Bandar Lampung – Informasi bantuan yang diterima pondok pesantren di Bandar Lampung dipastikan hoaks. Hal tersebut diakui Ahmad Dimyathi yang menjadi dalang penyebar berita bohong tersebut. Untuk itu, pengasuh ponpes di Lampung Tengah tersebut pun menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh kiyai dan ustadz pengasuh ponpes di Bandar Lampung.
Permintaan maaf itu disampaikan langsung kepada Ketua Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) Bandar Lampung, KH Ismail Zulkarnain, bersama sejumlah kiyai.
“Saya datang ke pengasuh Ponpes Riyadhus Sholihin sekaligus Ketua FKPP Bandar Lampung, untuk silaturahmi dan tabayyun, serta menghaturkan banyak permintaan maaf, baik kepada abah maupun para kiyai di Bandar Lampung tentang berita pesantren fiktif yang pernah tersebar,” kata Dimyathi, di Ponpes Riyadhus Solihin, Selasa, 4 April 2023.
Dia mengaku tidak memiliki niat menyerang seluruh ponpes di Bandar Lampung. Namun, hanya sedang terbawa emosi terhadap seseorang yang ternyata justru meluas kepada seluruh ponpes di Kota Tapis Berseri.
“Berita itu tidak ada tendensi menyerang semua pesantren di Bandar Lampung. Itu saya yang salah, fokusnya ke satu orang tapi semuanya jadi ikutan. Gara-gara emosi dengan satu orang akhirnya merepotkan para kiyai dan ustaz sekalian,” ujarnya.
Menurutnya, Bandar Lampung terdapat guru, senior, hingga juniornya. Untuk itu, dia mengaku tidak ingin menyerang secara umum. Untuk itu, dia pun meminta maaf atas kesalahan tersebut.
“Saya menyampaikan permintaan maaf sebesar-besarnya kepada Abah Ismail dan kiyai serta ustadz karena kesalahan lidah saya ini merugikan dan merepotkan semua pihak. Saya datang ke sini dengan kerendahan hati, mau dimarahin pun saya terima, karena saya salah,” ujarnya.
Seluruh Ponpes di Bandar Lampung Berizin
Sementara itu, Ketua FKPP Bandar Lampung, Ismail Zulkarnain, mengatakan pihaknya menerima permohonan maaf Dimyathi. Meski beberapa waktu belakangan ini FKPP dibuat repot atas ulahnya, tetapi hal itu diikhlaskan.
“dia minta maaf, kami maafkan karena sebagai orang Islam, kalau ada yang minta maaf harus dimaafkan. Orang yang jahat jangan dibalas jahat. Kalau ke jalur hukum nanti panjang ceritanya. Kami maafkan lah,” kata Ismail.
Dia menjelaskan, pihaknya menganggap persoalan itu selesai karena Ahmad Dimyathi mengakui perbuatannya yang menyebarkan berita bohong.
“Dia menyatakan berita pesantren fiktif itu datangnya dari dia dan itu hoaks. Kalau pakai jalur hukum, kami bisa melaporkan ke Polda soal berita hoaks yang meresahkan masyarakat dan kiyai, seolah kiyai makan uang haram,” kata dia.
Menurut dia, seluruh Ponpes yang tergabung di FKPP Bandar Lampung memiliki izin resmi, santri dan ada proses belajar mengajar. Untuk itu, tidak ada ponpes fiktif yang menerima bantuan dana dari Pemkot Bandar Lampung.
Bantuan dari Pemkot itu berupa dana Rp12 juta per tahun. Meski dana itu terbilang tidak besar, namun sangat diapresiasi para kiyai pengasuh Ponpes. Sebab, hal itu menandakan kepedulian Pemkot terhadap pondok pesantren.
“Wali Kota Bandar Lampung dengan kondisi APBD sulit karena kondisi pandemi Covid-19, masih memikirkan dan peduli terhadap kiyai. Jadi kami merasa senang ada yang peduli, tetapi malah dihantam berita hoaks. Kan kasihan orang niatnya baik,” kata dia.
Untuk itu, dia berharap kejadian tersebut tidak terulang kembali dan jangan ada lagi orang, terlebih tokoh agama yang membuat pernyataan menyesatkan dan menyebarkan berita bohong.
Effran Kurniawan