lebih mendorong kedua sektor tersebut,” kata dia.
Untuk meningkatkan nilai investasi di Lampung, pihaknya menginformasikan bahwa Pemprov terbuka bagi siapapun yang ingin berinvestasi, dengan memberikan jaminan kemudahan dan keamanan bagi para investor yang masuk.
“Kalau memang ada yang minat kami berikan kemudahan-kemudahan arahan pak Gub kemarin seperti itu, supaya para investor yakin bahwa Lampung merupakan tempat yang menjanjikan untuk melakukan kegiatan investasi,” ujar dia.
Sementara Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan arus investasi ke ASEAN pada 2022 tumbuh 5 persen melampaui level global dan negara-negara maju.
Menurut Bahlil meningkatnya arus investasi ke Asia Tenggara yang bahkan sampai 5 persen itu, melampaui level global dan negara maju yang hanya sekitar 4 persen. Itu artinya menteri di Asia Tenggara telah berhasil dalam hal menarik investasi. (DET)
Nurjanah