Bandar Lampung (Lampost.co)— Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura (DKPTPH) Provinsi Lampung menyusun rangkaian langkah antisipasi untuk menghadapi musim kemarau 2023 yang diprediksi akan lebih panjang dan kering.
Kepala DKPTPH, melalui Kepala Bidang (Kabid) Tanaman Pangan, Ida Rachmawati, mengatakan hal tersebut dimaksudkan untuk mengamankan produksi tanaman pangan pada musim 2023.
“Kami sudah sampaikan surat edaran ke dinas pertanian kabupaten/kota untuk melakukan antisipasi sejak dini, yaitu sudah sejak Maret,” ujarnya, Jum’at, 05 Mei 2023.
Pihaknya akan melakukan koordinasi aktif dengan instansi lain terkait sistem pengairan, perbaikan drainase, optimalisasi infrastruktur, penyiapan pompa, dan penerapan teknologi hemat air.
Selain itu, petani gagal panen atau puso akibat terdampak kekeringan akan difasilitasi Asuransi Usahatani Padi (AUTP).
“Untuk irigasi di atas 3000 Hektare kami koordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), kalau untuk luasan di bawah itu dengan dinas pengairan kabupaten/kota. Ada juga AUTP bagi yang puso karena kekeringan,” jelasnya.
Strategi percepatan tanam serta maksimalisasi capaian target luas tanam musim tanam April-September 2023 turut dilakukan sebagai antisipasi.
Dinas kabupaten/kota diinstruksikan untuk memastikan kesiapan sarana produksi (saprodi), alat mesin pertanian (alsintan), sarana pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) maupun penanganan dampak perubahan iklim dan penanganan panen serta pasar.
Ida menyebut percepatan pertanaman padi terus didorong terutama untuk daerah-daerah dengan lahan tadah hujan yang masih memiliki curah hujan tinggi.
“Daerah-daerah yang masih punya curah hujan tinggi ini didorong supaya memaksimalkan pertanaman pangan khususnya padi,” kata dia.
Dari sisi kualitas saprodi benih, Ida mengimbau agar petani memanfaatkan benih insitu. Penggunaan benih toleran kekeringan sangatlah dianjurkan, seperti varietas inpago 5, inpago 8, inpago 9, inpago 10, inpari 10 laeya, rindang 1 agritan, rindang 2 agritan, dan varietas lokal sejenisnya yang tahan OPT endemis.
“Keberadaan sumur pompa, sumur suntik, biopori, embung, dan long storage yang mendukung ketersediaan air itu juga harus dimanfaatkan secara optimal dan bijak,” pungkasnya.
Nurjanah