Kotabumi (lampost.co)–Warga Kotabumi, Lampung Utara mengeluhkan tingginya harga beras yang dijual di pasaran maupun warung-warung eceran. Berdasarkan keteranga beberapa warga, harga beras tinggi disebabkan minimnya pasokan ang masuk ke Kotabumi.
Salah satu warga Kotabumi, Andri mrngatakan harga beras merangkak naik rata-rata kisaran Rp 1.000 hingga Rp 2.000 per sak (10 kg) di pasaran. Kenaikan harga mencakup seluruh jenis dan kualitas beras yang ada di pasaran, termasuk yang berkualitas premium seperti kembang kol dan UBK.
Saat ini, harga untuk kualitas premium seperti kembang kol berkisar antara Rp136.000 per 10 kg hingga Rp137.000 per 10 kg, naik dari sebelumnya yang hanya Rp135.000 per kg. Kenaikan ini mencapai Rp1.000 hingga Rp2.000 per 10 kg.
Untuk jenis beras premium, kenaikan harga mencapai Rp2.000 per 10 kg. Sebagai contoh, merk kembang kol yang sebelumnya dijual seharga Rp133.000 per sak (10 kg), kini mencapai Rp135.000 per sak; sementara beras HP naik dari Rp123.000 per sak menjadi Rp125.000 per sak.
Sementara itu, untuk merk UBK, harganya kini berkisar antara Rp123.000 per 10 kg hingga Rp124.000 per 10 kg, meningkat dari harga sebelumnya yaitu Rp122.000 per 10 kg.
“Kami tidak terlalu paham tentang alasan pastinya. Yang kami tahu, distribusi dari pemasok memang seperti ini,” kata Andri saat ditemui Lampost.co di rumahnya pada Kamis, 31 Agustus 2023.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH) Lampung Utara, Tommy Suciadi menyebut bahwa kenaikan harga beras bukan dampak dari fenomena el-Nino.Sebab sebagian besar lahan persawahan atau lumbung padi di Lampung Utara mengandalkan sistem irigasi dari Sungai Way Rarem.
“Kami tetap aman, sebagian besar areal persawahan dilalui oleh jalur irigasi. Kemungkinan hanya di daerah dataran tinggi atau kering seperti Tanjung Raja, Abung Tinggi, dan Bukit Kemuning yang mungkin terpengaruh. Namun, dampaknya tidak signifikan karena lahan persawahan di daerah ini memang terbatas,” tambahnya.
Putri Purnama