Jakarta (Lampost.co) — Generasi muda harus mampu mengambil peran menciptakan kontrol sosial dengan meningkatkan literasi digital di tengah cepatnya perkembangan teknologi informasi di era globalisasi saat ini.
“Generasi muda merupakan kelompok yang mampu berpikir kritis, memiliki wawasan, pengetahuan, keterampilan serta nilai-nilai yang dapat menjadi dasar untuk mengontrol dampak berbagai perubahan yang terjadi saat ini,” kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat secara daring dalam acara Temu Tokoh MPR RI di depan para mahasiswa dan civitas academica Universitas Muria Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Kamis 23 November 2023.
Catatan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada Mei 2023, menyimpulkan bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 215 juta jiwa, atau naik sebesar 1,17% jika dibandingkan dengan tahun 2022.
Berdasarkan usia pengguna, internet paling banyak digunakan masyarakat berusia 13-18 tahun yakni mencapai 98,2%.
Berdasarkan catatan tersebut, Lestari berpendapat, wajar bila harapan besar ditujukan kepada generasi muda untuk mampu mengendalikan diri menghadapi dampak hadirnya teknologi informasi.
Baca juga : Rerie: Bangga Produk Lokal Bagian Upaya Membangun Kemandirian Bangsa
Menurut dia, diperlukan literasi digital yang memadai bagi generasi muda untuk mengimbangi perkembangan teknologi informasi di era globalisasi.
Bahkan sejak 2018, tambah Rerie, sapaan akrab Lestari, International Conference on Education and Technology, sudah mengajak pelajar dan mahasiswa untuk menyikapi perkembangan teknologi informasi dengan meningkatkan literasi digital.
Teknologi informasi yang sebagian besar penggunanya adalah generasi muda itu, menurut Rerie, bisa digunakan dalam proses belajar dan mengajar, tetapi juga dijadikan bagian dari gaya hidup. “Sehingga teknologi informasi bisa bermanfaat secara positif, di sisi lain juga berpotensi menghadirkan efek negatif,” ujarnya.
Rerie mengungkapkan tidak lama lagi Indonesia akan menghadapi pesta demokrasi dan banyak pihak berpotensi melontarkan hoax, pelajar dan mahasiswa harus terus membekali diri dengan literasi digital yang baik.
Apalagi, tambah dia, mahasiswa Universitas Muria Kudus, lekat dengan nilai-nilai spiritualitas dan budaya terutama solidaritas dan persaudaraan yang sudah dipraktikan sejak masa lalu.
Demikian juga, ujar Rerie, dengan pemahaman terhadap nilai-nilai kebangsaan warisan para pendiri bangsa yang terkandung dalam empat konsensus kebangsaan seperti Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Sebagai generasi penerus dan warga Kudus, ujar Rerie, para mahasiswa juga mewarisi kebijaksanaan, kesalehan dan kesederhanaan Sunan Muria.
Selain itu, tambah Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu, teladan dari Sunan Muria adalah kemampuan menjaga tatanan sosial, melestarikan kekayaan intelektual budaya seperti batik, menjadi model untuk menata potensi sebagai mahasiswa yang mampu berpikir kritis serta sanggup berperilaku setara dan adil.
Dengan fondasi nilai tersebut, tegas Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, generasi muda diharapkan tidak tenggelam dalam arus informasi melainkan mengoptimalkan teknologi informasi sebagai wahana untuk mengembangkan potensi diri dan berbagai potensi daerah serta potensi bangsa.
Atika Oktaria