Metro (Lampost.co) — Pemerintah Kota (Pemkot) Metro melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) menyebut penerapan kurikulum merdeka belajar merupakan penunjang terbentuknya Metro sebagai kota literasi.
Kepala Disdikbud Kota Metro, Suwandi mengatakan, dalam metode kurikulum merdeka belajar akan dititikberatkan pada literatur dan numerasi.
“Metro ini hasil rapor pendidikan sudah cukup baik. Bahkan capaian literasi sudah mencapai 80 persen dan itu yang menilai dari Kementerian Pendidikan langsung. Oleh karena itu, Metro juga menjadi literasi terbaik se-Provinsi Lampung,” kata dia, Jumat, 13 Oktober 2023.
Dia menambahkan, untuk mencapai 100 persen tersebut hanya tinggal melakukan intervensi lagi. Dimana melakukan langkah-langkah supaya literasi bisa maksimal.
“Ada beberapa kriteria penilaian dari penyelenggaraan pendidikan dan dinilai oleh kementerian melalui proses asesmen nasional. Nah, hasil produknya ialah rapor pendidikan hingga mendapatkan predikat 100 persen,” tambahnya.
Sementara untuk menunjang itu semua, Dinas telah melakukan imbauan dan menerapkan jam belajar di rumah yang telah diatur oleh peraturan daerah (Perda).
“Kita sudah ada Perda jam belajar masyarakat. Dari tahun 2013 sudah diterbitkan itu. Mulai jam 19.00-21.00 WIB itu merupakan jam wajib belajar dan dibimbing oleh orang tua,” ujarnya.
“Itu juga mendorong sebagai kota literasi. Ditambah lagi regulasi yang diperkuat dan gerakan komponen yang ada untuk mendorong Metro sebagai kota pendidikan, sehingga kota literasi bisa terwujud dengan baik,” lanjutnya.
Menurutnya, langkah kedepannya, selain regulasi ini pihaknya akan memperkuat SDM untuk mengimplementasikan kebijakan pemerintah. Terutama pada jajaran dinas pendidikan dan seluruh guru di satuan pendidikan.
“Tujuannya agar selalu meningkatkan kompetensinya supaya bisa mengimplementasikan dan bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan,” pungkasnya.
Ricky Marly