Jakarta (Lampost.co) — Sedikitnya tujuh orang tewas dan 15 lain luka-luka ketika ledakan bunuh diri terjadi di suatu masjid minoritas syiah di Afghanistan utara pada Jumat (13/10). Ini dikatakan pemerintah Taliban.
Jumlah ledakan bom dan serangan bunuh diri telah berkurang drastis sejak Taliban mengakhiri pemberontakan mereka setelah merebut kekuasaan pada Agustus 2021 dengan menggulingkan pemerintah yang didukung AS. Namun sejumlah kelompok bersenjata–termasuk cabang regional organisasi ISIS– masih menjadi ancaman.
Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan tersebut. Ledakan terjadi saat jemaah syiah sedang berkumpul untuk salat Jumat di masjid Imam Zaman di Pol-i-Khomri, ibu kota provinsi Baghlan.
“Pasukan keamanan dan investigasi pergi ke lokasi kejadian untuk menyelidiki insiden memilukan ini terjadi,” kata kepala informasi dan media provinsi Mustafa Asadullah Hashimi. “Investigasi masih berlangsung,” katanya dalam pernyataan yang mengonfirmasikan korban jiwa, dikutip dari Mediaindonesia.com, Sabtu, 14 Oktober 2023.
Seorang sumber di Rumah Sakit Provinsi Baghlan–yang meminta tidak disebutkan namanya–menyebutkan jumlah korban lebih banyak. Sejauh ini 19 jenazah dan 40 pasien yang terluka dibawa ke rumah sakit tersebut. “Beberapa korban tewas dan terluka juga dibawa ke rumah sakit swasta lain,” kata dia kepada AFP.
Warga setempat, Abdul Hamid, mengatakan dia mendengar, “suara mengerikan,” saat bom meledak. “Setelah ledakan, sejumlah besar korban tewas dan terluka dilarikan ke rumah sakit,” kata dia. “Situasinya tidak baik sama sekali.”
Warga setempat lain mengatakan pasukan keamanan sedang mengusir orang-orang dari daerah tersebut.
Ketakutan dan Kebingungan
Seorang warga yang takut ayah dan saudara laki-lakinya berada di zona ledakan berusaha mencari tahu nasib mereka. “Situasi di sekitar rumah sakit sangat buruk. Semua orang berusaha mencari anggota keluarganya tetapi tidak ada seorang pun yang diizinkan masuk ke dalam rumah sakit,” katanya kepada AFP, yang juga berbicara secara anonim.
Cabang regional kelompok Negara Islam (ISIS) di masa lalu menargetkan kelompok syiah yang mereka anggap sesat. Taliban dan ISIS menganut ideologi Suni yang keras, tetapi penguasa baru Kabul telah berjanji melindungi etnis dan agama minoritas. ISIS juga berupaya mendirikan kekhalifahan global–kerajaan Islam–alih-alih tujuan Taliban yang lebih sederhana yaitu memerintah Afghanistan yang merdeka dan memiliki ikatan formal dengan negara lain.
Sejak Taliban kembali ke pemerintahan, ISIS telah melancarkan serangan terhadap misi diplomatik di Kabul dan gedung kementerian serta membunuh dua gubernur. Mereka juga disalahkan atas pengeboman ruang belajar di lingkungan minoritas syiah di ibu kota pada September 2022. Ini menewaskan sedikitnya 53 orang, termasuk 46 anak perempuan dan perempuan muda, menurut PBB.
ISIS berupaya memprovokasi konflik sektarian dan mengacaukan stabilitas kawasan. Sejak 2022 ISIS melakukan lebih dari 190 bom bunuh diri, yangmenyebabkan sekitar 1.300 orang terluka atau tewas, menurut laporan Dewan Keamanan PBB pada Mei. Kehadiran pejuang ISIS di Afghanistan juga memicu ketegangan dengan negara tetangga Pakistan. Pakistan mengklaim ISIS melintasi perbatasan untuk menyerang sasaran di wilayahnya.
Deni Zulniyadi