Bandar Lampung (Lampost.co) — Pemerintah Provinsi Lampung mengusulkan satu desa antikorupsi dari tiap kabupaten yang ada di Lampung. Usulan tersebut dilakukan karena Provinsi Lampung menjadi salah satu dari 10 provinsi di Indonesia yang dipilih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai percontohan antikorupsi.
Inspektur Provinsi Lampung Freddy mengatakan saat ini Provinsi Lampung telah memilih satu percontohan desa antikorupsi yakni Desa Hanura, Kabupaten Pesawaran. Namun pihaknya akan menambahkan lagi untuk diusulkan pada 2024 mendatang.
“Untuk desa anti korupsi kami sudah ada Desa Hanura, tapi untuk program 2024 ini memang kami siapkan satu desa dari tiap kabupaten yang mana sudah dipersiapkan pada 2023 ini,” kata Freddy saat ditemui di Kantor Kominfotik Provinsi Lampung, Rabu, 15 Maret 2023.
Dia mengatakan pada Mei 2023 mendatang akan ada bimbingan teknis (bimtek) desa dari Dinas PMDT Inspektorat dan Widyaiswara.
“Bimtek ini untuk mengarahkan pada desa yang akan diajukan sebagai percontohan desa antikorupsi, nanti setelah bimtek di desa, akan dilanjutkan dengan bimtek ke kabupaten,” kata dia.
Meskipun saat ini masih bersifat persiapan, pihaknya mengatakan untuk desa yang dipilih bisa dari kabupaten yang mengajukan atau Inspektorat Provinsi Lampung yang memilih. Sebab harus dilihat bagaimana desa paham mengelola smart village dan sudah kelola E-samdes.
“Karena ini kan sifatnya pelayanan dan aspek penilaian harus ditentukan. Jadi ini masih dalam tahap provinsi yang menilai, tapi yang jelas desa yang dipilih harus sudah maju baik dari pemahaman teknologi, penguatan sosialisasi e-samdes atau smart village,” kata dia.
Sekretaris Dinas PMTD Provinsi Lampung I Wayan Gunawan mengatakan desa yang berpotensi dengan pengelolaan smart village sekitar 1.700 desa. Kategori ini berjenjang mulai dari pemula, berkembang hingga explain.
“Yang berpotensi dilihat dari dari basis pengambilan, misal berpotensi dari segi kemajuan teknologi. Memang saat ini ada lebih dari 2.400 desa di Lampung dan sisa desa yang belum masuk ketegori tergantung kualitas desanya,” kata dia.
Deni Zulniyadi