Pesawaran (Lampost.co)–Keluarga MA (17), seorang pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Al-Hikmah, Kalirejo, Lampung Tengah yang tewas secara tidak wajar usai mengikuti ekstrakurikuler, minta keadilan ditegakkan.
Ibu korban, Yusniar mengatakan cukup terpukul dengan kepergian anak semata wayangnya itu. Terlebih, anaknya meninggal dengan penuh luka lebam di sekujur tubuhnya.
“Kami pihak keluarga, terlebih saya, untuk pelaku bertanggung jawab atas kematian anak saya dan diberikan hukuman yang setimpal sesuai hukum yang berlaku di Indonesia,” kata dia kepada Lampost.co usai proses ekshumasi dan autopsi jenazah di TPU Gebang Induk. Kamis, 8 Juni 2023.
Yusniar mengatakan baru mengetahui anaknya meninggal saat tiba di Rumah Sakit Kartini Kalirejo. Sebelumnya pihak sekolah menghubungi keluarga dan mengatakan bahwa korban MA sakit, bukan menjnggal dunia.
Setibanya di rumah sakit, anaknya sudah terbujur kaku diatas ranjang pasien dengan posisi tertutup kain. Hanya bagian kepala hingga leher yang terlihat saat itu.
“Awalnya saya dibohongi kalo anak saya sakit, ternyata meninggal. Meninggalnya juga dengan keadaan mengenaskan, karena di fisiknya, mukanya lebam, giginya hilang satu, keluar darah dari kemaluannya juga,” kata Yusniar.
Menurut keterangan Yusniar, pihak SMK Al-Hikmah dan RS Kartini Kalirejo kompak memberikan pernyataan bahwa putranya meninggal akibat infeksi pembuluh darah. Namun hal itu tidak sesuai dengan kondisi fisik anaknya sebelum dimakamkan.
“Keterangan dari sekolah dan rumah sakit ngomongnya sakit perut, terus dia kena infeksi akhirnya meninggal. Tapi apa iya infeksi sampai bisa giginya patah, sampai perutnya lebam semua? Terus dokternya bilang nggak tahu kalau giginya lepas satu, katanya nggak diperiksa,” kata dia.
Atas kejanggalan-kejanggalan itu, akhirnya pihak keluarga melaporkan kematian MA ke Mapolres Lampung Tengah. Keluarga berharap seluruh pihak yang terlibat atas kematian sang anak, diusut tuntas.
“Siapapun itu, baik pihak sekolah maupun rumah sakit semua harus diberikan keadilan seadil-adilnya. Karena telah menyebabkan anak saya meninggal dengan tidak wajar,” ujar Yusniar.