Kalianda (Lampost.co) — Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (DTPH-Bun) Kabupaten Lampung Selatan menyatakan program gerakan nasional tanam padi di Lampung Selatan hanya 700 hektare dari 1.338 hektare. Hal ini karena terkendala air yang kurang sehingga tidak mencukupi untuk penanaman padi.
“Di Lampung Selatan tidak bisa semua tertanam padi dalam program gerakan nasional. Karena persediaan air berkurang baik sumbur bor maupun air dari pegunungan, pada musim kemarau ini debitnya berkurang,” ujar Kepala Bidang Tanaman Pangan DTPH-Bun Lampung Selatan Eka Saputera, Minggu, 29 Oktober 2023.
Menurut dia, diperkirakan pada musim penghujan nanti baru dapat dilakukan penanaman kembali. Untuk musim kemarau kali ini banyak faktornya seperti debit air sumur bor berkurang, begitu juga air pegunungan.
“Bahkan untuk pemakaian sumur bor, arus listrik pun kerap kali naik turun tegangannya. Sehingga sangat mempengaruhi saat melakukan penyedotan air,” katanya.
Mengenai berapa luas tanaman padi yang gagal panen (puso) akibat musim kemarau, Eka Saputera menjelaskan terdapat sekitar 1.300 hektare. Sementara tanaman padi sudah banyak yang panen. “Kini tinggal lahan di Kecamatan Palas dan Sragi yang belum panen,” jelasnya.
Ricky Marly