Mesuji (Lampost.co) — Sepanjang 429 km atau 76,3 persen ruas jalan di Kabupaten Mesuji rusak.
Hal itu diungkapkan Penjabat Bupati Mesuji Sulpakar dalam agenda musyawarah rencana pembangunan (RKPD) 2024 di Taman Keanekaragaman hayati, Desa Mekar Jaya, Kecamatan Tanjung Raya, Mesuji, Senin, 27 Maret 2023.
Sulpakar menerangkan dari total panjang jalan kabupaten sepanjang 563 km, pada 2022 hanya terdapat kondisi jalan baik dan sedang sepanjang 133 km dengan tingkat kemantapan sebesar 23,7 persen.
“Sehingga pada 2023 ini, Pemerintah Mesuji melalui APBD Kabupaten telah menargetkan perbaikan jalan kabupaten dengan perkerasan beton sepanjang 30,450 km yang tersebar di seluruh kecamatan yang ada di Mesuji. Sehingga diharapkan pada akhir 2023 secara bertahap kemantapan jalan kabupaten dapat meningkat menjadi 29,11 persen atau mengalami kenaikan 5,41 persen,” kata Sulpakar.
Akibat buruknya kondisi jalan ini, berdampak banyak terhadap perekonomian masyarakat. Mulai dari tingginya biaya pertanian di Mesuji, hingga tingginya biaya hidup masyarakat karena naiknya harga bahan pokok.
“Saya punya sawah 1 hektare, saya harus keluarkan anggaran hingga Rp2.000.000 lebih hanya untuk keluarkan hasil panen karena buruknya kondisi jalan,” kata Timbul, petani asal Mesuji Timur.
Hal serupa juga diutarakan oleh Heri, warga Desa Tirtalaga, Kecamatan Mesuji. Heri mengatakan jika harga bahan pangan banyak naik di desanya dengan alasan buruknya kondisi jalan hingga mendongkrak ongkos angkut. “Air isi ulang saja di sini mahal, kalau di Simpang Pematang paling Rp5000 per galon, kalo di sini bisa sampai Rp.10.000 lebih. Buruknya kondisi jalan tentu sangat berpengaruh banyak terhadap perekonomian kami,” kata Heri
Deni Zulniyadi