Bandar Lampung (Lampost.co) — Muslim (33) dan Mutiani (33) tengah merasakan kebahagiaan setelah anaknya sukses melewati operasi pemisahan kembar siam (xypho-omphalophagus conjoined twins).
Pasangan asal Desa Karangsari, Kecamatan Bunga Mayang, Lampung Utara, itu turut menangis haru karena melihat badan anaknya yang selama 13 bulan terakhir berdempetan kini bisa terpisah.
Muslim menceritakan keluarganya harus menerima takdir bersama sang istri saat 13 bulan lalu janin yang akan dilahirkan harus melalui operasi caesar karena bayi kembar dempet.
“Ini kelahiran yang ketiga dan kami bahagia saat mengetahui jika anak yang dikandung itu kembar. Namun, sayangnya dokter menginfokan calon anak kami kembar siam,” kata pria yang bekerja sebagai sopir itu, saat ditemui di ruang tunggu Instalasi Anastesi Dan Intensif Terpadu ICU, ICCU dan PICU RSUD Abdul Moeloek, Kamis, 16 Maret 2023.
Kendati demikian, mereka tidak pernah menyesali yang terjadi itu. Setelah lahir dalam kondisi kembar siam, bayinya pun langsung dilarikan ke RSUDAM dan sejak lahir hingga usia 13 bulan mendapatkan perawatan intensif.
“Kemudian akhirnya diberikan tindakan pemisahan terhadap putrinya itu,” kata pria itu sambil mengusap kedua matanya yang tertutup.
Sementara sang istri, Mutiani, mengaku tidak pernah kesulitan merawat anak ketiganya itu sejak lahir. Sebab, kondisi anak tetap sehat dan justru dirinya yang sakit dan sulit makan.
“Dedek mau minum susu formula, malah saya yang tidak mau makan dan minum karena memang syok melihat kondisi bayi yang terhimpit di bagian perut,” kata wanita itu yang berkata secara terbata-bata dengan air mata yang tak dapat dibendung.
Kendati kembar siam, sang bayi diakui tidak rewel, panas, tetap tidur malem dan bangun pagi dengan keadaan nyaman. Kondisi itu makin membaik setelah RSUDAM bekerjasama dengan tim RS dr. Soetomo Surabaya untuk melakukan tindakan operasi pemisahan kembar siam.
“Sedih saat liat kondisi si kembar, tapi Alhamdulillah sekarang sudah pisah. Alhamdulillah kondisinya stabil,” katanya.
Effran Kurniawan